Daftar 4 Hotel Asri di Tokyo Jepang, Cocok untuk Bersantai Sambil Menikmati Hijaunya Pepohonan
Ketika masa feodal berakhir, Yamagata Aritomo salah satu dari jenderal militer dan politisi paling terkemuka membangun tempat tinggalnya di sini.
Hotel kedua yang menarik dan asri kini banyak dimanfaatkan untuk meeting adalah Miyako Hotel Tokyo yang juga letaknya dekat dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo.
Hotel Miyako (bukan sebagai hotel) mulai beroperasi pada tahun 1890, sebagai rumah teh dan taman bergaya Jepang di Kyoto, yang dibangun oleh pedagang kaya bernama Nihei Nishimura.
Kemudian Nishimura membuka Hotel Miyako pertama sepuluh tahun kemudian pada tahun 1900.
Pada Juli 1998, Kintetsu Hotel Systems didirikan sebagai perusahaan manajemen hotel.

Pada bulan Maret 2000, merger dengan Sistem Hotel Kintetsu mengakibatkan Miyako Hotels mengambil alih manajemen hotel antik tahun 1890 di Kyoto, yang kemudian diganti namanya menjadi "The Westin Miyako Kyoto".
Pada bulan April 2007, Starwood memperoleh hak pengoperasian hotel-hotel di Osaka dan Tokyo menjadi bernama Hotel Sheraton Miyako Tokyo.
Menuju ke sana lewat Stasiun Shirokanedai hanya sekitar 5 menit saja.
Baca juga: Poin-poin Penting Terkait Pembuangan Limbah Nuklir Jepang ke Laut Lepas
Selanjutnya hotel The Prince Sakura Tower Tokyo berlokasi sangat dekat dengan Stasiun JR Shinagawa Tokyo.
Taman di belakangnya indah terutama saat masa Sakura, untuk acara minum teh dan bersantai.
Itulah sebabnya nama hotel tersebut kini mencantumkan Sakura karena indahnya saat musim Sakura bermekaran mulai pertengahan Maret.
Hotel tersebut bersambungan dengan Grand Prince Hotel Takanawa dan New Takanawa Hotel.
Didirikan tahun 1953 dan ketiga hotel tersebut dikelola secara efektif sebagai satu, dipartisi dalam taman seluas 10 acre (40.000 m2) yang dulunya milik Istana Takeda Pangeran Tsuneyoshi Takeda, anggota Keluarga Kekaisaran Jepang.

Hotel-hotel tersebut adalah properti andalan dari grup Prince Hotels yang baru-baru ini memiliki sejarah masalah tenaga kerja di masa lalu antara perusahaan induknya, Seibu Corporation, afiliasi dari Seibu Railway dan mantan ketuanya Yoshiaki Tsutsumi.