Jumat, 3 Oktober 2025

Olimpiade Tokyo

Jepang Berencana Perpanjang Keadaan Darurat di Tokyo hingga 20 Juni 2021

Jepang berencana memperpanjang keadaan darurat di Tokyo dan beberapa daerah lain sekira tiga pekan, hingga 20 Juni 2021 mendatang, Jumat (28/5/2021).

AFP/CHARLY TRIBALLEAU
Cincin Olimpiade Tokyo 2020 ditampilkan di Tokyo. Kamis (26/3/2020). Presiden Olimpiade Tokyo 2020 Yoshiro Mori hari ini adakan pertemuan untuk membentuk gugus tugas perencanaan Olimpiade. (AFP/CHARLY TRIBALLEAU) 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kabinet Jepang mengumumkan, pemerintah berencana memperpanjang keadaan darurat di Tokyo dan beberapa daerah lain, pada Jumat (28/5/2021).

Rencananya, keadaan darurat yang diberlakukan akan berjalan sekira tiga pekan atau hingga 20 Juni 2021 mendatang.

Kebijakan ini dirancang oleh pemerintah mengingat penyebaran pandemi virus corona di Jepang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

Sementara, Olimpiade Tokyo akan diselenggarakan di Jepang hanya dua bulan lagi.

Melansir Reuters, keadaan darurat di Ibu Kota dan delapan prefektur lainnya telah dijadwalkan berakhir pada 31 Mei.

Tetapi ketegangan pada sistem medis Jepang tetap parah.

Baca juga: Kumamoto Bersiap Diri Menyambut Tim Indonesia di Olimpiade Jepang

Baca juga: Ilmuwan Majalah Ilmiah Inggris Kritik Keras Olimpiade Jepang

Cincin Olimpiade Tokyo 2020 ditampilkan di Tokyo. Kamis (26/3/2020). Presiden Olimpiade Tokyo 2020 Yoshiro Mori hari ini adakan pertemuan untuk membentuk gugus tugas perencanaan Olimpiade. (AFP/CHARLY TRIBALLEAU)
Cincin Olimpiade Tokyo 2020 ditampilkan di Tokyo. Kamis (26/3/2020). Presiden Olimpiade Tokyo 2020 Yoshiro Mori hari ini adakan pertemuan untuk membentuk gugus tugas perencanaan Olimpiade. (AFP/CHARLY TRIBALLEAU) (AFP/CHARLY TRIBALLEAU)

Pulau Okinawa di selatan Jepang sudah berada dalam keadaan darurat yang akan berakhir pada 20 Juni 2021.

Jepang telah melihat rekor jumlah pasien Covid-19 dalam kondisi kritis dalam beberapa hari terakhir, meskipun jumlah infeksi baru telah melambat.

"Di Osaka dan Tokyo, arus orang mulai meningkat, dan ada kekhawatiran bahwa infeksi akan meningkat," ungkap Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura, yang juga memimpin penanggulangan virus corona negara itu, mengatakan pada awal pertemuan dengan para ahli.

Para ahli kemudian menyetujui proposal pemerintah dan Perdana Menteri Yoshihide Suga diharapkan secara resmi mengumumkan keadaan darurat yang diperpanjang pada hari Jumat.

Baca juga: Mau Ikut Tur Olimpiade Jepang? Bayarnya 4,5 Juta Yen Per Orang

Baca juga: Tim Olimpiade AS Tetap Hadir di Olimpiade Tokyo Meski Pemerintah Melarang Warganya ke Jepang

Papan nama JTB sebagai sponsor Olimpiade Paralimpiade
Papan nama JTB sebagai sponsor Olimpiade Paralimpiade (Foto Iwashita/Aera)

Kekhawatiran tentang varian virus corona baru dan dorongan vaksinasi yang lambat telah mendorong panggilan mendesak dari dokter, beberapa pemimpin bisnis terkenal, dan ratusan ribu warga untuk membatalkan Olimpiade, yang akan dimulai pada 23 Juli.

Pejabat Jepang, penyelenggara Olimpiade, dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan Olimpiade akan dilanjutkan di bawah langkah-langkah pencegahan virus yang ketat.

Wakil Presiden IOC John Coates, yang mengawasi persiapan tersebut, mengatakan pekan lalu bahwa Olimpiade itu membahas apakah kota tuan rumah, Tokyo, dalam keadaan darurat atau tidak pada saat itu.

Baca juga: Menteri Olimpiade Jepang Gencarkan Promosi dan Informasi Terkait Olimpiade Tokyo

Poster Olimpiade dan Paralimpiade di Kantor Sekretariat Olimpiade Jepang.
Poster Olimpiade dan Paralimpiade di Kantor Sekretariat Olimpiade Jepang. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Baca juga: Jumlah Warga Tokyo Terpapar Covid-19 Diperkirakan Meningkat 3 Kali Saat Olimpiade Jepang

Jajak Pendapat

Jajak pendapat menunjukkan mayoritas orang Jepang menginginkan Olimpiade, ditunda tahun lalu karena Covid-19, dibatalkan atau ditunda lagi.

Beberapa anggota parlemen dari partai yang berkuasa berkomentar bahwa jika Olimpiade dibatalkan, justru akan membawa risiko politiknya sendiri bagi perdana menteri.

"Kerugiannya akan lebih besar daripada manfaatnya," kata anggota parlemen Partai Demokrat Liberal Hajime Funada kepada Reuters.

"Ini akan memberi kesan bahwa Jepang dalam kesulitan seperti itu tidak bisa menyelenggarakan Olimpiade."

PM Jepang Yoshihide Suga saat jumpa pers, Jumat (14/5/2021).
PM Jepang Yoshihide Suga saat jumpa pers, Jumat (14/5/2021). (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Dalam pernyataan bersama setelah pertemuan puncak pada Kamis, Uni Eropa dan Jepang mendukung Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade tahun ini.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan Uni Eropa telah mengizinkan ekspor ke Jepang lebih dari 100 juta dosis vaksin, cukup untuk menyuntik sekitar 40% populasi.

"Kami tentu saja mengatakan kami menanti-nantikan Olimpiade," katanya dalam konferensi pers.

Baca juga: Corona Seperti Riak Kecil dan Tertawakan Penundaan Olimpiade, Penasehat Kabinet Jepang Mundur

Berita lain terkait Olimpiade Tokyo

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved