Sabtu, 4 Oktober 2025

Trump Mengisyaratkan Akan Pecat Ahli Penyakit Top AS Anthony Fauci setelah Pemilihan

Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan akan memecat ahli penyakit menular top AS Dr Anthony Fauci setelah pemilihan.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Kolase SAUL LOEB / AFP dan Wikipedia
Presiden AS Donald Trump dan Pakar penyakit menular terkemuka AS Dr Anthony Fauci. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan akan memecat ahli penyakit menular top AS, Dr Anthony Fauci setelah pemilihan.

Pernyataan ini dia sampaikan di depan kerumunan pendukungnya di Florida.

Menurut laporan CNN, Presiden Trump berpidato di depan pendukungnya pada tengah malam setelah seharian berkampanye. 

Trump mengeluhkan pemberitaan mengenai Covid-19 dan menyebut Anthony Fauci sebagai 'Api Fauci'.

Baca juga: Dua Hari Jelang Pemilu AS, Trump Kembali Lontarkan Keraguannya pada Integritas Penghitungan Suara

Baca juga: Tiga Hari Jelang Pemilu AS, Joe Biden Makin Terfavorit Kalahkan Trump 

"Jangan beri tahu siapa pun kecuali biarkan saya menunggu sedikit setelah pemilihan," kata Trump disambut sorakan dari kerumunan.

"Saya menghargai nasihat itu," tambahnya.

Ahli penyakit menular top di AS, Dr Anthony Fauci menyampaikan pesan untuk para pengunjuk rasa yang mengabaikan perintah tinggal di rumah.
Ahli penyakit menular top di AS, Dr Anthony Fauci menyampaikan pesan untuk para pengunjuk rasa yang mengabaikan perintah tinggal di rumah. (wikipedia)

Beberapa waktu lalu, Trump menyebut Fauci sebagai pria yang baik, namun sering salah.

Adapun acara Trump malam itu masih tidak mengindahkan protokol kesehatan.

Karena sebagian besar orang-orang yang datang tidak menggunakan masker.

Jelang pemilihan, Trump melanjutkan kampanyenya di negara-negara bagian yang terdampak virus corona.

Baca juga: Pilpres AS 2020: Trump Dapat Kecaman dari Warga Meksiko hingga Boneka Dibakar

Baca juga: Pilpres AS 2020: 4 Negara Asia yang Dukung Donald Trump Menang, dari Hong Kong hingga Jepang

Presiden yakin pesannya untuk membuka negara kembali akan diterima para pemilih.

Sebelumnya, Fauci melontarkan kritik kepada presiden pada wawancaranya dengan Washington Post.

Ahli penyakit menular AS ini mengkritik kebijakan pemerintahan Trump termasuk Dr Scott Atlas yang diandalkan presiden untuk memberi nasihat soal penanganan wabah corona.

Presiden AS Donald Trump saat akanmenandatangani beberapa izin untuk memulihkan dominasi energi di cekungan Permian di Midland, Texas pada 29 Juli 2020.
Presiden AS Donald Trump saat akanmenandatangani beberapa izin untuk memulihkan dominasi energi di cekungan Permian di Midland, Texas pada 29 Juli 2020. (Nicholas Kamm / AFP)

Sebenarnya di awal pandemi Trump dan Fauci terlihat bekerja sama.

Namun seiring waktu, hubungan keduanya memburuk.

Fauci mengaku sudah tidak lagi memberi pengarahan kepada Presiden Trump dan digantikan oleh Atlas.

Dikutip dari The Guardian, Anthony Fauci mungkin menyulut emosi presiden setelah wawancaranya dengan Washington Post muncul akhir pekan lalu. 

Dokter ini membahas peringatannya soal kemungkinan buruk yang akan dialami AS, dimana negara ini mencatat peningkatan kasus harian.

AS harus bersiap untuk 'banyak luka' di bawah pandemi virus corona, kata Fauci.

Dia memprediksi di musim dingin akan ada 100.000 atau lebih kasus infeksi dalam sehari dan jumlah kematian meningkat.

Baca juga: Banyak Pejabat di Gedung Putih Terinfeksi Covid-19 Setelah Trump, Dr Fauci: Sebenarnya Bisa Dicegah

Baca juga: Dr Fauci Kembali Soroti Ucapan Donald Trump Soal AS Ambil Jalan Pintas Tangani Pandemi Covid-19

Presiden AS Donald Trump tiba untuk mengadakan rapat umum Make America Great Again saat dia berkampanye di Bandara Internasional Orlando Sanford di Sanford, Florida, 12 Oktober 2020.
Presiden AS Donald Trump tiba untuk mengadakan rapat umum Make America Great Again saat dia berkampanye di Bandara Internasional Orlando Sanford di Sanford, Florida, 12 Oktober 2020. (SAUL LOEB / AFP)

"Kami mengalami banyak luka," kata Fauci kepada Washington Post dalam wawancara keras yang diterbitkan pada Sabtu malam, tiga hari sebelum pemilihan.

Pernyataan ini pun membuat geram Gedung Putih.

"Ini bukan situasi yang bagus. Semua bintang sejajar di tempat yang salah saat Anda memasuki musim gugur dan musim dingin, dengan orang-orang berkumpul di rumah di dalam ruangan. Anda tidak mungkin ditempatkan lebih buruk," jelas Fauci.

Jumlah kasus baru harian bervariasi, tetapi pada Jumat lalu AS menetapkan rekor dunia untuk penambahan kasus baru dalam satu hari, antara 99.000 dan 100.000.

Ini disebabkan angka kasus melonjak di beberapa negara bagian.

Pada Sabtu (31/10/2020), Universitas Johns Hopkins melaporkan lebih dari 81.000 kasus baru.

Ada 862 kematian, turun dari 1.000 lebih di hari sebelumnya.

Pada Senin (2/11/2020), lebih dari 9,2 juta orang di seluruh AS telah tertular virus corona dan lebih dari 230.000 orang telah meninggal.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved