Sabtu, 4 Oktober 2025

Filipina dan Vietnam Geram, Kapal dari Beijing Dominasi Laut China Selatan dan Langgar Kedaulatan

Presiden Filipina Rodrigo Duterte prihatin kapal-kapal China berkumpul di Laut China Selatan, kata juru bicaranya.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
WSJ
Pulau buatan yang jadi pertahanan militer China di Laut China Selatan. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Filipina Rodrigo Duterte prihatin kapal-kapal China berkumpul di Laut China Selatan, kata juru bicaranya.

Di sisi lain, Vietnam juga mendesak Beijing agar menghormati kedaulatan maritimnya.

Filipina menggambarkan situasi itu sebagai "kehadiran yang mengancam".

Lantaran ada lebih dari 200 kapal milisi maritim China yang berkumpul di Laut China Selatan, dikutip dari Reuters

Kapal-kapal itu ditambatkan di Whitsun Reef dalam zona ekonomi eksklusif 200 mil dari Manila.

Baca juga: Demo Kedubes China, Mahasiswa: Stop Genosida Etnis Uighur

Baca juga: Nyatakan Siap Diperiksa, Direktur Krakatau Steel Bantah Tuduhan Selundupkan Baja dari China

Angkatan Laut Amerika Serikat, pada Selasa (7/7/2020) merilis foto armada laut AS di Pasifik. Di barisan depan dua kapal induk, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan.
Angkatan Laut Amerika Serikat, pada Selasa (7/7/2020) merilis foto armada laut AS di Pasifik. Di barisan depan dua kapal induk, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan. (KEENAN DANIELS / US NAVY / AFP)

"Presiden mengatakan kami sangat prihatin. Setiap negara akan prihatin dengan jumlah kapal itu," kata juru bicara Duterte, Harry Roque dalam konferensi pers.

Diketahui Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, China, dan Vietnam saling mengklaim kedaulatan di Laut China Selatan.

Roque mengatakan Duterte menegaskan kembali kepada duta besar China, Huang Xilian, bahwa Filipina telah memenangkan kasus arbitrase pada 2016.

Dimana hal itu memperjelas hak kedaulatannya di tengah klaim yang dilakukan China.

Sikap Beijing terhadap Laut China Selatan menempatkan Duterte dalam situasi yang canggung.

Sebab Presiden Filipina ini dikenal dekat dengan China dan cenderung tidak ingin mengritik negara itu.

Bahkan Duterte sempat menuduh sekutu dan AS menciptakan konflik di Laut China Selatan.

Pada Rabu lalu, dilaporkan kapal-kapal di Whitsun Reef merupakan kapal penangkap ikan yang berlindung dari ombak yang ganas.

Seorang juru bicara militer Filipina mengatakan atase pertahanan China membantah ada milisi di atas kapal tersebut.

Sementara itu juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam, Le Thi Thu Hang pada Kamis mengatakan kapal-kapal China di Whitsun Reef, yang oleh Hanoi disebut Da Ba Dau, melanggar kedaulatan.

Dua negara komunis, Cina dan Vietnam sempat saling klaim perihal sengketa wilayah perairan Laut Cina Selatan
Dua negara komunis, Cina dan Vietnam sempat saling klaim perihal sengketa wilayah perairan Laut Cina Selatan (Kolase foto (Wikimedia commons))

Baca juga: Buntut Ketegangan AS-China, Elon Musk Siap Tutup Pabrik Tesla Jika Dpakai untuk Spionase

Baca juga: Korea Utara Tembakkan 2 Rudal Balistik, Beberapa Hari Setelah AS-Korea Selatan Latihan Militer

"Vietnam meminta China menghentikan pelanggaran ini dan menghormati kedaulatan Vietnam," kata Hang dalam konfensi pers reguler.

Sebuah kapal penjaga pantai Vietnam terlihat ditambatkan di dekat daerah yang disengketakan pada hari Kamis, menurut data pelacakan kapal yang diterbitkan oleh situs web Marine Traffic.

Hang mengatakan penjaga pantai Vietnam "menjalankan tugasnya sebagaimana diatur oleh hukum".

China berulang kali mengklaim sebagian besar Laut China Selatan merupakan wilayahnya.

Lima tahun lalu, pengadilan internasional menolak klaim tersebut.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved