Jumat, 3 Oktober 2025

Pemilihan Presiden Amerika Serikat

Pilpres AS, Pemilih Bisa Gunakan Touch Screen Saat Pemungutan Suara di TPS

Penerapan protokol kesehatan ketat dilakukan dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) 2020.

JIM BOURG / POOL / AFP
Donald Trump (kanan), dan Joe Biden serta moderator, pembawa berita NBC News, Kristen Welker (tengah) berpartisipasi dalam debat presiden terakhir di Belmont University di Nashville, Tennessee, pada 22 Oktober 2020. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penerapan protokol kesehatan ketat dilakukan dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) 2020.

Salah satunya di Washington DC.

Reporter VOA Irfan Ihsan mengungkap hal tersebut dalam laporan secara langsung, tepatnya di Capitol Arena, Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (3/11/2020).

Berdasarkan pantauan Irfan, pedestrian di lokasi TPS Capitol Arena sudah ditempeli dengan stiker warna merah bertuliskan social distancing.

"Mengenai protokol kesehatan, ini sudah diatur stiker dengan jarak 6 feet atau sekitar 1,5 meter ya kurang lebih," ujar Irfan, yang dikutip Tribunnews.com dalam 'Liputan Live Pemilu AS' dari IG Live @opiniid, Selasa (3/11/2020).

Baca juga: Antrian Tak Terlihat di Capitol Arena pada Hari Terakhir Pemungutan Suara Pilpres AS

Dia juga menerangkan di dalam lokasi TPS disediakan hand sanitizer di berbagai sudut. Begitu pula di dekat pintu masuk TPS.

Irfan sudah sempat mencoba masuk untuk mengetahui kondisi dan suasana di dalam sebelumnya.

Meski demikian, dia dan sejumlah reporter dari media lain tidak diperkenankan melakukan live di dalam TPS.

Baca juga: Antisipasi Kerusuhan Akibat Pilpres, Toko-toko di AS Pilih Tutup

Mereka hanya diizinkan mengambil beberapa foto dan mengambil stok video.

Tak diperbolehkannya live dikarenakan dapat mengintimidasi pemilih di TPS.

Menurutnya, setiap orang yang masuk ke arena TPS langsung diminta untuk membersihkan tangannya sebelum memasuki bilik suara.

"Ini pas kita masuk nanti di dalam ada hand sanitizer yang setiap orang harus membersihkan dulu tangannya, baru mereka masuk ke dalam ruangan (pemungutan suara)," jelasnya.

Uniknya lagi, Irfan mengungkap para pemilih dihadapkan pada dua opsi dalam melakukan pemungutan suara.

Pertama, pemungutan suara pada umumnya melalui surat suara.

Kedua, dengan menggunakan touch screen.

"Jadi untuk setiap pemilih itu ada beberapa cara di dalam, bisa melalui surat suara, bisa juga melalui touch screen. Nah untuk touch screen ini diberikan jarak 6 feet juga antar setiap booth," kata dia.

"Setiap kali digunakan pemilih, maka touch screen itu langsung dibersihkan dengan desinfektan dulu. Petugas kebersihan juga terlihat rajin rutin membersihkan booth-booth dan kaca pelindung dari dalam," kata Irfan.

Ditentukan Electoral Collage

Pemilihan presiden Amerika Serikat ( pilpres AS) akan berlangsung pada 3 November, dan sebagaimana pilpres-pilpres sebelumnya kemenangan bukan ditentukan oleh suara publik ( popular vote) tapi Electoral College (Dewan Elektoral).

Setiap empat tahun, orang-orang yang duduk di Dewan Elektoral adalah yang sebenarnya menentukan siapa presiden dan wakil presiden baru AS.

Berikut adalah penjelasan apa itu Electoral College dan mengapa jadi kunci kemenangan di pilpres AS.

Ketika orang-orang Amerika pergi ke TPS, mereka sebenarnya memilih sekelompok pejabat yang akan menduduki Electoral College.

Kata "college" di sini bermakna sekelompok orang dengan tugas bersama. Orang-orang ini disebut electors, dan tugasnya adalah memilih presiden serta wakil presiden.

Pertemuan Dewan Elektoral dilakukan 4 tahun sekali, beberapa minggu setelah hari pemilihan.

Bagaimana cara kerja Electoral College?

Dilansir dari BBC pada Rabu (28/10/2020), setiap negara bagian secara kasar punya jumlah electors sesuai jumlah penduduknya. Semakin banyak penduduknya, maka elector-nya semakin banyak.

Masing-masing dari 50 negara bagian AS ditambah Washington DC memiliki jumlah electoral votes yang sama dengan jumlah anggotanya di DPR ditambah dua Senator mereka.

California memiliki jumlah electors terbanyak yaitu 55, sedangkan negara-negara bagian yang berpenduduk sedikit seperti Wyoming, Alaska, dan North Dakota (serta Washington DC sebagai ibu kota) minimal punya 3, sehingga total ada 538 electors.

Setiap elector mewakili jatah satu electoral vote, dan capres harus meraup minimal 270 electoral votes untuk melenggang ke Gedung Putih.

Biasanya negara bagian memberikan semua suara Dewan Elektoral untuk capres yang memenangkan suara dari popular votes.

Misalnya jika seorang capres menang 50,1 persen suara di Texas, dia akan mendapat semua dari 38 electoral votes di negara bagian itu.

Oleh karena itu capres bisa menjadi presiden AS dengan memenangkan sejumlah negara bagian krusial, meski memiliki suara publik yang lebih sedikit dari seluruh negeri.

Hanya negara bagian Maine dan Nebraska yang menggunakan metode "distrik kongresional".

Artinya, satu elector dipilih di setiap distrik kongresional berdasarkan pilihan rakyat, sedangkan dua electors lainnya dipilih berdasarkan pilihan terbanyak rakyat di seluruh negara bagian.

Inilah sebabnya mengapa para capres menargetkan negara bagian tertentu, daripada mencoba memenangkan sebanyak mungkin suara publik di seluruh penjuru negeri.

Adakah capres yang kalah popular vote tapi menang pilpres?

Ada dua dari lima pilpres terakhir yang dimenangkan oleh capres dengan suara publik lebih rendah dibandingkan lawannya.

Terbaru, pada 2016 Donald Trump kalah hampir 3 juta suara publik dari Hillary Clinton tapi berhak menduduki kursi nomor 1 di Gedung Putih karena menang mayoritas di Electoral College.

Sebelumnya pada 2000 George W Bush juga menang di Electoral College dengan 271 suara, meski Al Gore dari Partai Demokrat unggul lebih dari 500.000 suara di popular votes.

Mundur lebih jauh ke belakang, ada tiga presiden lain yang menang pilpres walau kalah di popular votes yaitu John Quincy Adams, Rutherford B Hayes, dan Benjamin Harrison. Semuanya pada abad ke-19.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved