Jumat, 3 Oktober 2025

Dilanda Kekerasan Bersenjata, Pemerintah Ethiopia Umumkan Keadaan Darurat

Setelah dilanda kekerasan bersenjata di negara bagian selatan, Amhara, Kementerian Pertahanan Ethiopia mengumumkan keadaan darurat.

Penulis: Triyo Handoko
aljazeera.com
Peta serangan bersenjata di kawasan Amhara Ethiopia 

Ketua Dewan Pemilihan Nasional, Birtukan Medeksa, mengatakan ketidakamanan telah menghentikan sementara pendaftaran pemilih di beberapa lokasi.

Birtukan Medeksa mengatakan kerusuhan yang berlanjut dapat menghambat upaya untuk mengatur pemungutan suara.

Terutama di zona khusus Shoa Utara dan Oromo, daerah yang kini mengalami kekerasan bersenjata.

Perdana Menteri Abiy Ahmed ditengarai bertanggung jawab atas insiden ini.

Pasalnya kekerasan bersenjata juga melibatkan Partai Kemakmuran partai pendukung Abiy Ahmed, terutama bentrokan antara sayap Oromo dan Amhara dalam tubuh partai.

Baca juga: Akhiri Perang 20 Tahun, Joe Biden akan Tarik Tentara AS dari Afghanistan Paling Lambat 11 September

Baca juga: Joe Biden Hentikan Perang AS-Taliban di Afghanistan: Ini Waktunya Akhiri Forever War

Tidak Hanya di Amhara

Keadaan darurat perang tidak hanya terjadi di Amhara negara bagian selatan Ethiopia.

Di negara bagian utara Ethiopia, tepatnya wilayah Tigray sudah terjadi peperangan sebelum inseden di Amhara.

Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) adalah kelompok yang terus memberontak pada pemerintah.

Meskipun sudah dilakukan pelucutan senjata, namun anggota TPLF terus membentuk kantung-kantung pemberontakan di Tigray.

Meskipun militer Ethiopia mendapat dukungan dari wilayah Eritrea dan Amhara, yang berbatasan dengan Tigray di selatan sebagian besar pemimpin TPLF tetap dalam pelarian.

Baca juga: Presiden AS Joe Biden Tak Berminat Selesaikan Konflik Israel-Palestina

Baca juga: Reaksi Biden Tahu Menterinya Cekcok dengan China di KTT Anchorage: Saya Bangga

Kelompok baru pemberuntakan pun muncul setelah pelucutan senjata, yaitu Pasukan Pertahanan Tigray.

Pemberontakan di Tigray dipicu kekecewaan dan kemarahan akibat tidak diselesaikannya permasalahan pembunuhan massal dan pemerkosaan, termasuk yang dilakukan oleh tentara dari Eritrea, musuh bebuyutan TPLF.

Sebelumnya, pada 2018 Perdana Menteri Abiy Ahme telah memutuskan untuk mengadakan perdamiaan setelah perang perbatasan yang panjang antara Eritrea dan Tigray.

Namun, Perdana Menteri Abiy Ahme mendapat tudingan telah berkomplot dengan Eritrea untuk mengejar para pemimpin Tigray yang sekarang buron.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved