Kaleidoskop 2020
5 Bencana yang Terjadi di Seluruh Dunia: Kebakaran Australia, Erupsi Gunung Taal di Filipina
Berikut ini Tribunnews rangkum lima bencana yang terjadi di seluruh dunia dan menjadi sorotan sepanjang 2020:
TRIBUNNEWS.COM - Berbagai bencana melanda dunia pada tahun ini.
Tak hanya satu atau dua peristiwa internasional yang menjadi sorotan banyak kalangan.
Misalnya kebakaran yang melanda Australia mulai 2019 hingga 2020.
Lalu pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai hingga saat ini.
Berikut Tribunnews rangkum lima bencana yang terjadi di seluruh dunia dan menjadi sorotan sepanjang 2020:
Baca juga: Kaleidoskop 2020: Dua Menteri Jokowi dan Kapolri yang Dikabarkan Terpapar Covid-19
Baca juga: KALEIDOSKOP 2020: 18 Artis Terjerat Kasus Narkoba, dari Lucinta Luna hingga Millen Cyrus
1. Kebakaran Australia
Pada pertengahan 2019 hingga awal tahun 2020, Australia mengalami kebakaran semak dalam skala masif.
Kebakaran semak bermula pada September 2019.
Namun, karena cuaca yang panas mencapai 40 derajat Celsius dan kering, ditambah dengan kekeringan panjang dan angin yang kuat membuat api menyebar lebih cepat.
Kerusakan, ukuran, dan dampak yang ditimbulkan kebakaran kali ini juga jauh lebih besar.
Diberitakan oleh The Sydney Morning Herald pada 25 Januari 2020 lalu, sebanyak 25 orang tewas sejak musim kebakaran semak New South Wales bermula pada 2019.
Jika ditotal, lebih dari 18,6 juta hektar lahan terbakar di seluruh wilayah enam negara bagian di Australia, mengutip busseltonmail.com.au.
Baca juga: Carissa Puteri Terjebak di Australia, Begini Kabar Terbarunya, Potret Sang Putra Curi Perhatian!
Baca juga: Berang dengan Sikap China Naikkan Tarif Produk Pertanian 80 Persen, Australia Ajukan Penyelidikan

Diwartakan Kompas.com, sekira satu miliar satwa juga harus kehilangan nyawa akibat kebakaran tersebut.
Namun, diperkirakan jumlah satwa yang menjadi korban kebakaran semak masif di Australia melebihi angka tersebut.
Terbaru, Australia telah merilis daftar satwa yang terancam punah dan membutuhkan intervensi darurat untuk pemulihannya pasca-musim kebakaran semak 2019-2020.
2. Erupsi Gunung Taal di Filipina
Gunung berapi yang berlokasi dekat dengan Ibu Kota Filipina meletus pada Minggu sore (12/1/2020).
Gunung Taal berada di sekitar 37 mil atau 60 kilometer dari selatan Manila, Pulau Luzon.
Pada 13 Januari 2020, penduduk di tiga kota dievakuasi karena ada peringatan kemungkinan letusan eksplosif.
CNN Filipina melaporkan, Otoritas Bandara Internasional Manila pun menunda kedatangan dan keberangkatan sejumlah jadwal penerbangan waktu itu.
Dikutip dari CNN, letusan Gunung Taal diketahui terus menerus menghasilkan guguran abu sejauh enam-sembilan mil atau 10-14 kilometer dari kawah.
Baca juga: Viral! Foto Menakjubkan Pasangan yang Menikah ketika Gunung Taal Meletus
Baca juga: VIRAL Ibu Jahit Masker Massal Lalu Bagikan Gratis ke Warga Korban Erupsi Gunung Taal Filipina

Erupsi Gunung Taal Trending Twitter
Topik Gunung Taal meletus sempat menjadi trending topic di Twitter dengan tagar #PrayForPhilippines.
Lebih dari 28 ribu cuitan tagar #PrayForPhilippines tercatat hingga Senin (13/1/2020) pagi hari ini.
Adapun 200 ribu warga terdampak dan dievakuasi di tempat pengungsian.
Puluhan gempa menyusul pascagunung paling aktif di Filipina itu erupsi.
Sementara itu, erupsi Gunung Taal di Filipina juga mengakibatkan penerbangan terganggu dan bandara ditutup sementara.
3. WHO Pertimbangkan Virus Corona sebagai Darurat Kesehatan Dunia
World Health Organization (WHO) menyatakan tingkat kematian dari virus corona sekira 2 persen pada 30 Januari 2020.
Direktur Eksekutif Program Kedarutan Kesehatan WHO, Michael Ryan mengatakan proliferasi virus corona memprihatikan.
"Virus yang relatif ringan dapat menyebabkan banyak kerusakan jika banyak orang mengidapnya," kata Michael Ryan yang dikutip dari CBSNEWS, Rabu (29/1/2020).
Penularan dari manusia ke manusia yang terjadi di luar China menjadi perhatian utama bagi WHO.
Baca juga: WHO Kirim 10 Ilmuwan Internasional ke China untuk Selidiki Asal-usul Virus Corona di Wuhan
Baca juga: Update Infeksi Covid Global: Total Infeksi Seluruh Dunia 75,2 Juta, Total Pasien Sembuh 52,7 Juta

Komite Darurat WHO mengadakan pertemuan pada Kamis (30/1/2020).
Pertemuan waktu itu untuk menentukan apakah virus corona harus dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
Berdasar penuturan Michael Ryan, pertemuan itu merupakan langkah awal yang diperlukan agar WHO dapat bergerak maju.
Dengan pertemuan itu, Ryan menambahkan, respons internasional yang lebih besar dapat mencakup pengembangan vaksin.
4. Ebola di Kongo
Lima orang, termasuk seorang gadis 15 tahun meninggal dunia karena wabah ebola baru di Republik Demokratik Kongo.
Demikian dilaporkan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa Bangsa (UNICEF), Senin (1/5/2020) waktu setempat.
"Sembilan kasus telah dilaporkan," kata UNICEF, seperti dilansir CNN, Selasa (2/6/2020).
"Empat orang tambahan yang tertular virus--semua memiliki kontak dengan mereka yang terpapar dan termasuk anak, sedang dirawat di unit isolasi di rumah sakit Wangata di Mbandaka," jelas UNICEF dalam sebuah pernyataan.
"Kasus kematian terjadi antara tanggal 18 hingga 30 Mei 2020, tetapi mereka hanya dikonfirmasi sebagai terkait ebola," kata UNICEF.
Baca: Korban Tewas Akibat Ebola di Kongo Menjadi 5 Orang, 4 Kasus Baru Bertambah
Sebelumnya, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menulis di akun Twitter-nya, enam kasus telah dilaporkan di Mbandaka, Provinsi Equateur, Barat Laut Kongo.
Ini adalah wabah virus kesebelas di Kongo yang berpotensi mematikan yang ditularkan cairan tubuh dan memiliki tingkat kematian antara 25 persen-90 persen, tergantung pada wabah.
5. Warga India Terpapar Gas Beracun
Sebelas warga India meninggal akibat gas beracun dalam insiden bocornya gas di pabrik kimia negara bagian Andhra Pradesh, India Selatan pada Kamis (7/5/2020) pagi.
Sementara, ratusan orang mengalami kondisi kritis dan sekira sepuluh ribu penduduk terdampak gas beracun.
CNN memberitakan, Menteri Industri, Perdagangan, dan Teknologi Informasi di Andhra Pradesh, menjelaskan sebagian besar orang tewas saat tengah mengemudi atau berdiri di teras di luar rumah.
"Mereka kehilangan kesadaran dan jatuh di tempat mereka, sementara yang lain jatuh pingsan ketika mereka sedang tidur," katanya.
Dikabarkan,11 orang telah dipastikan tewas dan ratusan lainnya dirawat di rumah sakit setelah insiden di pabrik LG Polymers.
Tiga dari mereka yang meninggal adalah anak-anak, tambahnya.
Baca: Lockdown India Diperpanjang Sampai 17 Mei 2020, Pemerintah Umumkan Aturan Baru
Hampir seribu orang terpapar langsung oleh gas dan sekira 20-25 orang dalam kondisi kritis tetapi stabil, kata Kamal Kishore dari Otoritas Manajemen Bencana Nasional.
Gas telah diidentifikasi sebagai Styrene, cairan mudah terbakar yang digunakan untuk membuat berbagai produk industri, termasuk polystyrene, fiberglass, karet, dan lateks.
"Ketika kami tiba di tempat itu banyak orang terbaring di tanah tak sadarkan diri dan kami mengevakuasi sekira 1.000 orang dan membawa mereka ke rumah sakit," kata Tej Bharath, seorang pejabat senior distrik Vishakhapatnam.
Baca: Update Corona Dunia, 7 Mei 2020: Infeksi Baru Rusia Melonjak Hingga 11.000, Sudah 4 Hari Terjadi
Penjelasan Pabrik
Dikutip dari The Guardian, LG Corp merilis pernyataan di Korea Selatan pada Kamis pagi yang mengindikasikan gas telah berhenti bocor dari pabrik.
"Situasi kebocoran gas sekarang terkendali dan kami sedang menjajaki semua cara untuk menyediakan perawatan cepat bagi mereka yang menderita menghirup gas yang bocor," kata pernyataan itu.
Hal itu sekaligus mengonfirmasi pabrik tidak beroperasi karena lockdown, tetapi mengatakan ada staf pemeliharaan di fasilitas itu.
"Meskipun benar bahwa pabrik tidak beroperasi karena terkunci, ada pekerja pemeliharaan di dalam," kata juru bicara perusahaan kepada AFP di Seoul.
"Seorang pekerja pada shift malam menemukan kebocoran dan melaporkannya," imbuhnya.