Sabtu, 4 Oktober 2025

Turki, Irak, dan Iran Borong Aneka Senjata Tempur Baru dari Perusahaan Rusia

Terkait pembelian sistem rudal S-400 oleh Turki, kontrak ini merupakan imbas dari kegagalan Turki mendapatkan jet tempur F-35 dari AS.

montase berbagai sumber
Rudal S-400, pertahanan terakhir Rusia menahan gempuran Amerika. 

"Kementerian Pertahanan Irak (ingin) bekerja sama dengan pemerintah Rusia dan dengan Kementerian Pertahanan Rusia dalam pasukan pertahanan udara dan infanteri," kata Al-Zuhairi.

"Ya, itu benar," kata pejabat itu ketika ditanya apakah Irak ingin membeli kendaraan infanteri dari Rusia untu angkatan darat mereka.

Ia juga mengatakanIrak ingin meningkatkan kerja sama militer dengan Rusia dan melakukan latihan untuk berbagi pengalaman dalam memerangi terorisme.

"Pamerannya sangat bagus, dan kualitasnya sangat bagus. Ini adalah pesan yang jelas dari Irak ke Rusia. Rusia memiliki hubungan yang baik dan dia menawarkan bantuan militer,” imbuhnya.

“Situasi di negara kami membutuhkan bantuan dari Rusia, dan kami setiap tahun datang ke pameran," tambah Al-Zuhairi.

"Untuk membeli lapis baja, pesawat, tank, membeli segalanya ... sebagian untuk pasukan darat, kami fokus pada pasukan. Tapi saya seorang pilot, saya butuh pesawat, saya butuh pesawat tempur, Su-57,” lanjutnya.

“Helikopter. Kami memiliki banyak helikopter dari Rusia, Mi-35, Mi-28, Mi-17… Itu adalah kekuatan (udara) utama di Irak," tegas pejabat Kemenhan Irak itu.

Pada kesempatan terpisah, Duta Besar Republik Islam Iran untuk Moskow, Kazem Jalali, mengemukakan, negaranya mencapai babak baru kerjasama militer dengan Rusia.

Menteri Pertahanan Iran Amir Khatami telah tiba di Moskow untuk bertemu dengan mitranya dari Rusia dan sejumlah pejabat pertahanan teras lain.

Jalali memuji upaya Kremlin untuk mempertahankan pencabutan larangan global PBB atas penjualan senjata ke Iran, yang akan berakhir pertengahan Oktober 2020.

"(Dengan menolak resolusi AS untuk melanjutkan larangan), Rusia menunjukkan penentangan tindakan ilegal dan sia-sia oleh Amerika Serikat," kata Jalali.

Menteri Pertahanan Iran, Jenderal Amir Hatami, akan terbang ke Moskow pekan ini untuk bertemu dengan mitranya dari Rusia menyusul akan berakhirnya sanksi embargo senjata PBB ke Iran.

Menurut laporan, Hatami akan membahas akuisisi senjata baru dari Rusia, termasuk pesawat tempur baru dan sistem pertahanan udara.(Tribunnews.com/Sputniknews/AlMasdarNews/xna)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved