Jumat, 3 Oktober 2025

Setibanya di Moskow, Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny Ditahan Pihak Berwajib

Awal pekan ini, terungkap bahwa Navalny telah dimasukkan dalam daftar buronan di Rusia tak lama sebelum tahun baru.

Kirill KUDRYAVTSEV/AFP
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny dan istrinya Yulia terlihat di titik pemeriksaan paspor di bandara Sheremetyevo Moskow pada 17 Januari 2021. Polisi Rusia menahan kritikus Kremlin Alexei Navalny di bandara Moskow tak lama setelah dia mendarat dalam penerbangan dari Berlin, seorang jurnalis AFP di tempat kejadian berkata. 

"Saudara Navalny harus segera dibebaskan, dan para pelaku serangan keji atas nyawanya harus dimintai pertanggungjawaban," tulis Jake Sullivan di Twitter hari Minggu (17/01).

Presiden Dewan Eropa Charles Michel juga mencuit di Twitter: "Penahanan Alexey Navalny setibanya di Moskow tidak dapat diterima. Saya minta pihak berwenang Rusia untuk segera membebaskannya."

Mengutip dw.com, Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell lewat Twitter mengatakan, "politisasi peradilan tidak dapat diterima."

Baca juga: Alexei Navalny Salahkan Intelijen Rusia atas Serangan Racun Novichok

Foto Alexei Navalny dan keluarga. Tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny ditahan oleh pihak berwajib setibanya di Bandara Sheremetyevo, Moskow dari Jerman pada Minggu malam (17/1/2021) waktu setempat.
Foto Alexei Navalny dan keluarga. Tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny ditahan oleh pihak berwajib setibanya di Bandara Sheremetyevo, Moskow dari Jerman pada Minggu malam (17/1/2021) waktu setempat. (IG Alexei Navalny)

Seruan Sanksi Eropa terhadap Moskow

Prancis menyatakan "keprihatinan mendalam" atas penahanan Alexei Navalny.

"Bersama dengan mitra Eropa kami, (Prancis) mengikuti situasinya dengan kewaspadaan terbesar dan menyerukan pembebasannya segera," kata Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah pernyataan.

Beberapa negara Eropa menuntut pemberlakuan sanksi terhadap Rusia.

Kelompok hak asasi Amnesty International mengatakan, pihak berwenang Rusia melakukan "kampanye tanpa henti" untuk membungkam Navalny.

"Penangkapan Navalny adalah bukti lebih lanjut bahwa pihak berwenang Rusia berusaha membungkamnya," kata Natalia Zviagina, Direktur Amnesty International Moskow.

"Penahanannya hanya menggarisbawahi pentingnya tuntutan untuk menyelidiki tuduhan bahwa dia diracun oleh agen-agen negara yang bertindak atas perintah dari tingkat tertinggi," tambahnya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved