Sabtu, 4 Oktober 2025

Soal Tewasnya Pejabat Korea Selatan, Kim Jong Un: Seharusnya Tak Terjadi, Telah Terjadi

Pemimpin Tertinggi Korea Utara menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat Korea Selatan atas pembunuhan pejabat Seoul pekan ini.

STR / KCNA VIA KNS / AFP
Foto yang diambil pada tanggal 5 September 2020 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada tanggal 6 September 2020 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) mengunjungi daerah yang rusak akibat Topan Maysak di Provinsi Hamgyong Selatan. 

TRIBUNNEWS.COM - Cheong Wa Dae (Istana Kepresidenan Korea Selatan) mengumumkan, pemimpin tertinggi Korea Utara menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat Korea Selatan atas pembunuhan pejabat Seoul pekan ini.

Mengutip dari koreaherald, dalam pernyataan resmi yang diterima Korea Selatan, Korea Utara menyampaikan pesan Kim Jong Un yang merasa sangat menyesal atas insiden tersebut.

Baca: Korea Utara Tembak Mati dan Bakar Mayat Pejabat Korea Selatan, Sempat Dilaporkan Hilang

Foto yang diambil pada 5 September 2020 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 6 September 2020 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara dengan komite pusat partai untuk pemulihan bencana tentang kerusakan yang disebabkan oleh Topan Maysak di Provinsi Hamgyong Selatan dan Utara.
Foto yang diambil pada 5 September 2020 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 6 September 2020 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara dengan komite pusat partai untuk pemulihan bencana tentang kerusakan yang disebabkan oleh Topan Maysak di Provinsi Hamgyong Selatan dan Utara. (STR / KCNA VIA KNS / AFP)

Baca: Pasukan Korea Utara Tembak Mati Pejabat Korea Selatan, Tubuhnya Dibakar

Pernyataan itu menerangkan, Kim Jong Un juga merasa bahwa kejadian mengerikan itu sangat mengecewakan.

Menurut Suh Hoon, Direktur Keamanan Nasional di Cheong Wa Dae, Presiden Moon Jae In dan warga Korea Selatan merasa marah atas kejadian tak menyenangkan tersebut,

Lebih lanjut, Korea Utara akan memberitahu Korea Selatan hasil penyelidikan independent yang dikirim oleh United Front Departement (UFD).

Direktur Keamanan Nasional Korea Selatan, Suh Hoon.
Direktur Keamanan Nasional Korea Selatan, Suh Hoon. (Yonhap)

Korea Utara Mengatakan Pejabat itu Melintasi Perbatasan

Sebelumnya, Korea Utara mengatakan, pria tak dikenal terlihat melintasi perbatasan tanpa izin.

Pejabat itu, kata Korea Utara, juga tidak memberikan jawaban jelas ketika ditanyai tim pemeriksaan keamanan di laut barat.

Laporan Korea Utara menerangkan, merasa curiga dengan pejabat itu, pasukan Korea Utara menembakkan dua peluru kosong dan pejabat itu berusaha melarikan diri.

Pasukan Korea Utara kemudian melepaskan lebih dari 10 tembakan pada jarak 40-50 meter, di bawah aturan terkait keamanan perbatasan laut.

Setelah penembakan, mereka mencari jenazah pejabat yang mengapung, tetapi Korea Utara mengklaim pasukannya hanya menemukan darah, bukan tubuhnya.

Laporan itu menambahkan, mereka membakar jenazah pejabat Korea Selatan sesuai pedoman darurat negara untuk mencegah Covid-19. 

Baca: HUT Korea Utara, Kim Jong Un Terima Sekeranjang Bunga dari Presiden Jokowi, Ini Isi Ucapannya

Foto ini menunjukkan Mugunghwa No. 10, kapal patroli perikanan Korea Selatan, berlabuh di dekat perbatasan laut de facto antar-Korea di Laut Kuning pada 24 September 2020. Kapal itu ditumpangi oleh seorang pejabat Korea Selatan yang hilang pada saat itu. 21 September dan dibunuh oleh tentara Korea Utara keesokan harinya, menurut pejabat Korea Selatan.
Foto ini menunjukkan Mugunghwa No. 10, kapal patroli perikanan Korea Selatan, berlabuh di dekat perbatasan laut de facto antar-Korea di Laut Kuning pada 24 September 2020. Kapal itu ditumpangi oleh seorang pejabat Korea Selatan yang hilang pada saat itu. 21 September dan dibunuh oleh tentara Korea Utara keesokan harinya, menurut pejabat Korea Selatan. (Yonhap)

Kim Jong Un: Apa yang Seharusnya Tidak Terjadi, Telah Terjadi 

Sementara itu, pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un menyebut, "apa yang seharusnya tidak terjadi, telah terjadi".

Kim Jong Un kabarnya menginstruksikan pasukan untuk membentuk sistem dan mencatat seluruh proses kegiatan keamanan perbatasan laut, agar tidak memicu kesalahan kecil atau pun kesalahan lebih besar, ketika melaksanakan tindakan keras.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved