Daftar 4 Hotel Asri di Tokyo Jepang, Cocok untuk Bersantai Sambil Menikmati Hijaunya Pepohonan
Ketika masa feodal berakhir, Yamagata Aritomo salah satu dari jenderal militer dan politisi paling terkemuka membangun tempat tinggalnya di sini.
Bagi pengunjung, hotel ini cukup indah direkomendasikan untuk menginap dan bersantai.
Yang keempat adalah hotel Gajoen Meguro yang sangat dekat dengan Stasiun JR Meguro (jalan kaki hanya sekitar 5 menit), hotel yang tampak tidak begitu besar dan asri.
Baca juga: Menteri Jepang Bentuk Gugus Tugas Penanggulangan Isu Pembuangan Limbah dan Karakter Tritium
Hotel Gajoen ini banyak digunakan sebagai tempat pernikahan, hotel dan restoran bersejarah yang terletak di tepi timur Shimomeguro.
Tempat ini terkenal dengan 100 Tangga (Hyakudan Kaidan) yang bersejarah dan serangkaian ruang bersejarah yang digunakan untuk pameran.
Perusahaan operasi Meguro Gajoen Co., Ltd. adalah anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Watabe Wedding.
Seluruh fasilitas tanah dimiliki oleh sebuah perusahaan bertujuan khusus yang didirikan oleh LaSalle Investment Management, sebuah dana asing.
Pada tanggal 1 April 2017, nama fasilitas diubah menjadi Hotel Gajoen Tokyo.

Rikizo Hosokawa, seorang pendiri dari Prefektur Ishikawa, membangun kembali kediamannya sendiri di Shibaura, Tokyo pada tahun 1928 dan menjalankan restoran murni bergaya Jepang "Shibaura Gajoen", Ebara-gun, Tokyo.
Memperoleh bangunan yang tercatat sebagai Meguro-cho Oaza Shimo-Meguro Sakashita mengolah lahan dan kediaman Iwanaga Shoichi.
Kemudian dilanjutkan dengan perluasan dan renovasi, dan menamakannya "Meguro Gajoen" pada tahun 1931 (Showa 6) lalu embuka restoran dan juga merupakan aula pernikahan umum pertama di Jepang.
Hotel diperbarui pada November 1991 dengan total biaya konstruksi 85 miliar yen.
Karena penuaan bangunan dan pekerjaan perluasan Sungai Meguro yang berdekatan untuk mencegah banjir, metode perbaikan dan relokasi sejumlah besar karya seni diambil setelah dipertimbangkan.
Dirancang dan dibangun oleh Nikken Sekkei dan Kajima Corporation.
Setelah kematian pendirinya, Rikizo Hosokawa, perusahaan dijalankan oleh keluarga yang sama dengan perusahaan saham gabungan, Gajoen, tetapi perusahaan operasinya, Gajoen Enterprise, bangkrut pada tahun 2002 dan diakuisisi oleh dana asing Ripplewood Holdings.
Baca juga: Memasuki Gelombang ke-4 Covid-19 di Jepang, Deklarasi Darurat Kemungkinan Kembali Diberlakukan