Senin, 29 September 2025

Ledakan di Beirut

Presiden Lebanon: Mustahil Ledakan Pelabuhan Beirut Dipicu Senjata Hizbullah

Otoritas Lebanon telah menangkap 16 orang terkait ledakan besar di gudang pelabuhan Beirut

STR / AFP
Sebuah helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020. Seorang mantan anggota parlemen Israel merayakan ledakan yang menewaskan 130 orang dan melukai 5.000 lainnya dengan menyebut bahwa ledakan tersebut adalah 'hadiah dari Tuhan'. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, BEIRUT-- Presiden Lebanon Michel Aoun menegaskan mustahil ledakan besar di pelabuhan Beirut bulan ini disebabkan oleh aksi dari kelompok bersenjata Hizbullah.

Walapun demikian kata dia, semua kemungkinan sedang diselidiki.

"Mustahil, tapi peristiwa serius seperti ini memunculkan aneka teori dan imajinasi. Tapi ini masih disekidiki," kata Aoun.

Otoritas Lebanon menyelidiki penyebab sejumlah besar amonium nitrat yang ditempatkan selama bertahun-tahun di pelabuhan meledak pada 4 Agustus lalu dan menewaskan 178 orang, melukai 6.000 dan menghancurkan gedung dan perkantoran.

Dalam wawancara dengan harian Italia Corriere della Sera, yang diterbitkan pada Selasa (18/8/2020), Aoun menegaskan, Hizbullah tidak menyimpan senjata di pelabuhan.

Hal senada juga sudah disampaikan pemimpin Hizbullah, pada awal bulan ini.

Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah membantah tuduhan bahwa gerakan bersenjata yang ia pimpin itu memiliki persenjataan yang disimpan di pelabuhan Beirut.

Baca: Update Ledakan di Beirut: 178 Tewas, 6.000 Luka-luka, 170.000 Apartemen Rusak & 120 Sekolah Ambruk

Dia telah mengatakan Hizbullah akan menunggu hasil penyelidikan.

Aoun mengatakan penyidik tengah menyelidiki apakah ada unsur kelalaian, kecelakaan atau "gangguan eksternal" yang menyebabkan ledakan.

16 Orang Ditahan

Otoritas Lebanon telah menangkap 16 orang terkait ledakan besar di gudang pelabuhan Beirut pada Selasa (4/8/2020).

Demikian kantor berita negara National News Agency (NNA) mengutip keterangan hakim Fadi Akiki, perwakilan pemerintah di pengadilan militer, seperti dilansir Reuters, Jumat (7/8/2020).

Sumber peradilan dan media lokal mengatakan Manajer Umum Pelabuhan di antara mereka yang ditahan.

Fadi Akiki mengatakan sejauh ini lebih dari 18 orang mulai dari pejabat pelabuhan, Bea Cukai dan pihak terkait yang terlibat dalam pekerjaan pemeliharaan di gudang.

Baca: Muncul Temuan Baru Penyebab Ledakan di Beirut, Bukan Karena Amonium Nitrat Tapi Misil Militer

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan