Sabtu, 4 Oktober 2025

Pria Nekat Terjang Banjir Bawa Keluarga, Anak dan Istrinya Tewas, Hanya Dia Sendiri yang Selamat

Seorang ibu dan empat anaknya meninggal dunia terbawa arus saat suaminya nekat menerjang banjir dengan mobilnya.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Al Manara
Banjir menghanyutkan satu keluarga di Yaman 

TRIBUNNEWS.COM - Insiden tragis dilaporkan terjadi di Yaman saat terjadi banjir besar pada Rabu (26/8/2020).

Seorang ibu dan empat anaknya meninggal dunia terbawa arus saat suaminya nekat menerjang banjir dengan mobilnya.

Mobil mereka terhanyut, tapi hanya sang ayah yang selamat dari kejadian itu.

Seperti yang dilansir media lokal Al Manara, mobil itu tersapu sampai ke area Al-Sida, di depan gerbang stadium di distrik Al-Dhahar.

Baca: Tentara Inggris Diciduk Karena Tolak Perang di Yaman, Pasukan Ansarallah Sukses Sapu Markas ISIS

Baca: PBB Sebut 9 Anak Tewas dalam Serangan Udara di Yaman Utara

Banjir menghanyutkan satu keluarga di Yaman
Banjir menghanyutkan satu keluarga di Yaman (Al Manara)

Menurut otoritas, jasad seorang wanita ditemukan dalam mobil.

Sementara keempat anaknya hilang.

Video detik-detik hanyutnya mobil keluarga itu dibagikan di media sosial.

Seorang anak tampak berteriak minta tolong untuk menyelamatkan keluarganya yang ada di dalam mobil.

Setidaknya 148 Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir yang Terjadi di Yaman

Yaman menghadapi bencana berupa hujan lebat dan banjir yang melanda negara itu selama tiga bulan terakhir, PBB memperingatkan pada hari Minggu (23/8/2020) lalu.

Banjir bandang telah menewaskan sedikitnya 148 orang.

Lebih dari 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Banjir juga telah menghancurkan properti, tanaman, dan ternak.

Provinsi Marib, Amran, Hajjah, Hodeidah, Lahj, Aden dan Abyan terkena dampak paling parah.

Sebuah gambar menunjukkan air banjir di provinsi Marib Yaman pada 4 Agustus 2020.
Sebuah gambar menunjukkan air banjir di provinsi Marib Yaman pada 4 Agustus 2020. (AFP)

Ribuan orang di Yaman menganggur dan otomatis upaya untuk menahan penyebaran virus corona menjadi terhambat, kata juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Andrej Mahecic.

"UNHCR sangat prihatin, komunitas pengungsi sangat rentan terhadap pandemi COVID-19, banyak yang tidak dapat mempraktikkan social distancing, mengakses air bersih untuk mencuci tangan atau melakukan tindakan lain untuk mencegah penularan virus juga sangat sulit," kata Mahecic kepada Arab News.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved