Senin, 29 September 2025

Sosok Edward Colston, Patung 'Pedagang Budak' di Inggris yang Dirobohkan Massa Saat Demo Floyd

Pengunjuk rasa anti-rasisme di Inggris merobohkan patung seorang 'pedagang budak' yang hidup di abad 17-an.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
Twitter @SamuelLiddell
Patung Edward Colston si 'Pedagang Budak' di Inggris 

TRIBUNNEWS.COM - Pengunjuk rasa anti-rasisme di Inggris merobohkan patung seorang 'pedagang budak' yang hidup di abad 17-an.

Aksi ini merupakan buntut dari protes George Floyd yang meluas ke Inggris dan negara Eropa lainnya.

Dikutip dari CNN, para pengunjuk rasa di Kota Bristol, Inggris Barat Daya mengikat patung perunggu Edward Colston dengan tali. 

Baca: Wali Kota Washington Ikut Protes AS dengan Resmikan Nama Jalan Black Lives Matter Plaza

Baca: Prediksi Tottenham Hotspur vs Manchester United Liga Inggris, Mourinho Siapkan Duet Kane-Bergwijn

Massa beramai-ramai menjatuhkan patung tersebut sambil bersorak.

Mereka menggulingkan patung ini hingga ke pelabuhan terdekat dan melemparkannya ke Sungai Avon.

Patung perunggu Edward Colston terletak di Colston Avenue di pusat kota dan dibangun untuk menghormati 'putra paling berbudi luhur dan bijaksana' di Bristol.

Namun beberapa tahun terakhir ini, para aktivis merasa patung tersebut tidak pantas berdiri di sana.

Sebab Colston adalah sosok yang terlibat dalam perdagangan budak Inggris, sebagaimana dikutip dari ITV News

Terlahir dari keluarga pedagang Bristol yang makmur, Colston dididik di London dan bergabung dengan Mercers Company pada 1673, di mana dia berdagang tekstil, wol, dan anggur.

Colston juga menjadi anggota Royal African Company, perusahaan monopoli perdagangan budak di Inggris yang saat itu berbasis di London.

Di antara 1689-1690 Colston menjabat sebagai wakil gubernur di perusahaan itu.

Semasa hidup dia memboyong sekitar 80.000 pria, wanita, dan anak-anak dari Afrika ke Amerika.

Pria Kulit Hitam Tewas Tercekik setelah Lehernya Ditekan Polisi, Sudah Memohon Ampun tapi Diabaikan
Pria Kulit Hitam Tewas Tercekik setelah Lehernya Ditekan Polisi, Sudah Memohon Ampun tapi Diabaikan (Kolase Tribunnews/CBS)

Tidak hanya Edward Colston yang terlibat dalam jual beli budak ini, saudaranya Thomas bertugas memasok manik-manik untuk membeli budak.

Sementara ayahnya, William memiliki saham di perusahaan perbudakan tersebut.

Pada 1689, perusahaan ini telah mengangkut sekitar 100.000 orang Afrika sebagai budak ke Amerika, di mana orang-orang kulit hitam ini dicap inisial perusahaan RAC di dada mereka.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan