Minggu, 5 Oktober 2025
Deutsche Welle

Dukungan untuk Taliban Afganistan Meningkat di Pakistan

Abdul Rasheed, seorang warga Pakistan pendukung Taliban berusia 22 tahun, tewas di Afganistan awal bulan ini. Ratusan orang menghadiri…

 

Baru-baru ini video warga Pakistan yang menunjukkan dukungan terhadap Taliban dalam aksi-aksi unjuk rasa beredar di sosial media. Hal ini terjadi di tengah cepatnya ekspansi Taliban jelang penarikan penuh pasukan AS dari Afganistan pada September mendatang.

Tidak hanya meneriakkan slogan-slogan Islamis, warga juga membawa bendera Taliban dalam aksinya. Selain itu, beberapa ulama di berbagai daerah juga meminta dukungan untuk Taliban Afganistan dan menyerukan pengumpulan donasi bagi mereka.

Kepada DW, banyak penduduk lokal dan saksi mata di Kota Quetta dan Distrik Pishin di provinsi Balochistan yang mengakui bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas pro-Taliban di daerah mereka.

"Taliban menerima dukungan di daerah kami, tetapi aksi unjuk rasa tidak akan mungkin terjadi tanpa dukungan dari otoritas negara,” kata seorang penduduk yang tidak ingin disebutkan namanya. "Awalnya, para ulama meminta sumbangan untuk Taliban Afganistan di masjid-masjid; sekarang mereka datang dari pintu ke pintu, mengumpulkan dana untuk ‘jihad Afganistan',” tambahnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Mohsin Dawar, seorang anggota parlemen oposisi di Pakistan. Ia mengatakan bahwa "Taliban masih terus bebas berkeliaran di berbagai wilayah Pakistan, termasuk Quetta.” "Dan ini tidak mungkin terjadi tanpa dukungan negara.”

Merespons hal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, Zahid Hafeez Chuadhary, mengatakan bahwa laporan tentang aksi unjuk rasa pro-Taliban dan seruan permintaan sumbangan sebagai laporan tidak berdasar. "Tuduhan itu tidak berdasar. Tidak ada hal seperti itu yang terjadi,” katanya kepada DW.

‘Pemakaman Taliban' di Pakistan

Pengaruh Taliban di Pakistan juga mendorong para Islamis Pakistan untuk ikut berperang bersama Taliban. Dalam beberapa bulan terakhir, puluhan dari mereka dilaporkan tewas saat berperang melawan pasukan Afganistan, demikian menurut sumber-sumber lokal. Pengumuman dan iklan terkait upacara peringatan bagi mereka yang tewas pun beredar di sosial media.

Seperti di pemakaman Abdul Rasheed, seorang pendukung Taliban berusia 22 tahun, yang tewas di Nangarhar, Afganistan pada awal bulan ini. Muncul laporan bahwa banyak simpatisan meneriakkan slogan-slogan pro-Taliban di pemakamannya, dan ratusan orang mendatangi keluarganya untuk memberi selamat atas "kemartiran” Rasheed.

Menurut Michael Kugelmen, Wakil Direktur dan Senior Associate untuk Asia Selatan di Wilson Center yang berbasis di Washington, pengaruh Pakistan atas Taliban diperoleh bukan hanya karena tempat perlindungan yang diberikan kepada para pemimpin kelompok itu, tetapi juga melalui fasilitas medis yang disediakan bagi para milisi Taliban serta bantuan bagi keluarga mereka.

"Islamabad sebelumnya menyatakan bahwa hubungannya dengan Taliban menempatkan mereka dalam posisi yang bagus untuk memfasilitasi pembicaraan antara pemberontak dan AS, dan baru-baru ini dengan otoritas Afganistan. Namun, ketika mereka mengatakan pengaruhnya terbatas, ini tampaknya bertentangan dengan pesan mereka sendiri,” katanya kepada DW. "Ada dukungan publik untuk Taliban di Pakistan dan selama bertahun-tahun warga Pakistan masih menjadi pejuang sukarela bagi mereka,” tambahnya.

"Kontradiksi kebijakan strategis”

Menurut Amber Rahim Shamsi, seorang jurnalis senior dan analis politik, aksi unjuk rasa pro-Taliban di Pakistan menunjukkan dua hal: "ketidakmampuan negara dan keengganan untuk melawan ekstremisme kekerasan sebagai tindak lanjut usai operasi militer.” "Pemerintah belum berbuat banyak untuk kelompok ekstremis karena kontradiksi politik dan strategi,” ujarnya kepada DW.

"Ini adalah sebuah kontradiksi bahwa pihak berwenang kerap mengatakan satu hal kepada komunitas internasional, tetapi di lapangan kenyataannya berbeda,” jelas Shamsi. "Benar bahwa campur tangan politik komunitas internasional telah memberikan legitimasi kepada Taliban, tapi Pakistan pada akhirnya harus menanggung dampak dari memburuknya situasi di Afganistan,” tambahnya.

Dalam kesempatan terpisah, Qamar Cheema, seorang analis politik mengatakan bahwa aksi unjuk rasa pro-Taliban sebagai "pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.” "Di saat yang bersamaan, hal itu juga menunjukkan dukungan terhadap ideologi Taliban di masyarakat Pakistan. Dan pihak berwenang telah gagal melawan narasi mereka,” ujarnya.

Sementara itu, analis Kugelman juga berbagi pandangan yang sama tentang dukungan yang dinikmati Taliban dari masyarakat Pakistan.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved