Sabtu, 4 Oktober 2025

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Pilpres AS 2020, Para Ahli Kecam Klaim Trump: Menghitung Suara Bukanlah Penipuan

Jutaan surat suara masih dihitung di negara bagian yang menjadi medan pertempuran kritis yang pada akhirnya akan menentukan pemenang Pilpres AS 2020.

Mary Altaffer/AP
Dengan jumlah pemilih awal tertinggi yang didorong sebagian oleh pandemi COVID-19, pejabat pemilu terus menghitung suara setelah Hari Pemilu di beberapa negara bagian. 

TRIBUNNEWS.COM - Jutaan surat suara masih dihitung di negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran kritis yang pada akhirnya akan menentukan pemenang Pilpres Amerika Serikat (AS) 2020.

Meski suara masih belum selesai dihitung, Donald Trump dengan ceroboh menyebarkan keraguan seputar proses Pilpres.

Secara keliru, petahana Partai Republik itu mengatakan, penundaan dalam mengumumkan pemenang Pilpres merupakan bukti kecurangan.

Mengutip Al Jazeera, pakar hukum dan Pilpres di AS Lonna Atkeson mengatakan, tidak ada bukti untuk mendukung klaim Trump.

Baca juga: CEK FAKTA Pilpres Amerika: Hampir Semua Klaim yang Disebut Trump setelah Hari Pemilihan Adalah Salah

Baca juga: Jika Joe Biden Menang di Nevada, Pilpres Amerika Selesai dan Donald Trump Gagal Maju Periode Kedua

Dengan jumlah pemilih awal tertinggi yang didorong sebagian oleh pandemi COVID-19, pejabat pemilu terus menghitung suara setelah Hari Pemilu di beberapa negara bagian.
Dengan jumlah pemilih awal tertinggi yang didorong sebagian oleh pandemi COVID-19, pejabat pemilu terus menghitung suara setelah Hari Pemilu di beberapa negara bagian. (Mary Altaffer/AP)

Lonna Atkeson menambahkan, meluangkan waktu untuk memastikan setiap suara dihitung ulang sama sekali tidak menandakan bahwa sesuatu yang tidak pantas sedang berlangsung.

“Menghitung surat suara bukanlah penipuan. Itulah yang kami lakukan dalam pemilu. Kami tengah menghitung surat suara," kata Lonna Atkeson, Direktur Pusat Studi Pemungutan Suara, Pemilu dan Demokrasi di Universitas New Mexico.

Atkeson mengatakan kepada Al Jazeera dalam wawancara telepon pada Rabu (4/11/2020), orang-orang perlu bersabar dan menghormati prosesnya, yang "lambat dan berat".

Baca juga: UPDATE Hasil Pilpres AS 2020: Joe Biden Unggul Sementara, Peluang Trump Masih Ada

Rekor Partisipasi

Rekor partisipasi pemilih awal pada Pilpres AS tahun ini tercatat sebagai yang tertinggi karena didorong oleh pandemi Covid-19.

Pejabat Pemilu terus menghitung suara setelah Hari Pemilihan di beberapa negara bagian yang penting bagi Trump dan peluang penantang Demokratnya Joe Biden untuk memenangkan kursi kepresidenan.

Mereka termasuk Pennsylvania, Wisconsin, dan Michigan, tempat kedua kandidat telah mengadakan beberapa acara kampanye menjelang Selasa untuk menopang dukungan.

Baca juga: Gelar Nobar Pilpres AS 2020, Leonardo DiCaprio Pasang TV Layar Lebar di Lapangan Basket Miliknya

Baca juga: Hakim di Georgia dan Michigan Tolak Upaya Hukum Donald Trump Terkait Pelaksanaan Pilpres Amerika

Perolehan electoral votes Joe Biden dan Donald Trump
Perolehan electoral votes Joe Biden dan Donald Trump (USA Today)

Gugatan Hukum

Kampanye Trump pada Rabu kemarin mengajukan gugatan untuk menghentikan penghitungan di Michigan.

Trump dan timnya menuntut "akses yang berarti ke berbagai lokasi penghitungan" untuk mengamati proses dan peninjauan surat suara yang telah dihitung.

Berbicara sebelum gugatan itu diumumkan, Atkeson mengatakan, menghentikan penghitungan akan sulit.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved