Minggu, 5 Oktober 2025

Militer AS dan Jepang Unjuk Kekuatan ke China, Gelar Latihan Perang Berskala Besar

Berlangsung hingga 5 November, Keen Sword akan mencakup pelatihan perang dunia maya dan elektronik untuk pertama kalinya.

AFP
Armada AL Amerika Serikat. 

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jepang dan Amerika Serikat (AS) pada Senin (26/10/2020) memulai latihan militer darat, laut, dan udara di sekitar Jepang, sebagai unjuk kekuatan dalam menghadapi peningkatan aktivitas militer China di wilayah tersebut.

Keen Sword adalah latihan militer skala besar pertama sejak Yoshihide Suga menjadi Perdana Menteri Jepang bulan lalu, dengan janji melanjutkan pembangunan militer yang bertujuan melawan China, yang mengklaim pulau-pulau yang dikuasai Jepang di Laut China Timur.

Keen Sword yang digelar setiap dua tahun itu melibatkan puluhan kapal perang, ratusan pesawat, dan 46.000 tentara, pelaut, dan marinir dari Jepang dan AS.

Baca juga: Di Balik Kunjungan Menlu AS ke Indonesia, Benarkah Amerika Takut Indonesia-China Makin Dekat

Berlangsung hingga 5 November, Keen Sword akan mencakup pelatihan perang dunia maya dan elektronik untuk pertama kalinya.

"Situasi keamanan di sekitar Jepang semakin parah. Ini memberi kami kesempatan untuk mendemonstrasikan kekuatan aliansi Jepang-AS," kata Jenderal Koji Yamazaki, Komandan Militer Tertinggi Jepang, di atas kapal pengangkut helikopter Kaga di perairan Selatan Jepang, seperti dikutip Reuters.

Kaga, kapal perang terbesar milik Jepang, bersanding dengan kapal induk AS USS Ronald Reagan dan kapal perusak pengawalnya.

Baca juga: Setelah PM Jepang, Giliran Menlu AS Mike Pompeo ke Indonesia Pekan Depan

Kaga yang memiliki panjang 248 meter, yang baru kembali dari patroli di Laut Cina Selatan dan Samudra Hindia, akan dimodernisasi pada awal tahun depan untuk bisa membawa jet tempur siluman F-35.

Suga bulan ini mengunjungi Vietnam dan Indonesia sebagai bagian dari upaya Jepang untuk meningkatkan hubungan dengan sekutu utama Asia Tenggara.

Itu menyusul pertemuan di Tokyo dari "Quad", aliansi informal India, Australia, Jepang, dan AS yang Washington lihat sebagai benteng melawan pengaruh regional China yang berkembang. Beijing mengecamnya sebagai "mini-NATO" yang bertujuan untuk menahannya.

Jepang semakin khawatir atas peningkatan aktivitas Angkatan Laut China di sekitar pulau-pulau yang disengketakan di Laut China Timur yang diklaim Tokyo sebagai Senkaku dan disebut Diaoyu oleh Beijing.

Baca juga: China Klaim Usir Kapal Perusak AS dari Laut China Selatan

Mendampingi Jenderal Yamazaki di Kaga, Letnan Jenderal Kevin Schneider, Komandan Pasukan AS di Jepang, menunjuk aktivitas baru-baru ini oleh China yang membuat khawatir Washington dan Tokyo. 

Kegiatan itu termasuk Undang-Undang Keamanan Baru di Hong Kong yang telah merusak otonomi wilayah tersebut, pembangunan fasilitas militer China di Laut China Selatan, dan gangguan terhadap Taiwan oleh militer Tiongkok selama beberapa bulan terakhir.

China mengatakan, niatnya di kawasan itu untuk tujuan damai.

Perang bisa pecah

Kehadiran militer Amerika Serikat (AS) di Laut China Selatan bukan gertak sambal.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved