Krisis Myanmar
Aktivis Myanmar Serukan Kampanye Tak Bayar Listrik hingga Larang Anak-anak Bersekolah
Aktivis Myanmar menyerukan kampanye tak bayar listrik hingga melarang anak-anak bersekolah karena tak ingin berpartisipasi dalam sistem junta militer.
Kemudian, Aung San Suu Kyi dikabarkan akan muncul melalui tautan video untuk sidang kasusnya pada hari Senin.
Diketahui, Aung San Suu Kyi telah didakwa dengan berbagai pelanggaran termasuk melanggar tindakan rahasia resmi era kolonial yang bisa membuatnya dipenjara selama 14 tahun.
Aung San Suu Kyi adalah pemenang Nobel Perdamaian pada tahun 1991, dan telah memimpin perjuangan Myanmar melawan kekuasaan militer selama beberapa dekade.
Dia memenangkan masa jabatan kedua pada bulan November 2020, dan meskipun komisi pemilihan mengatakan pemungutan suara itu adil, militer, yang kandidatnya menderita kekalahan menuduh itu adalah pemilihan yang curang.
Lima Poin Konsensus KTT ASEAN di Jakarta
Diberitakan sebelumnya, KTT ASEAN di Jakarta, Sabtu (24/4/2021), merupakan upaya internasional terkoordinasi pertama untuk meredakan krisis di Myanmar.
Dalam pertemuan yang dipimpin oleh Sultan Brunei Hassanal Bolkiah tersebut, ASEAN menyatakan keprihatinan yang mendalam atas situasi di Myanmar.
"Kami, sebagai keluarga ASEAN, berdiskusi secara dekat tentang perkembangan terakhir di Myanmar dan menyatakan keprihatinan kami yang mendalam atas situasi di negara itu, termasuk laporan korban jiwa dan eskalasi kekerasan," kata Hassanal Bolkiah.
"Kami mengakui peran positif dan konstruktif ASEAN dalam memfasilitasi solusi damai untuk kepentingan rakyat Myanmar dan mata pencaharian mereka," tambahnya, dikutip dari Channel News Asia.
Baca juga: Aktivis Myanmar Kritik Konsensus ASEAN-Junta Militer, Berjanji Lanjutkan Aksi Protes
Selanjutnya, negara-negara anggota ASEAN menyepakati perlunya segera penghentian krisis di Myanmar.
Hassanal Bolkiah mengatakan, ASEAN pun telah mencapai lima konsensus soal krisis di Myanmar, di antaranya:
1. Penghentian kekerasan di Myanmar harus melibatkan semua pihak dengan pengendalian sepenuhnya.
2. Perlu diadakan dialog konstruktif di antara semua pihak terkait untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat Myanmar.
3. Utusan khusus Ketua ASEAN, Brunei, akan memfasilitasi mediasi proses dialog, dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN.
4. ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui ASEAN Coordinating Center for Humanitarian Assistance on disaster management.