Konflik Armenia vs Azerbaijan
Ribuan Pengunjuk Rasa Desak PM Armenia Nikol Pashinyan Mundur dari Jabatannya
Ribuan pengunjuk rasa mendesak Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan untuk mengundurkan diri dair jabatannya pada Selasa (23/2/2021).
PM Armenia Tolak untuk Mundur
Meski mendapat tekanan, Pashinyan menolak untuk mundur.
Dia membela kesepakatan damai itu sebagai langkah yang menyakitkan tapi diperlukan untuk mencegah Azerbaijan menguasai wilayah Nagorno-Karabakh.
Dalam konsesi yang jelas kepada para pengunjuk rasa, Pashinyan pada Desember mengangkat prospek pemilihan parlemen awal tahun ini.
Namun, aliansi parlementer My Step Pashinyan tampaknya mundur dari proposal itu awal bulan ini.
Armenia melihat bahwa kehadiran militer Rusia diperluas.
Baca juga: Upaya Percobaan Pembunuhan PM Armenia Digagalkan

Protes Senin (23/2/2021) datang ketika Menteri Pertahanan Armenia Vagharshak Harutyunyan mengatakan bahwa negara itu akan menyambut perluasan pangkalan militer Rusia di wilayahnya.
Dia juga menuturkan bahwa penempatan kembali beberapa pasukan Rusia yang lebih dekat ke perbatasannya dengan Azerbaijan, menyusul konflik tahun lalu.
Di bawah kesepakatan damai, yang dirayakan di Azerbaijan sebagai kemenangan besar, Rusia telah mengerahkan sekira 2.000 penjaga perdamaian ke Nagorno-Karabakh setidaknya selama lima tahun.
Rusia juga memiliki pangkalan militer lengkap yang diawaki oleh sekitar 3.000 tentara di kota Gyumri, Armenia, dekat perbatasan Turki, di bawah pakta pertahanan resmi dengan Armenia.
"Pertanyaan tentang memperluas dan memperkuat pangkalan militer Rusia di wilayah Armenia selalu menjadi agenda," kata Harutyunyan kepada kantor berita Rusia RIA.
"Pihak Armenia selalu tertarik dengan ini," tambahnya.
Namun, Harutyunyan tidak mengatakan apakah ada rencana konkret untuk ekspansi potensial.
Baca juga: Konflik Nagarno-Karabakh, PM Armenia Abaikan Ultimatum Tuntut Pengunduran Dirinya

Harutyunyan juga menolak seruan dari politisi oposisi untuk pembentukan pangkalan Rusia kedua di wilayah Syunik selatan Armenia, terjepit di antara Azerbaijan dan eksklave Azeri di Nakhchivan.
Dia mengatakan, telah melihat Rusia tidak perlu secara resmi membuka pangkalan militer kedua, tetapi menambahkan kedua negara sedang mempertimbangkan untuk mengerahkan unit militer dari pangkalan yang ada ke Armenia timur, dekat perbatasan dengan Azerbaijan.
Harutyunyan tidak mengungkapkan tujuan pemindahan potensial tersebut maupun lokasi tepatnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)