Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Setelah China, Virus Corona Muncul Lagi di Korea Selatan

Kepala Pusat Pengendalian Penyakit Korea (KCDC), Jung Eun-kyeong mengatakan gelombang pertama berlangsung hingga April.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Hasanudin Aco
VOA/AP
Kegiatan penyemprotan disinfektan di sebuah sekolah di Korea Selatan. 

Namun Jung menegaskan bahwa liburan di penghujung Mei lalu adalah awal gelombang Covid-19 yang baru.

Terlebih klaster baru yang muncul berada di lingkungan yang luas di Seoul, padahal ibukota sebelumnya hanya memiliki beberapa kasus infeksi.

Beberapa kasus baru ditanggapi Kota Daejeon, selatan Seoul, dengan melarang kerumunan di museum dan perpustakaan.

Dikutp dari BBC, bila penambahan kasus mencapai 30 dalam tiga hari ke depan, Wali Kota Seoul berjanji akan melakukan aturan jarak sosial ketat di ibukota. 

Seorang pria berbicara kepada seorang perawat selama tes virus corona di sebuah bilik pengujian di luar RS Yangji, Seoul, Selasa (17/3/2020). Sebuah rumah sakit di Korea Selatan telah memperkenalkan
Seorang pria berbicara kepada seorang perawat selama tes virus corona di sebuah bilik pengujian di luar RS Yangji, Seoul, Selasa (17/3/2020). Sebuah rumah sakit di Korea Selatan telah memperkenalkan "bilik telepon" - fasilitas pengujian coronavirus agar staf medis tidak perlu menyentuh pasien secara langsung dan mengurangi waktu disinfeksi. (AFP/Ed JONES)

Baca: BTS Jadi Satu-satunya Artis Korea yang Masuk Daftar Album Terbaik Rolling Stone 2020

Terlebih bila nanti kasus Covid-19 terbaru memenuhi 70 persen tempat tidur di rumah sakit kota.

Korea Selatan berhasil mengendalikan pandemi corona tanpa lockdown, seperti negara dengan kasus Covid-19 yang banyak.

Sebaliknya Negeri Gingseng mengandalkan kesadaran masyarakat untuk menjaga jarak sosial, tes, serta pelacakan kontak secara masif.

Selain tes dengan cara drive-thru dan walk-up, pemerintah Korea Selatan rajin memberikan informasi tentang lonjakan kasus dan himbauan menjaga jarak sosial via pesan singkat.

Aplikasi smartphone juga membantu warga Korea Selatan menerima diagnosa awal melalui telemedicine.

Sebanyak 280 orang di Korea Selatan telah meninggal sejak kasus pertama pada 20 Januari silam.

Secara keseluruhan ada lebih dari 12.000 infeksi dengan 1.277 perkiraan kasus aktif di negara ini.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved