Ingin Hukum China Terkait Corona, Donald Trump Pertimbangkan Larang Tiktok Digunakan di AS
Presiden AS Donald Trump telah mengkonfirmasi bahwa AS sedang mempertimbangkan pelarangan aplikasi TikTok.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo Senin lalu menyampaikan bahwa AS telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menekan apapun yang berasal dari China.
Mulai dari pembatasan terhadap raksasa teknologi China termasuk Huawei dan ZTE, hingga menerapkan langkah serupa terhadap aplikasi asal Negeri Tirai Bambu tersebut pada seluruh ponsel di AS.
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (8/7/2020), Presiden AS Donald Trump telah mengkonfirmasi bahwa AS sedang mempertimbangkan pelarangan aplikasi TikTok.
Baca: Presiden Donald Trump Dituduh Pembohong oleh Keponakannya Sendiri
Ia mengatakan langkah tersebut bisa menjadi salah satu cara AS dalam menekan China yang dianggap menjadi sumber wabah virus corona atau Covid-19.
"Ini bisnis besar. Lihat apa yang terjadi dengan China terkait virus ini, apa yang telah mereka lakukan terhadap negara ini dan seluruh dunia sangat memalukan," kata Donald Trump mengulangi klaimnya terhadap China.
Donald Trump selama berbulan-bulan telah menuding China 'menipu dunia' terkait tingkatan dan seberapa serius bahaya pandemi Covid-19 pada awal virus tersebut merebak.
Merujuk pada opsi AS untuk 'menghukum' China, Donald Trump pun melirik TikTok, aplikasi video populer asal Negeri Tirai Bambu itu.
Tanggapan tersebut ia sampaikan usai Mike Pompeo mengatakan bahwa AS sedang mempertimbangkan untuk melarang penggunaan TikTok bagi warganya.
Baca: 5 Klaim tentang Donald Trump dalam Buku Mary Trump: Dibesarkan Ayah Sosiopat, Curang saat Ujian
Langkah ini dianggap mengikuti kebijakan otoritas India yang telah melakukan hal itu di tengah berlangsungnya sengketa perbatasan antara India dengan China.
Menurut diplomat senior itu, orang Amerika harus menghindari penggunaan TikTok.
Kecuali jika mereka menginginkan informasi pribadinya diketahui Partai Komunis China.
Baca: Calonkan Diri Jadi Presiden AS, Ini Perbandingan Kekayaan Kanye West dengan Donald Trump
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian membantah keras klaim Pompeo dan menuduh AS tengah mencari upaya untuk secara ilegal menekan perusahaan-perusahaan China.
"Pernyataan beberapa politisi di Amerika Serikat sepenuhnya hanyalah spekulasi belaka. Pemerintah China selalu meminta perusahaan China untuk mengembangkan kerja sama ekonomi asing berdasarkan Undang-undang (UU) dan sesuai aturan yang ada," kata Lijian dalam konferensi pers.
"Kami mendesak tiap individu di Amerika untuk menghilangkan prasangka buruk dan tidak menghakimi orang lain. Berhentilah menggunakan mekanisme negara untuk memberikan tekanan terhadap perusahaan China, dan lakukanlah lebih banyak upaya untuk mempromosikan perdagangan dan kerja sama ekonomi antara China dan AS," tegas Lijian.