Senin, 6 Oktober 2025

Penanganan Covid

Fakta Gelombang Kedua Covid-19 Menyerang India, Korban Berjatuhan hingga Rumah Sakit Penuh

Dengan ukuran populasi di atas 240 juta, Uttar Pradesh lebih besar dibandingkan Pakistan dan Brasil.

Editor: Hasanudin Aco
Via BBC Indonesia
Antrean jenazah di satu krematorium di Lucknow. Pihak keluaga harus menunggu antara lima hingga enam jam untuk bisa mengkremasikan jenazah anggota keluarga. (FOTO: SUMIT KUMAR). 

Pensiunan hakim, Ramesh Chandra, dan istrinya terkena Covid-19 dan meminta bantuan pemerintah.

"Saya menelepon nomor bantuan pemerintah setidaknya 50 kali. Tak satu pun petugas yang datang baik untuk mengirim obat ataupun membawa kami ke rumah sakit," kata Chandra dalam satu tulisan tangan yang viral di media sosial.

"Karena keruwetan administrasi ... istri saya meninggal dunia pagi tadi," katanya.

Pada hari Minggu (18/04), jumlah kasus positif mencapai 30.596, rekor harian tertinggi sejak pandemi Maret tahun lalu.

Aktivis dan politisi oposisi meyakini angka tersebut bukan angka yang sebenarnya dan mengeklaim angka sebenarnya lebih tinggi lagi.

Mereka mengatakan tidak semua angka kasus dan kematin dicatat oleh pemerintah. Klaim ini bisa jadi ada benarnya.

Singh yang meninggal di Kanpur dan ibu Kapoor yang meninggal di Varanasi tidak dimasukkan ke dalam data pemerintah.

Akta kematian yang diterima pihak keluarga tidak menyebutkan bahwa keduanya meninggal karena Covid-19.

Anshuman Rai, direktur Rumah Sakit Heritage, kelompok swasta yang mengelola sekolah kedokteraan dan rumah sakit pemerintah di Uttar Pradesh mengatakan negara bagian kewalahan karena banyak tenaga kesehatan yang jatuh sakit.

Dalam situasi pandemi, kerja sistem kesehatan idealnya ditingkatkan dua kali lipat.

"Saat ini kami tak bisa bekerja 100% karena sektor kesehatan sangat tergantung dengan ketersediaan sumber daya manusia," katanya.

Para pengkritik menuduh pemerintah pusat dan negara bagian gagal mengantisipasi datanganya gelombang kedua.

Mereka mengatakan, ketika angka kasus melandai antara September 2020 hingga Februari 2021, mestinya pemerintah mendirikan gudang-gudang tabung oksigen dan menambah pasok obat.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved