Virus Corona
Polisi Belanda Bentrok dengan Massa Anti-Lockdown di Dua Kota, Tak Ada Laporan Korban Luka
Laporan televisi NOS, polisi menggunakan meriam air dan anjing di alun-alun pusat kota Amsterdam, di mana ratusan orang berkumpul saat jam malam.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Sri Juliati
"Kebakaran di pusat pemeriksaan di Urk melampaui semua batas," kata Menteri Kesehatan Hugo de Jonge pada Minggu (24/1/2021).
Jam malam pukul 21.00 hingga 04.30 pagi adalah yang pertama di Belanda sejak Perang Dunia II.
Perdana Menteri Mark Rutte mengatakan, langkah ini diperlukan untuk menurunkan jumlah kasus virus.
Pelanggar akan menghadapi denda 115 dolar Amerika.
Pengecualian dimungkinkan, khususnya bagi orang-orang yang kembali dari pemakaman atau mereka yang harus bekerja, tetapi dengan syarat mereka menunjukkan sertifikat.
Polisi mengaku, mereka mendenda lebih dari 3.600 orang di seluruh negeri karena melanggar jam malam dan menangkap 25 orang karena melanggar jam malam atau karena kekerasan.
Baca juga: Virus Corona di Inggris Bermutasi, Belanda Setop Penerbangan dari London

Larangan Penerbangan
Insiden baru-baru ini adalah kekerasan terburuk yang melanda Belanda sejak pandemi dimulai dan Minggu kedua berturut-turut polisi bentrok dengan perusuh di Amsterdam.
Polisi dan pejabat kota mengeluarkan pernyataan pada Minggu, yang mengungkapkan kemarahan mereka terhadap kerusuhan.
"Dari melempar kembang api dan batu hingga menghancurkan mobil polisi dan dengan membakar lokasi tes sebagai titik dalam," kata pejabat tersebut.
Rutte juga mengumumkan pada Rabu larangan penerbangan dari Inggris, Afrika Selatan dan Amerika Selatan dan pemotongan jumlah tamu yang diizinkan di rumah orang menjadi satu, dari batas sebelumnya dua.
Varian baru virus telah menyebabkan keprihatinan yang mendalam di Eropa, terutama jenis yang lebih menular yang pertama kali muncul di Inggris.
Baca juga: Kepada Media Belanda, Bek FC Twente Mengaku Harusnya Sudah Ikut TC Bareng Timnas U-19 Indonesia

Tindakan Pencegahan Virus Corona di Belanda
Belanda sudah berada di bawah tindakan terberatnya sejak dimulainya pandemi.
Bar dan restoran tutup pada bulan Oktober, dan sekolah serta toko yang tidak penting tutup sejak Desember.
Rutte dan kabinetnya mengundurkan diri pada 22 Januari 2021 karena skandal yang melibatkan tunjangan pajak anak.
Tetapi mereka akan terus memerintah hingga pemilihan pada pertengahan Maret.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)