Minggu, 5 Oktober 2025

Mengenal Kosei Maeda, Pembuat Manga Terkenal Jepang yang Selalu Mempromosikan Kampung Halamannya

Dari 1979 hingga 16 tahun, dia terlibat dalam sekitar 90 karya dalam seri mangga Nihon Mukashi Banashi tersebut.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Kosei Maeda (70), salah satu mangaka terkenal Jepang di studionya di tempat kelahirannya Fujiyoshida, Perfektur Yamanashi Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sejak tahun 1979 selama 16 tahun, film serial animasi "Manga Nihon Mukashi Banashi" disiarkan di TV Mainichi atau TBS di Jepang selama 30 menit seminggu sekali sebanyak 90 series.

"Saya salah satu orang yang membuat animasi tersebut," kata Kosei Maeda (70), salah satu mangaka (pembuat manga, komik khas Jepang) terkenal Jepang di studionya di Saiko Iyashino-Sato Nenba (Desa Penyembuhan) Fujikawaguchihiko Minamitsurugun Perfektur Yamanashi, khusus kepada Tribunnews.com, Sabtu (7/11/2020).

Kosei Maeda adalah pelukis dari Kota Fujiyoshida, Prefektur Yamanashi, yang terlibat dalam penggambaran dan penyutradaraan serial anime TV " Manga Nihon Mukashi Banashi" atau Cerita Kuno Manga Jepang.

Dia telah memproduksi buku bergambar baru "Promise".

Ceritanya merupakan kolaborasi antara cerita lama "Momotaro" dan Gunung Fuji, dan populer di kalangan wisatawan di fasilitas wisata Kota Nenba Yamanashi.

Kosei Maeda (70), salah satu mangaka terkenal Jepang di studionya di tempat kelahirannya Fujiyoshida, Perfektur Yamanashi Jepang.
Kosei Maeda (70), salah satu mangaka terkenal Jepang di studionya di tempat kelahirannya Fujiyoshida, Perfektur Yamanashi Jepang. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Sensei Maeda bergabung dengan Musi (serangga) Production, rumah produksi animasi pada tahun 1969.

Dari 1979 hingga 16 tahun, dia terlibat dalam sekitar 90 karya dalam seri mangga Nihon Mukashi Banashi tersebut.

Meskipun banyak karya yang telah diproduksinya, namun tidak sedikit yang mempromosikan kampung halamannya juga Fujiyoshida yang selalu dicintainya terproyeksi dalam berbagai karya manganya.

"Saya tetap di sini selalu sampai kapan pun karena kampung halaman saya dan pameran ini terus menerus dipajang. Silakan bagi siapa saja yang mau melihatnya datang ke sini," tambahnya.

Baca juga: Kaisar Jepang Kirim Utusan ke Kuil Ise Jingu Hadiri Upacara Pelantikan Putra Mahkota

Satu lokasi pariwisata dengan tiket masuk 350 yen per orang dinamakan Saiko Iyashino-Sato Nenba terdiri dari 20 rumah kuno tradisional Jepang dan karya-karya sensei Maeda dipajang di dua lantai dari salah satu bangunan bernama Miharashiya.

Di tahun 1985, sensei Maeda juga menjadi sutradara film animasi "Gongitsune" (si srigala kecil Gon) untuk peringatan usai penyiaran serial TV Nihon Mukashi Banashi tersebut.

Tahun 1991 menjadi sutradara film Gakken Osaka "White Horse (batoukin)".

Pada tahun 1992 setelah pameran tunggal pertamanya "Yojujaku", ia mulai menggambar lukisan sumi.

Di kota Fuji Kawaguchiko (bekas Kota Kawaguchiko) "Kado-chan" 460 tikar tatami Gambar Kawado diproduksi bersama siswa sekolah menengah pertama setempat.

Ryou-san, karakter polisi dalam cerita Jepang.
Ryou-san, karakter polisi dalam cerita Jepang. (TRIBUNNEWS.COM/ RICHARD SUSILO)

Kemudian mulai tahun 1995 dimulai lah karya serial barunya "Fujigoko Furusato Mukashibanashi Vol. 1" Berlanjut ke tahun 1996, 1997 volume ketiganya.

Tahun 1998 membuat karya desa Katsuyama "Sejarah Kampung Halaman."

Dilanjutkan 1999 dengan Desa Katsuyama "Relawan Kecil". Lalu tahun 2000 dengan karya Desa Katsuyama "Uran Ikigai".

Mulai tahun 2001 poduksi dan gambar "Sanrio Video Masterpiece Series".

Kemudian tahun 2002 menjadi Direktur Pendidikan Toei "Desa terindah di dunia" "Sirkus telah datang ke desaku" serta karyanya Desa Katsuyama "Kebanggaan Fuji-san di Katsuyama".

Baca juga: PM Jepang Yoshihide Suga Ucapkan Selamat kepada Joe Biden

Pada tahun 2004 menjadi Direktur Pendidikan Toei "Hibike Wadaiko".

Tahun 2012 melakukan pameran tunggal di Shinjuku Keio Plaza Hotel Tokyo. Demikian pula pameran tunggal di Museum Seni Prefektur Yamanashi.

Tahun 2013 penerbit Tokyo Books menerbitkan buku Anime Moral Sekolah Dasar "Master Ajaib".

Tahun 2015 diangkat sebagai profesor tamu di Universitas Seni dan Teknologi Kobe.

Mangaka Jepang senior tersebut masih terus berprestasi dan berkarya hingga kini, sementara menemui penggemarnya di studio yang juga menjual berbagai karyanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved