Senin, 6 Oktober 2025
Deutsche Welle

Presiden Haiti Jovenel Moise Dibunuh di Rumahnya, Situasi Negara Bergejolak

Dengan terbunuhnya Presiden Haiti Jovenel Moise, Plt Perdana Menteri Claude Joseph menyatakan 'keadaan pengepungan' dan menutup bandara…

 

Presiden Haiti, Jovenel Moise, berusia 53 tahun, tewas ditembak di kediaman pribadinya, demikian diumumkan oleh Plt Perdana Menteri Claude Joseph pada Rabu (07&07).

Pihak kediaman presiden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu terjadi sekitar pukul 01:00 dini hari waktu setempat. Ibu negara Martine Moise juga terluka dan langsung dibawa ke rumah sakit.

Plt PM Claude Joseph yang sekarang memimpin negara itu, menyatakan keadaan pengepungan di Haiti dan menutup bandara internasional Port au Prince.

Apa yang diketahui tentang pembunuhan itu?

Pembunuhan dilakukan oleh kelompok komando yang "terkoordinasi dengan baik" dengan "elemen asing," demikian dilaporkan kantor berita AFP, mengutip Plt Perdana Menteri Joseph.

Joseph turun tangan untuk mengisi kekosongan kekuasaan, meskipun ia akan digantikan pekan ini oleh Ariel Henry, seorang ahli bedah saraf.

"Presiden dibunuh di rumahnya oleh orang asing yang berbicara bahasa Inggris dan Spanyol," kata Joseph kepada AFP.

Dia menyebut pembunuhan itu sebagai "tindakan penuh kebencian, tidak manusiawi, dan barbar," dan menambahkan bahwa para pembunuh menggunakan "senjata kaliber tinggi."

Sebuah video bersumber dari pemerintah menunjukkan bahwa orang-orang bersenjata itu masuk ke rumah Moise dan mengaku sebagai agen Administasi Penegakan Narkoba AS (US Drug Enforcement Administration/DEA).

Namun, Duta Besar Haiti untuk AS Bocchit Edmond membantah bahwa "tidak mungkin mereka adalah agen DEA," dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Reuters.

Sementara itu, Ibu Negara Martine Moise yang sedang mendapat perawatan di rumah sakit, berada dalam "kondisi stabil tetapi kritis", kata Edmond. Upaya untuk menerbangkannya ke Miami, Florida, agar mendapat perawatan yang lebih baik menurutnya sedang dilakukan.

Mengapa Haiti dalam krisis?

Jovenel Moise telah memerintah Haiti dengan populasi lebih dari 11 juta orang atas mandat dekrit, sejak pemilihan 2018 ditunda karena serangkaian perselisihan politik. Salah satu perselisihan itu adalah ketika masa jabatan Moise akan berakhir, dengan parlemen dibubarkan sebagai hasilnya.

Banyak orang di negara miskin itu memandang pemerintahan Moise tidak sah karena masa jabatannya secara hukum berakhir pada Februari 2021. Dia melewati tujuh perdana menteri dalam empat tahun dan menghadapi gerakan protes yang kuat.

Para pemimpin oposisi pun menuduh Moise haus kekuasaan. Dengan dua dekrit yang kontroversial, Moise telah membatasi kekuasaan pengadilan untuk melakukan audit atas kontrak pengadaan publik dan menciptakan sebuah badan intelijen yang hanya bertanggung jawab kepada presiden.

Haiti dijadwalkan mengadakan referendum konstitusional pada bulan September atas upaya Moise yang banyak dikritik untuk memperkuat cabang eksekutif. Pemilihan presiden, legislatif dan lokal juga akan diadakan pada bulan September.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved