Minggu, 5 Oktober 2025

Pelantikan Presiden AS

Kamala Harris Awali Langkah Besar Pimpin AS Setelah Era Presiden Joe Biden

Kamala Harris akan dilantik di bawah sumpah tangan Hakim Agung Sonia Sotomayor di tangga Gedung Kongres AS.

USA Today
Wakil Presiden AS terpilih, Kamala Harris. 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Kamala Devi Harris akan menjadi Wakil Presiden Amerika Serikat mulai Rabu (20/1/2021) ini.

Ia membuat sejarah sebagai wanita pertama dan orang kulit berwarna pertama yang mengambil peran sebagai orang kedua di negara adidaya ini.

Harris akan dilantik di bawah sumpah tangan Hakim Agung Sonia Sotomayor di tangga Gedung Kongres AS. Selanjutnya ia memasuki langkah besar berikutnya, calon Presiden AS berikutnya.

Siapakah Kamala Harris?

"Harris adalah seorang wanita brilian, dinamis dan pembuat kebijakan, yang telah menunjukkan dia bisa mendapatkan kepercayaan dari sebagian besar Partai Demokrat," kata Derrick Plumber, ahli strategi Demokrat dikutip Al Jazeera, Rabu (20/1/2021).

 “Itu memperkuat dirinya sendiri, tidak hanya sebagai wakil presiden tapi juga di masa depan,” imbuhnya.

Baca juga: Kamala Harris Tunjuk Tiga Perempuan Jadi Staf Utamanya di Gedung Putih

Baca juga: Biden-Harris Akan Multilateralis dan Rewel Soal Hak Asasi Manusia

Baca juga: Jelang Pelantikan Biden-Harris, Zona Hijau Ala Baghdad Diterapkan di Washington

Namun, tambahnya, nasibnya sekarang akan tergantung sukses tidaknya pemerintahan Biden. Biden di usianya 78 tahun, akan menjadi orang tertua dalam sejarah kepresidenan AS.

Ia jika tidak berubah, hanya akan menyelesaikan term pertama saja, dan tidak ingin ikut memperebutkan kembali masa jabatan kedua pada 2024.

Empat, atau delapan tahun ke depan sebagai Wapres akan menjadi ajang pembuktian Harris, putri imigran India dan Jamaika ini.

Ia berusaha memisahkan perbedaan antara sayap tengah dan progresif partai selama tawaran utamanya.

Wapres AS Akan Turut Menentukan Kebijakan Strategis

Setelah membuktikan dirinya sebagai wakil yang patuh selama kampanye, sejak hari pertama, Harris mungkin mengalami suasana berbeda dari wakil presiden sebelumnya.

Joel Goldstein, profesor emeritus hukum Universitas Saint Louis dan penulis beberapa buku tentang wakil presiden, menyebut Harris mendapatkan posisi simbolis.

"Dia memiliki kepentingan simbolis, dan saya pikir mereka akan menuntutnya, dan mungkin akan ada peluang untuknya, yang akan berbeda dari pendahulunya," katanya kepada Al Jazeera.

Satu keuntungan penting Harris, ia akan mendampingi bos yang berpengalaman. Selama delapan tahun jadi Wapres era Obama, Biden dan Presiden Barack Obama membina hubungan sangat dekat.

Posisi itu membuat Biden sangat terlibat dalam urusan Gedung Putih.

Presiden terpilih AS Joe Biden dan Wakil Presiden terpilih AS Kamala Harris soal RUU Dekriminalisasi Ganja
Presiden terpilih AS Joe Biden dan Wakil Presiden terpilih AS Kamala Harris soal RUU Dekriminalisasi Ganja (IG Kamala Harris)

“Ketika saya setuju untuk menjadi calon wakil presiden Presiden Obama, dia menanyakan kepada saya sejumlah pertanyaan yang paling penting,” kata Biden beberapa waktu lalu.

Biden Jadikan Wapres Orang Terakhir saat Ambil Keputusan

“Dia menanyakan apa yang paling saya inginkan,” kenang Biden saat memilih Harris pada Agustus 2019. “Saya mengatakan kepadanya saya ingin menjadi orang terakhir di ruangan itu sebelum dia membuat keputusan penting,” imbuhnya.

“Itulah yang kutanyakan pada Kamala. Saya meminta Kamala menjadi suara terakhir di ruangan itu," lanjut Biden. Ini sinyal penting, Harris akan mendapatkan posisi strategis di era Biden.  

Sementara itu, Harris, ketika ditanya dalam wawancara ABC News bagaimana dia mendefinisikan kesuksesan sebagai wakil presiden, menjawab, “Kesuksesan Joe Biden,” sergahnya.

Penunjukan Harris sebagai "orang terakhir di ruangan itu" akan memberinya cap tambahan tidak hanya di Washington DC, tetapi di panggung internasional.

“Itu dapat membantu ambisinya di masa depan,” kata Goldstein.

“Ini tidak hanya memberi kesempatan kepada wakil presiden untuk mengatakannya, tetapi itu membuat wakil presiden jauh lebih penting bagi banyak orang,” katanya.

"Anggota lain dari pemerintahan akan menginginkan wakil presiden berada di pihak mereka dalam perdebatan ... Para pemimpin asing ingin mengembangkan hubungan dengan wakil presiden," katanya.

Kamala Harris Sumber Kekuatan yang Sangat Besar

Harris, yang di bawah Konstitusi AS akan memimpin Senat, juga akan memiliki peran penting sebagai pemungutan suara di majelis yang saat ini terbagi 50-50 antara Demokrat dan Republik.

Sebagai Wapres dulu, Biden diberi tugas oleh Obama terkait  banyaknya usaha penentangan atau blockade di legislatif. Pengalaman Biden itu bisa diadopsi Harris.

Harris, selama empat tahun di majelis, memiliki hubungan yang jauh lebih agresif dengan Partai Republik.

Sebaliknya, kata Goldstein, Biden lebih cenderung memanggil Harris untuk keterampilannya sebagai komunikator yang sangat efektif.

Tm transisi Biden belum mengumumkan portofolio untuk Harris, tetapi pejabat transisi mengatakan dia akan memiliki suara yang kuat dalam membentuk pemerintahan.

Ada spekulasi awal mantan jaksa penuntut tersebut akan menjadi ujung tombak reformasi peradilan pidana menyusul kerusuhan selama setahun seputar pembunuhan George Floyd oleh polisi Minnesota.

Sebagai jaksa wilayah San Francisco, dan kemudian Jaksa Agung California, Harris menata dirinya sebagai pekerja progresif untuk keadilan bagi minoritas.

Namun, dia menghadapi kritik dari kiri untuk beberapa kebijakannya saat menjabat. Antara lain, peran Harris membantu mengeluarkan pemilih kulit hitam selama pemilihan, terutama di Georgia.

Kebijakan itu membuat Partai Demokrat kalah untuk pertama kalinya sejak 1992. Tapi kemudian kemenangan ganda Demokrat di Georgia menjadi pertanda baik bagi masa depannya.

Namun, setelah pemilihan pendahuluan Demokrat yang melihat salah satu kandidat terbesar, dan paling beragam, dalam sejarah AS, masa depan partai tetap tidak jelas.

"Spektrum Partai Demokrat sangat signifikan, dan beberapa tahun ke depan pada akhirnya akan menentukan dari mana calon potensial akan datang untuk menggantikan Biden, apakah itu dalam empat tahun atau delapan," kata Plummer.

“Meski begitu, sejarah menunjukkan, umumnya setelah sukses menjadi presiden, wakil presiden akan mencalonkan diri,” ujarnya. “Jadi, Harris bisa menemukan dirinya sangat siap,” tegas Plummer.(Tribunnews.com/Aljazeera/xna)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved