Sabtu, 4 Oktober 2025

Penanganan Covid

Iran Tangguhkan Semua Penerbangan dari dan ke India serta Pakistan karena Covid-19

Iran telah menangguhkan semua penerbangan dari dan ke India serta Pakistan, karena penanganan gelombang keempat infeksi Covid-19 yang parah.

Al Jazeera
Presiden Iran Hassan Rouhani. Iran telah menangguhkan semua penerbangan dari dan ke India serta Pakistan, karena penanganan gelombang keempat infeksi Covid-19 yang parah. 

TRIBUNNEWS.COM - Iran telah menangguhkan semua penerbangan dari dan ke India serta Pakistan, karena penanganan gelombang keempat infeksi Covid-19 yang parah.

Dilansir Al Jazeera, keputusan untuk menghentikan penerbangan datang atas saran Kementerian Kesehatan.

Dikatakan bahwa jenis virus corona yang ditemukan di India dapat menimbulkan risiko yang jauh lebih besar daripada varian yang pertama kali ditemukan di Inggris, yang sekarang telah menjadi dominan di Iran.

“Sekarang kami menghadapi ancaman baru yaitu virus India, yang lebih buruk dari virus Inggris, Brasil dan Afrika Selatan,” Presiden Hassan Rouhani memperingatkan pada Sabtu (24/4/2021).

"Jika virus ini juga masuk ke negara itu, kami akan menghadapi masalah besar," katanya dalam sesi televisi dari satuan tugas anti-virus corona nasional.

Baca juga: Situasi Covid-19 di India: Rumah Sakit Penuh, Oksigen Dijual di Pasar Gelap dengan Harga Tinggi

Baca juga: TERBARU, Menkes: 10 Terinfeksi Virus Corona Baru dari India: 6 Impor, 2 Sumatera, 1 Jabar, 1 Kalsel

Anggota staf medis yang mengenakan APD membawa jenazah pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Amritsar, India pada 24 April 2021.
Anggota staf medis yang mengenakan APD membawa jenazah pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Amritsar, India pada 24 April 2021. (Narinder NANU / AFP)

Rouhani mengatakan meningkatnya kasus positif, rawat inap, dan kematian menunjukkan kondisi sebagian besar dari 32 provinsi Iran "memprihatinkan" karena hanya segelintir yang diperkirakan telah mencapai transmisi puncak selama gelombang keempat.

Kementerian Kesehatan Iran mengatakan pada Sabtu bahwa 374 lebih orang meninggal dalam 24 jam terakhir.

Menjadikan total korban tewas di negara yang paling parah terkena dampak di Timur Tengah itu menjadi lebih dari 69.000.

Iran telah mendaftarkan sekira 2,3 juta kasus sejak Februari 2020.

Negara ini mengalami jumlah kasus harian terburuk di 25.492 minggu lalu, tertinggi sejak puncak gelombang ketiga di bulan November.

Baca juga: Presiden Iran: Keamanan Perbatasan Jadi Perhatian Bersama bagi Pakistan dan Teheran

Baca juga: Iran dan Qatar Bahas Kesepakatan Nuklir dalam Pembicaraan Tingkat Tinggi di Teheran

Ibu Kota Teheran sejauh ini paling parah dilanda pandemi dan sering melihat sepertiga dari semua kematian di seluruh negeri setiap hari.

Behesht-e Zahra di Teheran, pemakaman terbesar di negara itu, pekan lalu mencatat rekor 350 kematian harian akibat COVID dan non-COVID, tertinggi dalam 50 tahun terakhir.

Iran memberlakukan sejumlah pembatasan, termasuk penutupan sebagian dan pembatasan perjalanan provinsi untuk kota-kota yang diklasifikasikan "merah" atau "oranye" dalam skala yang menunjukkan tingkat keparahan wabah dua minggu lalu yang diperpanjang hingga Jumat.

Tidak ada pembatasan atau perpanjangan baru yang diperkenalkan pada Sabtu karena ekonomi negara itu terus berjuang di bawah pukulan ganda dari pandemi dan sanksi keras Amerika Serikat.

Baca juga: Banyak Lansia Tidak Berani Divaksin, Kusnandi Rusmil: Jangan Takut Sama Vaksinnya, Tapi Penyakitnya

Baca juga: Sukseskan Program Nasional Vaksinasi Covid-19, Kosgoro 1957 Gelar Vaksin untuk Masyarakat

Presiden Iran Hassan Rouhani
Presiden Iran Hassan Rouhani (Al Jazeera)

Upaya Vaksin Terus Tertinggal

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved