Virus Corona
Ratusan Penerbangan di Beijing Dibatalkan Setelah Munculnya 100 Lebih Kasus Baru Virus Corona
Ratusan penerbangan, baik masuk dan keluar Beijing, di dua bandara dibatalkan sejak Rabu (17/6/2020) karena adanya 100 lebih kasus corona.
TRIBUNNEWS.COM - Ratusan penerbangan, baik masuk dan keluar Beijing, di dua bandara dibatalkan sejak Rabu (17/6/2020).
Pemerintah menangguhkan semua penerbangan karena terjadi gelombang kedua wabah Covid-19 di ibukota China ini.
Pemerintah menyebut langkah pencegahan sebagai soft lockdown.
Tidak ada pengumuman resmi dari pemerintah Tiongkok terkait penangguhan ini.
Dikutip dari CNN, pelacak penerbangan Variflight menampilkan setidaknya 630 penerbangan kemungkinan dibatalkan pada pukul 15.00 waktu setempat.
Ratusan penerbangan itu berasal dari Bandara Internasional Beijing dan Bandara Internasional Beijing Daxing.
Baca: Dua Bulan Tanpa Penularan, Beijing Catat 158 Kasus Positif Covid-19 Baru Hanya dalam Sepekan
Baca: Militer India: Tentara Kami Tewas Dipukuli Pentungan Paku oleh Serdadu China

Variflight juga menunjukkan lalu lintas kedua bandara turun drastis pada minggu ini.
Flight Master, penyedia data penerbangan lain yang berbasis di China, mengatakan 1.255 penerbangan telah dibatalkan di kedua bandara pada Rabu.
Angka itu meliputi 67 persen penerbangan keluar dan 68 persen penerbangan masuk.
Air China mengumumkan melalui media sosialnya, 297 penerbangannya yang tiba dan berangkat dari Bandara Internasional Beijing dibatalkan.
"Dipengaruhi oleh wabah di Beijing, ada penundaan massal dan pembatalan kedatangan dan keberangkatan penerbangan," bunyi pernyataan tersebut.
Beberapa maskapai domestik termasuk Air China, China Eastern, China Southern, dan Hainan Airlines, menjanjikan pengembalian uang penuh kepada penumpang yang membeli tiket pergi dari Beijing sejak minggu ini hingga akhir Juni.
Tidak hanya lalu lintas pesawat, kereta api juga ditangguhkan.
Otoritas perkeretaapian mengumumkan pengembalian uang penuh untuk semua tiket dari dan ke Beijing yang dipesan sebelum Rabu.
Sebelumnya awal pekan ini Beijing sudah menangguhkan semua taksi dan layanan serupa serta bus jarak jauh.
Rabu (17/6/2020), Beijing mencatat 31 kasus infeksi baru sehingga jumlah totalnya 137.
Awal mula wabah diyakini berasal dari pasar basah terbesar di Beijing, Xinfadi.
Gelombang dua pandemi corona ini setidaknya telah menginfeksi 16 distrik Beijing dan empat provinsi lainnya.
Bahkan tidak hanya menyebar di wilayah sekitar Beijing saja, tapi hingga ke Liaoning di timur laut, Sinchuan di barat daya, dan Zheijiang di pantai timur China.
Pemerintah melarang semua penduduk yang tinggal di zona berisiko terinfeksi Covid-19 dari tingkat menengah hingga tinggi untuk meninggalkan Beijing.

Baca: 500 TKA Asal China Akan Masuk Indonesia, Pemerintah Sebut Untungkan Pekerja Lokal, Kok Bisa?
Baca: Beijing Waspada Gelombang 2 Wabah Corona, Papan Pemotongan Ikan Salmon Diduga Jadi Sumber Virus
Namun, diutamakan orang-orang yang sempat mengunjung Pasar Xinfadi beberapa minggu sebelumnya.
Sejauh ini Beijing memiliki 27 area yang berisiko menengah.
Sementara sejumlah daerah di sekitar Xinfadi ditetapkan area berisiko tinggi.
Meski tidak seketat dua area tersebut, penduduk di daerah dengan minim risiko juga diimbau agar tidak melakukan perjalanan tak penting.
Bila ada kepentingan mendesak, warga di area yang aman harus menyertakan hasil tes negatif Covid-19 yang bisa diperoleh dalam waktu seminggu.
Kebanyakan provinsi lain berencana mewajibkan karantina bagi pendatang dari Beijing, utamanya dari area berisiko.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)