Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Gubernur Tokyo Jepang Perkenalkan Itsutsunoko, 5 Pedoman Antisipasi Corona

Gubernur Tokyo Yuriko Koike memperkenalkan Itsutsunoko, 5 pedoman dalam mengantisipasi penyebaran virus corona.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Gubernur Tokyo Yuriko Koike memperkenalkan Itsutsunoko, 5 Pedoman Antisipasi Corona. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Gubernur Tokyo Yuriko Koike memperkenalkan Itsutsunoko, 5 pedoman dalam mengantisipasi penyebaran virus corona, Kamis (19/11/2020).

Hal ini dilakukan mencermati semakin meningkatnya jumlah masyaeayat yang terinfeksi virus corona di Tokyo.

Diketahui memasuki gelombang ketiga virus corona, kemarin jumlah warga yang terinfeksi covid-19 di Tokyo mencapai 534 orang per hari.

Ini merupakan kenaikan tertinggi dalam sejarah Jepang.

Itsutsunoko, atau 5 Pedoman Antisipasi Corona itu adalah jumlah kelompok yang sedikit jika makan bersama di luar seperti di restoran dan sebagainya.

Gubernur Tokyo Yuriko Koike
Gubernur Tokyo Yuriko Koike (Richard Susilo)

Kedua, jam makan singkat selama berada di dalam restoran tertutup.

Ketiga, kalau bisa suara atau bicara pelan-pelan, jangan keras-keras saat makan saat bertemu beberapa orang.

Keempat, kalau makan sebaiknya pakai piring kecil sehingga makan sendiri saja, jangan share makanan dengan piring besar.

Kelima, sering mencuci tangan bersihkan diri.

Jangan lupa pula, Koike menambahkan, gunakan hati nurani untuk antisipasi pandemi Corona.

Baca juga: Fakta Unik Jalur Kura-kura di Rel Kereta Jepang, Solusi Menyelamatkan Hewan dan Cegah Keterlambatan

"Kalau sudah tahu melanggar protokol kesehatan, berisiko tinggi untuk infeksi, janganlah lakukan," kata dia.

Misalnya merasa sungkan untuk menolak makan bersama 4 orang teman (jumlah maksimal makan bersama).

Jumlah orang yang sakit parah di seluruh Jepang bertambah banyak saat ini.

Peningkatan tersebut dilatarbelakangi oleh jumlah penderita yang telah menyebar ke berbagai kelompok usia seperti paruh baya dan lanjut usia.

Menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang, jumlah penderita sakit parah pada tanggal 18 sebanyak 280 orang, meningkat 4 orang dari hari sebelumnya, sekitar 1,9 kali lipat dari satu bulan lalu dan sekitar 1,5 kali lipat dari dua minggu lalu.

Yuriko Koike saat jumpa pers sore ini
Yuriko Koike saat jumpa pers sore ini (TV Asahi)

Hal ini kurang (lebih rendah) dari puncak gelombang pertama 328 orang (30 April), tetapi lebih tinggi dari puncak gelombang kedua 259 (23 Agustus).

Pada gelombang kedua, penyebaran infeksi di antara orang muda tanpa gejala menjadi masalah di daerah pusat kota pada malam hari, tetapi belakangan ini jumlah orang yang terinfeksi lansia dan paruh baya meningkat.

Menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan, dari 2.147 kasus yang terjadi secara nasional pada tanggal 16 November, institusi medis dan fasilitas kesejahteraan menyumbang sekitar 35 persen, dan perusahaan serta lainnya menyumbang sekitar 21 persen.

Baca juga: Kenaikan Tertinggi Sejarah Jepang, Infeksi Tokyo 534 Orang Per Hari, Tapi Pasien Berat Tak Berubah

Organisasi ahli kementerian kesehatan menunjukkan pentingnya tanggapan dini terhadap kelompok yang beragam seperti institusi medis, tempat kerja, dan komunitas asing, selain restoran dengan hiburan.

Sementara itu telah terbit buku baru yang sangat menarik, "Rahasia Ninja di Jepang" mengenai berbagai hal rahasia terkait "mata-mata" ninja yang beroperasi di Jepang sejak ratusan lalu lalu, informasi lebih lanjut ke: [email protected]

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved