Jumat, 3 Oktober 2025

Kaleidoskop 2020

6 Peristiwa Penting November 2020: Pilpres AS, NASA & SpaceX hingga Tewasnya Ilmuwan Nuklir Iran

Berikut ini Tribunnews sajikan 6 peristiwa penting yang berlangsung pada November 2020: Pilpres AS, Pakta Paris hingga tewasnya ilmuwan nuklir Iran.

KHAMENEI.IR / AFP
Foto yang disediakan oleh situs web resmi Pemimpin Tertinggi Iran pada 27 November 2020, menunjukkan ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh pada 23 Januari 2019. Iran mengatakan Mohsen Fakhrizadeh, salah satu ilmuwan nuklir paling terkemuka, tewas dalam serangan terhadap mobilnya di luar Teheran yang dituduh musuh bebuyutan Israel berada di belakang dan bersumpah akan membalasnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Beragam kejadian menarik menjadi sorotan dunia di 2020 ini.

Bulan kesebelas dipenuhi peristiwa menegangkan yang sayang untuk dilewatkan.

Awal November, perhatian dunia tertuju pada Amerika, lalu melompat ke wilayah Asia.

Baca juga: KALEIDOSKOP 2020: 10 Pencarian Terpopuler di Google Tahun 2020, Ada Virus Corona dan Kartu Prakerja

Baca juga: Kaleidoskop 2020: Dua Menteri Jokowi dan Kapolri yang Dikabarkan Terpapar Covid-19

Berikut ini Tribunnews sajikan enam peristiwa penting yang berlangsung pada November 2020:

1. Hampir Semua yang Dikatakan Trump setelah Hari Pemilihan Adalah Klaim Salah

Petahana Partai Republik, Donald Trump disebut mengatakan banyak klaim yang salah setelah beberapa jam pemungutan suara pada Hari Pemilihan ditutup.

Apa saja klaim tersebut?

Pertama, CNNmelaporkan, Trump secara keliru menggambarkan surat suara yang masuk sebagai penipuan.

Kedua, Factba.semenyebut, Trump secara salah mengklaim gubernur yang memimpin di wilayah basis Demokrat tidak menginginkan dia bertanggung atas perhitungan suara.

Baca juga: Update Pilpres AS 2020: Umat Beragama New York Panjatkan Doa atas Apapun Hasil Akhir Pemilu

Baca juga: Dampak Pilpres AS ke Dunia Internasional, Pengamat Sebut Lebih Baik Terpilih Biden daripada Trump

(Kiri) Donald Trump dari Partai Republik dan (Kanan) Joe Biden dari Partai Demokrat
(Kiri) Donald Trump dari Partai Republik dan (Kanan) Joe Biden dari Partai Demokrat (Kolase Tribunnews (Instagram @realdonaldtrump dan @joebiden))

Ketiga, Factba.semenulis, Trump secara keliru menyatakan kecurangan dan mungkin tindakan ilegal tentang praktik penghitungan suara yang biasa dilakukan setelah Hari Pemilihan.

CNNkemudian melakukan cek fakta terkait semua omong kosong bahkan lusinan kebohongan lainnya terkait pemungutan suara pada Pilpres Amerika Serikat 2020 ini.

CNN menyebut, secara sistematis Trump menanamkan pada benak para pendukungnya untuk menolak sepenuhnya kemungkinan kekalahannya dari Joe Biden.

Trump juga menyampaikan pernyataan tidak akurat pada Rabu dini hari di Gedung Putih setelah pemungutan suara ditutup.

Didampingi keluarganya, Trump mengklaim telah memenangkan Pilpres Amerika Serikat dan menuduh surat suara yang dihitung merupakan penipuan terhadap dirinya.

Trump lalu 'berpindah' ke Twitter dengan membagikan beberapa cuitan dan hampir semua yang dikatakannya tidak benar.

Baca juga: Beberapa Skenario Politik Jika Trump Menolak Dinyatakan Kalah di Pilpres Amerika Serikat

Baca juga: Hasil Pilpres AS: Joe Biden Raih Suara Terbanyak dalam Sejarah, Pecahkan Rekor Obama di Pilpres 2008

2. Amerika Serikat Resmi Keluar dari Paris Agreement

Di tengah Pilpres AS 2020 yang berlangsung ketat, Amerika Serikat kini resmi keluar dari Perjanjian Paris atau Paris Agreement pada Rabu (4/11/2020) lalu.

Channel News Asia, melaporkan, keluarnya AS dari perjanjian iklim ini merupakan janji yang digaungkan oleh Presiden AS Donald Trump selama bertahun-tahun.

Diketahui, Amerika Serikat merupakan negara produsen gas rumah kaca terbesar kedua di dunia.

Sementara, Paris Agreement adalah pakta global untuk memerangi perubahan iklim.

3. Vaksin Pfizer Disebut Memiliki Efektivitas Lebih dari 90%

Vaksin eksperimental Covid-19 dari Pfizer tampaknya menunjukkan hasil yang memuaskan.

Seperti yang dilansir NPR, vaksin Pfizer lebih dari 90% efektif mencegah Covid-19, menurut hasil klinis yang dirilis Pfizer pada hari Senin (9/11/2020).

Temuan itu berasal dari analisis sementara dari sebuah penelitian yang melibatkan 43.538 sukarelawan, 42% di antaranya memiliki "latar belakang beragam".

Setiap peserta mendapat dua suntikan dengan selang waktu 21 hari.

Analisis itu membandingkan jumlah kasus Covid-19 di antara relawan yang mendapatkan vaksin dengan relawan yang mendapat suntikan cairan yang tidak mengandung vaksin.

Jumlah relawan di masing-masing kelompok kurang lebih sama.

Baca juga: FAKTA Vaksin Covid-19 Pfizer, Ini Daftar Negara yang Antre Membeli

Baca juga: DOW Ditutup Naik 830 Poin karena Berita Vaksin Covid-19 Pfizer Janjikan Hasil Positif

Foto yang diambil pada 7 Oktober 2020 ini menunjukkan jarum suntik pada ilustrasi yang mewakili Covid-19 (novel coronavirus), di Toulouse, Prancis barat daya.
Foto yang diambil pada 7 Oktober 2020 ini menunjukkan jarum suntik pada ilustrasi yang mewakili Covid-19 (novel coronavirus), di Toulouse, Prancis barat daya. (Lionel BONAVENTURE/AFP)

Dalam rilis berita dari Pfizer dan mitranya BioNTech, 94 kasus Covid-19 yang dievaluasi di antara relawan menunjukkan vaksin itu lebih dari 90% efektif dalam mencegah Covid-19.

Sebelumnya, Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) menetapkan batas efektivitas minimum vaksin yaitu 50%.

Vaksin dari Pfizer adalah vaksin eksperimental Covid-19 pertama yang dikembangkan yang bisa melampaui batas tersebut.

"Saya cenderung optimis. Saya telah mengembangkan vaksin selama lebih dari 35 tahun," kata Dr. William Gruber, wakil presiden senior penelitian klinis dan pengembangan vaksin di Pfizer.

"Tapi ini luar biasa, dan saya pikir kabar baik tidak hanya untuk potensi vaksin ini tetapi juga potensi vaksin lain yang sedang dikembangkan untuk COVID-19."

"Hasil mendekati harapan yang tinggi," ungkap Shane Crotty, profesor di Pusat Penelitian Penyakit Menular dan Vaksin Institut Imunologi La Jolla melalui email.

"Lebih dari 90% kemanjuran dalam mencegah penyakit, dengan 94 kasus COVID-19 untuk dievaluasi, itu adalah hasil yang sangat baik!"

Baca juga: Vaksin Covid-19 Merah Putih akan Diuji Coba ke Hewan pada Desember 2020

Baca juga: Biotis Pharmaceuticals Suntikkan Ratusan Juta Dolar AS Ke Unair untuk Riset Vaksin Merah Putih

4. 6 Minggu Perang, Armenia, Azerbaijan & Rusia Sepakat Damai dan Akhiri Konflik Nagarno-Karabakh

Armenia, Azerbaijan dan Rusia dikabarkan menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri perang yang berlangsung enam minggu di Nagarno-Karabakh, Selasa (10/11/2020),

Secara terpisah, dalam unggahan media sosial Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menggambarkan kesepakatan ini "menyakitkan'.

"Keputusan ini menyakitkan bagi saya secara pribadi dan bagi rakyat kami", kata Pashinyan.

Mengutip Al Jazeera, Pashinyan mengatakan, saat ini perjanjian itu adalah "solusi terbaik untuk situasi yang tengah berlangsung.

Baca juga: Konflik di Nagarno-Karabakh Masih Berlanjut, Azerbaijan Klaim Armenia Langgar Gencatan Senjata

Baca juga: Azerbaijan Hancurkan Gudang Amunisi Tentara Armenia

Lebih dari 1.000 orang telah dilaporkan tewas dalam konflik Armenia vs Azerbaijan di Nagarno-Karabakh
Lebih dari 1.000 orang telah dilaporkan tewas dalam konflik Armenia vs Azerbaijan di Nagarno-Karabakh (Karen Minasyan/AFP)

Kesepakatan itu berlaku mulai Selasa (10/11/2020) pukul 01.00 pagi waktu setempat, untuk mengakhiri konflik Armenia vs Azerbaijan.

Perang di Nagarno-Karabakh ini telah menewaskan sedikitnya 1.000 orang.

Lebih lanjut, kesepakatan ini kemudian dikonfirmasi oleh Azerbaijan dan Kremlin.

"Pernyataan trilateral yang ditandatangani menjadi poin (penting) dalam penyelesaian konflik," kata Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dalam pertemuan daring dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang disiarkan televisi.

Baca juga: Main Film Nona, Nadya Arina Rasakan Keseruan Pertama Kali Syuting di Azerbaijan

5. SpaceX Berhasil Luncurkan Empat Astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional

SpaceX dan NASA berhasil meluncurkan empat astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Empat astronot tersebut 'diikat' dalam kapsul yang dirakit oleh perusahaan milik Elon Musk.

SpaceX membawa empat astronot ke orbit pada Minggu malam (15/11/2020) waktu setempat atau Senin (16/11/2020) pagi waktu Indonesifsa.

Mengutip New York Times, peluncuran sempat ditunda sebentar karena cuaca buruk.

Baca juga: Sosok Elon Musk, Pembuat Tesla dan CEO SpaceX yang Diduga Positif Corona, Ini Profil Singkatnya!

Baca juga: Elon Musk Diduga Terinfeksi Covid-19, Bagaimana Nasib Peluncuran Astronot SpaceX?

SpaceX meluncurkan empat astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional pada hari Minggu, penerbangan taksi penuh pertama untuk NASA oleh sebuah perusahaan swasta.
SpaceX meluncurkan empat astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional pada hari Minggu, penerbangan taksi penuh pertama untuk NASA oleh sebuah perusahaan swasta. (Twitter SpaceX)

Diperkirakan, setelah perjalanan sekira 27,5 jam di orbit, para astronot berlabuh di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan mulai tinggal selama enam bulan.

Minggu malam (15/11/2020) pukul 19.27 waktu setempat, sembilan mesin roket perusahaan swasta Falcon 9, meraung dan mencerahkan langit malam saat roket itu meluncur di atas Samudra Atlantik.

Empat astronot dalam penerbangan ini adalah Michael S. Hopkins, Shannon Walker dan Victor J. Glover dari NASA, dan Soichi Noguchi, astronot Jepang.

Di masa depan, alih-alih mengandalkan pesawat luar angkasa yang dioperasikan pemerintah, astronot NASA dan siapa pun yang memiliki cukup uang dapat membeli tiket roket komersial.

Peluncuran ini, yang dikenal sebagai Crew-1, merupakan perjalanan yang dijadwalkan secara teratur untuk membawa empat anggota awak selama enam bulan di stasiun luar angkasa.

"Ini menandai akhir dari fase pengembangan sistem," kata Phil McAlister, Direktur Pengembangan Penerbangan Luar Angkasa Komersial di NASA, dalam wawancara telepon dengan wartawan, Kamis (12/11/2020).

"Untuk pertama kalinya dalam sejarah, ada kemampuan komersial dari entitas sektor swasta untuk mengangkut orang ke luar angkasa dengan aman dan andal," paparnya.

Baca juga: Tom Cruise Dikabarkan Siap Syuting di Luar Angkasa Pakai Pesawat Elon Musk

Foto menunjukkan astronot NASA Shannon Walker (Kiri), Victor Glover (dua dari kiri), Mike Hopkins (dua dari kanan) dan astronot Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) Soichi Noguchi (kanan), mengenakan pakaian luar angkasa SpaceX, saat mereka berjalan keluar dari Neil A Armstrong Operations and Checkout Building dan akan berangkat ke Launch Complex 39A selama gladi bersih sebelum peluncuran misi Crew-1, pada 12 November 2020, di NASA Kennedy Space Center di Florida.
Foto menunjukkan astronot NASA Shannon Walker (Kiri), Victor Glover (dua dari kiri), Mike Hopkins (dua dari kanan) dan astronot Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) Soichi Noguchi (kanan), mengenakan pakaian luar angkasa SpaceX, saat mereka berjalan keluar dari Neil A Armstrong Operations and Checkout Building dan akan berangkat ke Launch Complex 39A selama gladi bersih sebelum peluncuran misi Crew-1, pada 12 November 2020, di NASA Kennedy Space Center di Florida. (Joel KOWSKY / NASA / AFP)

6. Mohsen Fakhrizadeh Ilmuwan Nuklir Terkemukanya Dibunuh di Dekat Teheran

Ilmuwan nuklir paling terkemuka di Iran, Mohsen Fakhrizadeh, dibunuh di dekat Teheran, Jumat (27/11/2020) waktu setempat.

Kabar meninggalnya Fakhrizadeh dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan Iran.

Mengutip BBC dalam sebuah pernyataan, kementerian pertahanan Iran mengatakan, teroris bersenjata menargetkan kendaraan yang membawa Fakhrizadeh.

Mulanya, terjadi bentrokan antara teroris dan pengawal ilmuwan tersebut.

Media Iran melaporkan, para penyerang menembaki Mohsen Fakhrizadeh di mobilnya.

Hingga akhirnya Mohsen Fakhrizadeh terluka parah dan dilarikan ke rumah sakit.

Baca juga: Presiden Terpilih AS Biden Diprediksi akan Gabung Lagi dengan Kesepakatan Nuklir Iran, Ini Kata Ahli

Baca juga: Iran Desak Presiden Terpilih AS Cabut Sanksi dan Gabung Lagi dengan Kesepakatan Nuklir

Foto yang disediakan oleh situs web resmi Pemimpin Tertinggi Iran pada 27 November 2020, menunjukkan ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh pada 23 Januari 2019. Iran mengatakan Mohsen Fakhrizadeh, salah satu ilmuwan nuklir paling terkemuka, tewas dalam serangan terhadap mobilnya di luar Teheran yang dituduh musuh bebuyutan Israel berada di belakang dan bersumpah akan membalasnya.
Foto yang disediakan oleh situs web resmi Pemimpin Tertinggi Iran pada 27 November 2020, menunjukkan ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh pada 23 Januari 2019. Iran mengatakan Mohsen Fakhrizadeh, salah satu ilmuwan nuklir paling terkemuka, tewas dalam serangan terhadap mobilnya di luar Teheran yang dituduh musuh bebuyutan Israel berada di belakang dan bersumpah akan membalasnya. (KHAMENEI.IR / AFP)

Sayangnya, upaya tim medis untuk menyelamatkanMohsen Fakhrizadeh tidak berhasil.

Beberapa menit setelahnya, ilmuwan senior di bidang nuklir itu meninggal.

Badan Intelijen Barat percaya, Mohsen Fakhrizadeh berada di belakang program senjata nuklir Iran yang terselubung.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved