Israel Serang Jalur Gaza
Serangan Udara Israel Robohkan Gedung Media Internasional, Rumah Pemimpin Hamas Juga Menjadi Target
Ketegangan di Gaza meningkat setelah serangan udara Israel menghancurkan gedung bertingkat yang digunakan oleh pers asing
TRIBUNNEWS.COM - Ketegangan di Gaza meningkat setelah serangan udara Israel menghancurkan gedung bertingkat yang digunakan oleh pers asing, diikuti dengan penargetan rumah seorang pemimpin Hamas.
Dilansir Sky News, Israel menyerang gedung 12 lantai, satu jam setelah orang-orang diberitahu untuk mengevakuasi.
Menara al Jalaa di Kota Gaza, yang digunakan oleh kantor berita Al Jazeera, Associated Press (AP), dan yang lainnya, dihantam dua kali oleh pemboman Israel sekitar pukul 13.15 pada hari Sabtu (15/5/2021).
Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Baca juga: Kutuk Keras Israel, Jokowi Bahas Situasi Palestina dengan Sejumlah Pimpinan Negara
Baca juga: Detik-detik Penghancuran Kantor Media di Jalur Gaza, Israel Hanya Beri Waktu Sejam Evakuasi

Penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia "sangat puas" bahwa tidak ada jurnalis yang terluka.
Seorang juru bicara Pasukan Pertahanan Israel mengatakan:
"Bangunan itu berisi kantor media sipil, yang dijadikan tempat persembunyian oleh organisasi teror Hamas dan digunakan sebagai tameng manusia."
"Organisasi teror Hamas dengan sengaja menempatkan target militer di jantung daerah padat penduduk di Jalur Gaza."
Selama 15 tahun, kantor AP di lantai atas dan teras atap menjadi lokasi utama untuk meliput konflik Israel dengan penguasa Hamas di Gaza, termasuk perang pada tahun 2009 dan 2014.
Kamera kantor berita itu mengambil gambar langsung 24 jam ketika roket militan melengkung ke arah Israel dan serangan udara Israel menghantam kota dan daerah sekitarnya minggu ini.
Presiden dan CEO AP, Gary Pruitt, mengutuk serangan itu, menyebutnya "sangat mengganggu", dan mengatakan outlet media terkejut dan merasa ngeri.
"Kami nyaris menghadapi kematian yang mengerikan," katanya.
"Selusin jurnalis AP dan freelancer berada di dalam gedung dan untungnya kami dapat mengevakuasi mereka tepat waktu."
"Dunia akan tahu lebih sedikit tentang apa yang terjadi di Gaza karena apa yang terjadi hari ini."
Sementara itu, Netanyahu bersikeras bahwa Israel melakukan segalanya untuk menghindari mereka yang tidak terlibat dalam serangan Hamas terhadap negaranya, termasuk serangan roket yang menewaskan satu orang Israel di dekat Tel Aviv.
Sebelumnya, pada hari keenam berturut-turut permusuhan, sekitar 10 warga Palestina dari keluarga besar, termasuk delapan anak, tewas oleh serangan Israel di Kota Gaza.
Israel Juga Menargetkan Salah Satu Pemimpin Hamas
Masih mengutip Sky News, militer Israel juga menargetkan rumah Khalil al-Hayeh, pemimpin utama kelompok militan Hamas yang berkuasa di Gaza.
Tidak diketahui apakah dia selamat dari ledakan atau tidak.
Respons Amerika dan Inggris
Kemudian pada hari Sabtu (15/5/2021), Presiden AS Joe Biden berbicara dengan PM Netanyahu serta Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam panggilan telepon terpisah dan mendesak penurunan ketegangan.
Dewan Keamanan PBB akan bertemu untuk membahas krisis pada Minggu.
Diplomat AS Hady Amr telah tiba di Gaza pada Jumat sebagai bagian dari upaya Washington untuk meredakan ketegangan.
Sementara itu, Kantor Luar Negeri Inggris mengatakan:
"Kekerasan yang sedang berlangsung di seluruh Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina sangat memprihatinkan dan harus diakhiri."
"Tidak pernah ada pembenaran untuk menargetkan warga sipil yang tidak bersalah."
"Kedua belah pihak perlu menurunkan ketegangan dan menawarkan harapan kepada rakyat mereka, yang hanya bisa datang melalui dialog politik."
Pernyataan itu muncul setelah puluhan ribu warga London berbaris dalam solidaritas dengan warga Palestina, menuju Hyde Park ke Kedutaan Besar Israel.
Sekretaris luar negeri Partai Buruh Lisa Nandy mengutuk serangan udara yang sangat tidak bisa diterima di gedung media Gaza.
Meningkatnya kekerasan hari Sabtu terjadi pada awal Nakba, atau "malapetaka", hari kesedihan tahunan Palestina yang menandai perpindahan ratusan ribu pengungsi pada saat Israel didirikan pada tahun 1948.
Serangan itu juga terjadi setelah sebelumnya terjadi serangan tanpa henti antara Israel dan Hamas.
Sejak Senin (10/5/2021) malam, Hamas telah menembakkan ratusan roket ke arah Israel.
Israel lantas merespons dengan menyerang Jalur Gaza dengan tank dan serangan udara.
Jumlah orang yang tewas telah meningkat menjadi setidaknya 145 orang di Gaza, termasuk 41 anak-anak dan 23 wanita, menurut pejabat kesehatan Palestina.
Ada pula sembilan orang yang tewas, termasuk dua anak-anak dan seorang tentara, di pihak Israel.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Update terbaru tentang Israel Serang Jalur Gaza