Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Flu Babi

Virus G4 Flu Babi Baru: Bagaimana Penyebaran dan Cara Diagnosis Infeksi Manusia dengan Varian Virus?

Virus G4 Flu Babi Baru dengan Potensi Pandemi Ditemukan di China, Bagaimana Infeksi Manusia dengan Varian Virus Dapat Didiagnosis?

Youtube Tribun Kaltim Official
Virus G4 Flu Babi Baru: Bagaimana Penyebaran dan Cara Diagnosis Infeksi Manusia dengan Varian Virus? 

Selain itu, kemungkinan terinfeksi juga dengan menghirup tetesan atau debu yang mengandung virus influenza.

Para ilmuwan tidak benar-benar yakin cara penyebaran mana yang paling umum.

Sebelumnya, penularan varian virus flu burung ke manusia juga telah terjadi, meski pun metode penyebaran ini terbatas.

Penularan semacam ini diperkirakan terjadi dengan cara yang sama dengan penularan flu musiman pada orang, terutama melalui batuk atau bersin oleh orang yang terinfeksi.

Penting untuk dicatat bahwa dalam kebanyakan kasus, varian virus flu belum menunjukkan kemampuan untuk menyebar dengan mudah dan berkelanjutan dari orang ke orang.

Cara Mendiagnosis Infeksi Manusia dengan Varian Virus

Untuk mendiagnosis infeksi virus varian influenza A, spesimen pernapasan umumnya perlu dikumpulkan dalam 4 sampai 5 hari pertama penyakit.

Namun, beberapa orang, terutama anak-anak, dapat melepaskan virus lebih lama.

Sejak pandemi H1N1 2009, Departemen Kesehatan negara memiliki kemampuan untuk menguji virus influenza baru (bukan manusia).

Baca: Ahli Epidemiologi Top AS Sebut Virus Baru China Punya Ciri-ciri Flu Babi 2009 dan Flu 1918

Gejala Apa yang Dialami?

Orang yang telah terinfeksi virus varian memiliki gejala yang mirip dengan gejala influenza musiman manusia biasa.

Ini termasuk:

- Demam

- Lesu

- Kurang nafsu makan

- Batuk

Beberapa orang juga telah melaporkan:

- Pilek

- Sakit tenggorokan

- Iritasi mata

- Mual

- Muntah

- Diare

Obat Apa yang Tersedia untuk Mengobati?

Ada empat obat antiviral berbeda  yang direkomendasikan untuk digunakan di Amerika Serikat untuk pengobatan influenza:

- Oseltamivir

- Peramivir

- Zanamivir

- Baloxavir.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved