Sabtu, 4 Oktober 2025

China dan Rusia Sepakat untuk Membangun Stasiun Luar Angkasa Bulan Bersama-sama

Administrasi Luar Angkasa Nasional China mengatakan (9/3/2021), stasiun luar angkasa bulan itu rencananya terbuka untuk semua negara.

Mikhail Klimentyev / SPUTNIK / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Dmitry Rogozin, kepala badan antariksa Rusia Roscosmos, menghadiri pertemuan di Moskow pada 20 Februari 2021 

TRIBUNNEWS.COM - China dan Rusia telah sepakat untuk bersama-sama membangun stasiun luar angkasa bulan.

Administrasi Luar Angkasa Nasional China dalam sebuah pernyataan pada Selasa mengatakan (9/3/2021), stasiun luar angkasa bulan itu rencananya terbuka untuk semua negara.

Mengutip CNN, para pemimpin dari masing-masing badan antariksa kedua negara menandatangani nota kesepahaman atas nama pemerintah nasional mereka.

"China dan Rusia akan menggunakan pengalaman mereka yang terakumulasi dalam ilmu luar angkasa, penelitian dan pengembangan serta penggunaan peralatan luar angkasa dan teknologi luar angkasa untuk bersama-sama mengembangkan peta jalan untuk pembangunan stasiun penelitian ilmiah bulan internasional (ILRS)," kata Departemen Luar Angkasa China.

Baca juga: POPULER Internasional: 5 Bangsawan Terkaya di Dunia | China Luncurkan Paspor Virus

Baca juga: Kirim Sinyal ke China, Biden akan Bertemu Virtual dengan Pemimpin Jepang, India dan Australia

Putin dan Dmitry Rogozin
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Dmitry Rogozin, kepala badan antariksa Rusia Roscosmos, menghadiri pertemuan di Moskow pada 20 Februari 2021

Sebuah pernyataan dari badan antariksa Rusia Roscosmos mengatakan, kedua organisasi tersebut berencana untuk "mempromosikan kerja sama dalam pembuatan ILRS akses terbuka untuk semua negara yang berkepentingan dan mitra internasional.

Tujuannya untuk memperkuat kerja sama penelitian dan mempromosikan eksplorasi dan penggunaan ruang angkasa untuk tujuan damai demi kepentingan semua umat manusia. "

Menurut pernyataan Roscosmos, stasiun luar angkasa bulan akan menjadi "kompleks fasilitas percobaan dan penelitian" yang dibuat di permukaan bulan atau di orbit bulan.

Fasilitas tersebut akan dirancang untuk berbagai penelitian multidisiplin, termasuk "menguji teknologi dengan kemungkinan operasi tak berawak jangka panjang dengan prospek kehadiran manusia di bulan."

Baca juga: Sarang Burung Walet Asal Indonesia Kuasai Pasar China, Ekspor 2020 Tembus Rp 5,9 Triliun

Sebuah gambar yang diambil pada 11 Oktober 2008, menunjukkan kepala badan antariksa negara yang baru diangkat Roscosmos, Oleg Ostapenko, yang saat itu menjabat sebagai wakil menteri pertahanan, berdiri di departemen perakitan pusat ruang angkasa militer Plesetsk.
Sebuah gambar yang diambil pada 11 Oktober 2008, menunjukkan kepala badan antariksa negara yang baru diangkat Roscosmos, Oleg Ostapenko, yang saat itu menjabat sebagai wakil menteri pertahanan, berdiri di departemen perakitan pusat ruang angkasa militer Plesetsk. (DMITRY ASTAKHOV / RIA-NOVOSTI / AFP)

Kerjakan Peta Jalan

Roscosmos menambahkan bahwa saat ini, China dan Rusia akan mengerjakan peta jalan tentang bagaimana merancang, mengembangkan dan mengoperasikan stasiun dan merencanakan presentasinya kepada komunitas luar angkasa dunia.

Kedua negara juga telah menandatangani perjanjian untuk bersama-sama membuat pusat data untuk eksplorasi bulan dan luar angkasa.

Mereka berencana untuk bekerja sama di masa depan dalam misi Chang'e-7 China dan Luna 27 Rusia, yang keduanya bertujuan untuk mensurvei kutub selatan bulan.

Rusia adalah mitra pendiri Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), bersama dengan Amerika Serikat dan negara serta badan antariksa lainnya yang berkontribusi.
Laboratorium sains yang mengorbit menandai ulang tahun ke-20 pendudukan manusia yang berkelanjutan pada November tahun lalu.

Hingga saat ini, ISS tetap menjadi satu-satunya stasiun luar angkasa yang beroperasi dan dihuni secara permanen oleh umat manusia.

Baca juga: China Jadi Negara Pertama Luncurkan Paspor Virus, Bisa Diperoleh Via Aplikasi We Chat

Tidak seperti Rusia, China tidak terlibat dalam inisiatif ISS, bagaimanapun, sebagian karena undang-undang federal AS yang melarang kerja sama dengan Beijing dalam proyek luar angkasa.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved