Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Klinik Hewan di Jerman Sukses Melatih Anjing untuk Mendeteksi Covid-19, Tingkat Akurasinya 94 Persen

Dokter hewan di Jerman mengklaim telah berhasil melatih anjing pelacak untuk mendeteksi virus corona.

Ole Spata / DPA / dpa Picture-Alliance via AFP
03 Februari 2021, Lower Saxony, Hanover: Cocker Spaniel Joe mengendus mesin pelatihan untuk anjing pendeteksi Corona di University of Veterinary Medicine (TiHo). Anjing tersebut mampu mendeteksi sampel air liur dari orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 dan dapat digunakan pada acara-acara di masa depan. 

Di Inggris, dalam sebuah percobaan yang didukung oleh dana pemerintah £ 500.000, sedang mencari tahu apakah anjing dapat dilatih untuk mengendus virus.

Penelitian itu melibatkan ilmuwan dari London School of Hygiene & Tropical Medicine dan Durham University.

Alternatif Tes Deteksi Covid-19, Menristek Kembangkan Pemeriksaan Sampel Air Liur

Pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) terus berupaya menghasilkan teknologi inovasi yang mampu menangani dan mendeteksi virus corona (Covid-19).

Sebelumnya, Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 yang berada di bawah koordinasi Kemenristek/BRIN telah menghasilkan sejumlah inovasi terkait Covid-19, yang terbaru adalah alat screening Covid-19 'GeNose C19' yang dikembangkan tim pengembang dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

Saat ini, konsorsium yang mengusung konsep triple helix ini berupaya menghasilkan inovasi alat tes berbasis air liur (saliva).

Baca juga: Kemenristek Siapkan Inovasi Pencegahan Bencana

Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan konsorsium tengah mencoba menciptakan inovasi alat tes Covid-19 yang tidak menggunakan pemeriksaan swab (usap).

"Kami sedang berupaya untuk mencoba mencari alternatif pemeriksaan usap, yaitu pemeriksaan dengan menggunakan air liur atau saliva," ujar Bambang, dalam Rapat Koordinasi Riset dan Inovasi 2021 di Puspiptek Serpong dan ditayangkan melalui kanal Youtube resmi, Rabu (27/1/2021).

Menurut Bambang, pengambilan sampel menggunakan air liur ini dinilai akan lebih banyak dipilih dibandingkan pengambilan sampel melalui swab.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro, dalam Rapat Koordinasi Riset dan Inovasi 2021 di Puspiptek Serpong dan ditayangkan melalui kanal Youtube resmi, Rabu (27/1/2021).
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro, dalam Rapat Koordinasi Riset dan Inovasi 2021 di Puspiptek Serpong dan ditayangkan melalui kanal Youtube resmi, Rabu (27/1/2021). (tangkapan layar)

"Tentunya, ini lebih nyaman bagi orang yang diambil sampelnya," kata Bambang.

Sebelumnya, pemerintah terus mendorong kemandirian dalam berbagai sektor, termasuk Alat Kesehatan (Alkes) melalui inovasi teknologi.

Di masa pandemi virus corona (Covid-19) ini, sejumlah alkes karya anak bangsa pun telah 'dilahirkan'.

Satu inovasi terbaru yang dihasilkan Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 adalah alat screening buatan tim pengembang dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang disebut GeNose C19.

Baca juga: Menristek Perkirakan Maret 2021 Bibit Vaksin Merah Putih Diberikan ke Bio Farma

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan inovasi ini merupakan harapan baru Indonesia dalam upaya mengurangi ketergantungan pada produk impor.

"GeNose itu bagi kami adalah suatu inovasi untuk bisa mengurangi ketergantungan kita terhadap alat screening yang berasal dari luar negeri," ujar Bambang, dalam Webinar bertajuk 'Inovasi Teknologi Kemandirian Alat Kesehatan Anak Bangsa', Jumat (15/1/2021) sore.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved