China Laporkan Kasus Flu Burung H10N3 Pertama pada Manusia
Pria 41 tahun asal Jiangsu, China, dikonfirmasi sebagai kasus pertama virus flu burung varian langka H10N3.
Tetapi sejauh ini, H5N8 hanya menginfeksi unggas.
Strain lainnya, seperti H5N1, H7N9 dan H9N2, diketahui telah menyebar ke manusia.
Rusia melaporkan kasus infeksi manusia ke WHO pertengahan Februari lalu.
"Kami melaporkannya saat kami benar-benar yakin dengan hasil kami," kata Popova di TV pemerintah Rossiya 24.
Belum ada tanda-tanda penularan antar manusia, tambahnya.
"Situasi ini tidak berkembang lebih jauh."

Dalam sebuah email, badan WHO Eropa mengatakan telah diberitahu oleh Rusia tentang kasus infeksi manusia dengan H5N8.
"Informasi awal menunjukkan bahwa kasus yang dilaporkan adalah pekerja yang terpapar kawanan burung," kata email tersebut.
"Mereka asimtomatik dan tidak ada penularan dari manusia ke manusia yang dilaporkan."
"Kami sedang berdiskusi dengan otoritas nasional untuk mengumpulkan lebih banyak informasi dan menilai dampak kesehatan masyarakat dari acara ini," tambah email tersebut.
Mayoritas infeksi flu burung pada manusia dikaitkan kontak langsung dengan unggas hidup atau unggas mati yang terinfeksi.
Makanan yang dimasak dengan benar dianggap aman.
Wabah flu burung seringkali menyebabkan pabrik unggas membunuh unggasnya untuk mencegah penyebaran virus.
Negara pengimpor juga harus memberlakukan pembatasan perdagangan.

Sebagian besar kasus disebarkan oleh unggas liar yang bermigrasi, sehingga negara produsen cenderung menyimpan unggasnya di dalam ruangan atau terlindungi dari kontak dengan satwa liar.