Virus Corona
Brasil Tembus 4000 Kematian Sehari, Presiden Bolsonaro Tepis Kritikan: Saya Bunuh Banyak Orang?
Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengabaikan kritik bahwa dia melakukan 'genosida' di saat rekor kematian mencapai 4000 dalam sehari pada Selasa(6/4/21)
"Saya bisa menyelesaikan masalah dengan virus dalam beberapa menit. Saya hanya perlu membayar apa yang pemerintah bayarkan di masa lalu ke Globo, ke Folha [de São Paulo], O Estado de São Paulo," katanya.

Bolsonaro menyebutkan beberapa penyiar dan dua surat kabar yang berbasis di Sao Paulo.
"Sekarang, uang itu bukan untuk pers, itu untuk hal-hal lain," tambahnya.
Dia juga menyalahkan negara bagian yang telah menerapkan protokol kesehatan namun menyumbang banyak kasus infeksi.
"Apa negara bagian yang paling banyak mengunci? São Paulo. Manakah yang memiliki angka kematian tertinggi, secara proporsional? São Paulo," klaim Bolsonaro tanpa bukti.
Meskipun São Paulo memiliki jumlah kematian absolut tertinggi, wilayah ini menempati urutan ke-10 dalam kematian per kapita.
Sekitar sepertiga dari kematian yang dilaporkan pada Selasa terjadi di São Paulo, di mana 1.389 orang meninggal dalam 24 jam, menurut data pemerintah negara bagian.
Ini adalah rekor kematian terbanyak dalam satu hari di negara bagian Brasil.
Baca juga: Penanganan Covid-19 di Brasil Kacau, Mantan Presiden Sebut Kebijakan Jair Bolsonaro Bodoh
Baca juga: Presiden Brasil Jair Bolsonaro Minta Hentikan Jarak Sosial: Covid-19 akan Berlanjut Seumur Hidup

Tidak Ada Lockdown
Di hari berikutnya yakni Rabu (7/4/2021), Brasil melaporkan 3.829 kematian baru, lebih sedikit daripada rekor 4000 pada Selasa.
Kendati demikian, presiden tetap tidak ingin mengunci wilayah.
"Kami tidak akan menerima politik tinggal di rumah dan menutup semuanya," kata Bolsonaro dalam pidatonya di Kota Chapeco.
"Tidak akan ada penutupan nasional," katanya dikutip dari Al Jazeera.
Pada Rabu, direktur Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) mengatakan Brasil termasuk negara yang mencatat beberapa kasus COVID-19 harian baru tertinggi di dunia.
"Selama seminggu terakhir, Amerika Serikat, Brasil, dan Argentina termasuk di antara 10 negara di dunia yang mencatat jumlah infeksi baru tertinggi di seluruh dunia," kata Carissa Etienne dalam jumpa pers mingguan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Berita lain terkait Virus Corona