Virus Corona
Jepang Bingung Terkait Transportasi Vaksin Lewat Udara, Dunia Butuh 8.000 Kargo Boeing 747
Jika satu dosis vaksin diberikan kepada 7,8 miliar orang di dunia, jumlah itu setara dengan kapasitas muat 8.000 kargo pesawat Boeing 747.
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Masalah akibat pandemi Covid-19 tidak hanya terkait penciptaan dan pengembangan vaksin, namun juga soal transportasi cargo udara yang membawa vaksin ke berbagai negara diperkirakan akan menjadi masalah nantinya.
"Terus terang kita akan bingung, bagaimana membawa jutaan vaksin lewat udara nantinya kalau sudah tersedia," kata sumber Tribunnews.com dari industri penerbangan Jepang.
Saat ini diakuinya jumlah penerbangan umum membawa penumpang sudah sangat berkurang signifikan, demikian pula jumlah penerbangan cargo juga banyak berkurang terutama antar negara.
International Air Transport Association (IATA) yang memiliki sekitar 290 maskapai penerbangan di seluruh dunia, juga telah mengeluarkan pernyataan pada tanggal 9 September 2020 terkait pengangkutan vaksin untuk virus corona baru.
Baca: Soal Vaksin Covid-19, Indonesia Buka Peluang Kerja Sama dengan Perusahaan dan Kampus di Jepang
IATA memperkirakan kerugian 419 miliar dolar AS akibat pandemi Covid-19 menghantam dunia cargo dunia.
Menurut laporan itu, jika satu dosis vaksin diberikan kepada 7,8 miliar orang di dunia, jumlah itu setara dengan kapasitas muat 8.000 kargo pesawat Boeing 747.
Selain itu, perlu memprioritaskan pengoperasian pesawat kargo yang mengangkut vaksin dan mengambil tindakan khusus seperti pembebasan dari tindakan isolasi negara-negara yang dituju.
"Meskipun vaksin dikembangkan, terdapat risiko kekurangan kapasitas transportasi yang serius dalam situasi saat ini di mana banyak pesawat tidak dapat segera beroperasi karena pengurangan drastis penerbangan udara karena penyebaran infeksi," jelasnya.

Dalam sebuah pernyataan, Sekretaris Jenderal IATA Alexandre de Juniac mengatakan, "Industri penerbangan dunia akan menghadapi tantangan terbesar yang pernah ada, untuk setiap negara secepat mungkin seiring dengan pengembangan vaksin, perlu mengantisipasi transportasi udara nantinya setelah vaksi diproduksi massal."
"Mengirimkan vaksin Covid-19 dengan aman akan menjadi misi abad ini untuk industri kargo udara global. Tetapi itu tidak akan terjadi tanpa perencanaan sebelumnya yang matang. Dan sekaranglah waktunya," tegas Juniac.
Baca: Peneliti Unpad Sebut Relawan yang Positif Covid-19 Bukan dari Vaksin, Kini Disuntik Lagi
"Kami mendesak berbagai pemerintah untuk memimpin dalam memfasilitasi kerja sama lintas negara rantai logistik sehingga fasilitas, pengaturan keamanan, dan proses perbatasan siap untuk tugas raksasa dan kompleks ke depan, nantinya bisa berjalan dengan lancar," ujarnya.
Sementara itu baru terbit Buku "Rahasia Ninja di Jepang", pertama di dunia cerita non-fiksi kehidupan Ninja di Jepang dalam bahasa Indonesia, silakan tanyakan ke: [email protected]