Krisis Myanmar
Selain Kudeta Myanmar, Ini 5 Kudeta Militer Berbahaya Beberapa Tahun Terakhir
Kudeta sendiri bermakna penggulingan pemerintah. Tentara sering terlibat dalam kudeta di berbagai negara.
TRIBUNNEWS.COM, MYANMAR - Pihak militer Myanmar atau Tatmadaw telah mengambil alih pemerintahan negara tersebut selama satu tahun ke depan.
Mengutip Associated Press, stasiun TV Myawaddy milik militer mengeluarkan pengumuman kudeta itu pada Senin (1/2/2021) pagi.
Militer Myanmar juga sempat menahan tokoh politik Myanmar Aung San Suu Kyi.
Kudeta sendiri bermakna penggulingan pemerintah.
Tentara sering terlibat dalam kudeta di berbagai negara.
Dalam upaya kudeta itu, militer kerap melanggar hak-hak warga sipil lewat kekerasan demi memuluskan pemberontakan.
Selain itu, pemberontakan yang gagal dapat memunculkan perang saudara yang mengorbankan warga biasa.
Baca juga: Politik Myanmar Memanas, Kementerian Luar Negeri RI Imbau bagi WNI
Ada banyak kudeta militer mematikan dan memakan banyak korban.
Berikut ini 5 kudeta berbahaya yang terjadi dalam 30 tahun terakhir.
1. Kudeta Mali, 2012
Kudeta ini berlangsung pada 21 Maret 2012.
Militer Mali membentuk Komite Nasional untuk Pemulihan Demokrasi dan tidak menerima cara Presiden Amadou Toumani Touré mengatasi pemberontakan Tuareg.
Pemberontakan Tuareg adalah serangkaian pemberontakan bernuansa separatis. Sejak 1916 pemberontak Gerakan Nasional untuk Pembebasan Azawad berjuang ingin memerdekakan wilayah utara Mali.
Pada 2012 militer Mali menyerang ibu kota Barnako, termasuk istana kepresidenan, barak militer, dan televisi milik pemerintah.
Pemberontakan yang terjadi pada 2012 tersebut membuat 100.000 warga sipil terlantar, dan menewaskan hampir 15.000 tentara.