Minggu, 5 Oktober 2025

Profesor di Yaman Ditembak Mati saat Berjalan, Sempat Kritik Kelompok Houthi di Medsos

Seorang profesor di Universitas Sana'a, Yaman, ditembak mati oleh sekelompok orang bersenjata pada Rabu (4/8/2021) malam waktu setempat.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Hani Al-Ansi / dpa
16 Maret 2019, Yaman, Sanaa: Pejuang militan Houthi memegang senjata mereka dan meneriakkan slogan-slogan selama pertemuan yang bertujuan untuk memobilisasi lebih banyak pejuang sebelum menuju ke medan perang. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang profesor di Universitas Sana'a, Yaman, ditembak mati oleh sekelompok orang bersenjata pada Rabu (4/8/2021) malam waktu setempat.

Menurut keterangan warga, profesor bernama Mohammed Ali Naeem itu ditembak saat berjalan keluar dari rumah seorang temannya.

Dilansir Arab News, Mohammed Ali Naeem bekerja di Departemen Teknik dan Arsitektur di Universitas Sana'a. 

Dia dinyatakan meninggal di rumah sakit setelah serangan di Jalan Tunisia di Kota Sana'a.

Baca juga: Penggunaan Uang Digital di Arab Saudi Meningkat 75 Persen dalam Setahun Terakhir

Baca juga: Pertempuran Jalanan Berkecamuk di Laskhar Gah, AS dan Inggris Tuduh Taliban Bantai Warga Sipil

Seorang pejuang yang setia kepada militan Houthi Yaman berjaga-jaga selama unjuk rasa memperingati kematian Imam Syiah Zaid bin Ali di ibu kota Sanaa, pada 14 September 2020.
Seorang pejuang yang setia kepada militan Houthi Yaman berjaga-jaga selama unjuk rasa memperingati kematian Imam Syiah Zaid bin Ali di ibu kota Sanaa, pada 14 September 2020. (Mohammed HUWAIS / AFP)

Pembunuhan itu terjadi beberapa jam setelah dia menulis postingan di media sosial.

Dalam unggahannya itu, Ali Naeem menuntut Houthi dan pemerintah Yaman menaikkan gaji karyawan.

Mohammed Ali Naeem juga mengeluhkan depresi mata uang riyal Yaman dan kenaikan harga bahan pokok.

"Kami menuntut pemerintah Sana'a dan Aden menaikkan gaji," tulisnya di Facebook.

Kritikan juga dia sampaikan melalui postingan terpisah dan mengatakan "Revolusi masih berlangsung."

Pegawai negeri di Kota Sana'a dan wilayah yang dikuasai Houthi belum menerima pembayaran gaji sejak akhir 2016.

Itu terjadi ketika pemberontak yang didukung Iran ini berhenti membayar gaji sebagai tanggapan atas relokasi presiden Yaman dari kantor pusat bank sentral dari Sana'a ke Aden.

Pembunuhan ini adalah yang terbaru dalam serangkaian kasus penembakan lain.

Diduga aksi ini dilakukan pejabat senior Houthi dan diarahkan kepada pembangkang serta musuh.

Tahun lalu, sekelompok orang bersenjata membunuh Hassan Zaid, menteri olahraga dan pemuda di kabinet Houthi.

"Tidak ada yang bisa bebas berkeliaran di sekitar Sana'a membawa senjata selain pendukung gerakan Houthi," kata Sami Noaman, jurnalis Yaman dan mantan tahanan Houthi.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved