Sabtu, 4 Oktober 2025

Taliban Tak Mau Monopoli Kekuasaan di Afghanistan, Tapi Ingin Presiden Ashraf Ghani Disingkirkan

Taliban menyatakan tak ingin monopoli kekuasaan, namun ingin pemerintahan Afghanistan yang diterima semua pihak dan Presiden Ashraf Ghani disingkirkan

Editor: hasanah samhudi
Dimitar DILKOFF / AFP
Pemimpin gerakan dan perunding Taliban Abdul Latif Mansoor (kanan), Shahabuddin Delawar (tengah) dan Suhail Shaheen (kiri) berjalan untuk menghadiri konferensi pers di Moskow pada 9 Juli 2021. 

Ghani sering mengatakan dia akan tetap menjabat sampai pemilihan baru dapat menentukan pemerintahan berikutnya.

Baca juga: Delegasi Pemerintah Afghanistan Bertemu Taliban di Iran

Baca juga: Sebuah Laporan Ungkap Pasukan Afghanistan Rencanakan Serangan Balasan terhadap Taliban

Para pengkritiknya, termasuk yang di luar Taliban, menuduhnya hanya berusaha mempertahankan kekuasaan, menyebabkan perpecahan di antara para pendukung pemerintah.

Akhir pekan lalu, Abdullah memimpin delegasi tingkat tinggi ke ibukota Qatar, Doha, untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Taliban.

Pertemuan itu berakhir dengan janji-janji pembicaraan lebih lanjut, serta perhatian yang lebih besar pada perlindungan warga sipil dan infrastruktur.

Shaheen menyebut pembicaraan itu awal yang baik. Namun dia mengatakan tuntutan berulang kali pemerintah untuk gencatan senjata sementara Ghani tetap berkuasa sama saja dengan menuntut penyerahan Taliban.

“Mereka tidak ingin rekonsiliasi tetapi mereka ingin menyerah,” katanya.

Baca juga: Taliban Rebut Perbatasan Utama Afghanistan dengan Tajikistan

Baca juga: Taliban Ingin Terapkan Sistem Islam Asli untuk Mengakhiri Perang Afghanistan

“Sebelum gencatan senjata apa pun, harus ada kesepakatan tentang pemerintahan baru yang dapat diterima oleh kami dan warga Afghanistan lainnya,” katanya. “Maka tidak akan ada perang,” katanya.

Hak-hak Perempuan

Shaheen mengatakan di bawah pemerintahan baru nanti, perempuan akan diizinkan untuk bekerja, pergi ke sekolah, dan berpartisipasi dalam politik tetapi harus mengenakan jilbab.

Dia mengatakan perempuan yang meninggalkan rumah harus didampingi oleh kerabat lelakinya.

Komandan Taliban di distrik yang baru diduduki telah memerintahkan universitas, sekolah dan pasar beroperasi seperti sebelumnya, termasuk dengan partisipasi perempuan dan anak perempuan.

Namun, ada laporan berulang kali dari distrik-distrik yang dikuasai Taliban yang memberlakukan pembatasan keras terhadap perempuan, bahkan membakar sekolah.

Baca juga: Genjatan Senjata 3 Hari yang Disepakati Taliban-Afghanistan untuk Hormati Idul Fitri Mulai Berlaku

Satu video mengerikan yang muncul menunjukkan Taliban membunuh pasukan komando yang ditangkap di Afghanistan utara.

Shaheen mengatakan beberapa komandan Taliban telah mengabaikan perintah kepemimpinan terhadap perilaku represif dan drastis dan bahwa beberapa telah diajukan ke pengadilan militer Taliban dan dihukum, meskipun dia tidak memberikan secara spesifik.

Shaheen mengatakan tidak ada rencana untuk melakukan serangan militer di Kabul dan bahwa Taliban sejauh ini menahan diri untuk mengambil ibu kota provinsi.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved