Kim Jong Un Minta Maaf atas Insiden Penembakan Warga Sipil Korsel
Para tentara Korea Utara melepaskan lebih dari 10 tembakan ke pria itu, seorang pejabat perikanan Korea Selatan yang hilang minggu ini
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyesal dan meminta maaf atas insiden penembakan mati seorang pejabat perikanan Korea Selatan yang hilang awal pekan ini.
Kim Jong Un mengatakan seharusnya insiden itu tidak terjadi.
Hal itu terungkap dalam Surat Kim Jong Un yang dikirimkan oleh Departemen Front Bersatu Korea Utara ke kantor Presiden Korea Selatan Moon Jae-in sehari setelah para pejabat Seoul mengatakan tentara Korea Utara membunuh seorang warga sipil Korea Selatan dan menyiramkan minyak dan membakarnya.
"Surat itu mengutip pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang mengatakan dia "menyesal" bahwa insiden itu mengecewakan publik Korea Selatan dan seharusnya tidak terjadi," kata penasihat keamanan Moon Suh Hoon, seperti dilansir Reuters, Jumat (25/9/2020).
"Para tentara Korea Utara melepaskan lebih dari 10 tembakan ke pria itu, seorang pejabat perikanan Korea Selatan yang hilang minggu ini, setelah dia tidak mengungkapkan identitasnya dan mencoba melarikan diri," kata Suh, mengutip surat itu.
Tetapi surat itu mengatakan mereka membakar pelampung yang dia gunakan, sesuai buku manual anti-virus mereka. Artinya, tegaa dia, bukan tubuhnya yang dibakar.
Baca: Korea Utara Tembak Mati dan Bakar Mayat Pejabat Korea Selatan, Sempat Dilaporkan Hilang
"Pasukan tidak dapat menemukan pelanggar ketika melakukan penyelidikan, setelah melepaskan tembakan, dan membakar perangkat di bawah langkah-langkah pencegahan penyakit Covid-19," kata Suh pada sebuah konferensi pers, merujuk pada surat itu.
Presiden Moon: Penembakan Warga Sipil Korsel Tak Dapat Ditoleransi
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyatakan penyesalan mendalam, atas insiden penembakan terhadap seorang warga sipil Korea Selatan oleh pasukan Korea Utara.
Moon Jae-in menyebut pembunuhan itu sebagai "insiden mengejutkan yang tidak dapat ditoleransi atas alasan apa pun."
"Pihak berwenang Korea Utara harus mengambil langkah-langkah yang bertanggung jawab terkait kasus ini," kata Moon, seperti disampaikan juru bicara Cheong Wa Dae Kang Min-seok, seperti dilansir kantor berita Korea Selatan Yonhap, Kamis (24/9/2020).
Pihak Istana Kepresidenan sebelumnya mengeluarkan pernyataan mengutuk pembunuhan itu dan menuntut Korea Utara meminta maaf.
Menteri Pertahanan Suh Wook juga mengecam "kekejaman yang tak termaafkan" yang dilakukan pasukan Korea Utara.
Ia berjanji akan melakukan upaya untuk mencegah insiden seperti itu terjadi lagi.
Kasus ini diperkirakan akan semakin memperburuk hubungan antar-Korea yang telah retak.