Sabtu, 4 Oktober 2025

Rusuh di Amerika Serikat

Kepala Polisi Houston: Donald Trump, Tutup Mulut Anda!

Trump sebelumnya memuji Garda Nasional di Minneapolis, di mana dia menyebut pasukan keamanan itu "memotong demonstran seperti mentega".

AFP
Presiden AS Donald Trump dikawal ketat Secret Service dan polisi ketika berjalan kaki di sekitar gedung putih. 

Kementerian Pertahanan alias Pentagon memindahkan sekitar 1.600 tentara ke wilayah Washington DC, setelah beberapa malam protes dengan kekerasan di Ibu Kota Amerika Serikat (AS).

"Elemen-elemen tugas aktif ditempatkan di pangkalan militer di National Capitol Region tetapi tidak di Washington DC," kata juru bicara Pentagon Jonathan Rath Hoffman, Selasa (1/6), seperti dikutip Reuters.

Dia mengatakan, pasukan berada pada "status siaga tinggi" tetapi "tidak berpartisipasi dalam dukungan pertahanan untuk operasi otoritas sipil".

"Pasukan termasuk polisi militer dan mereka yang memiliki kemampuan teknik, bersama dengan batalion infantri," imbuh Hoffman.

Sebelumnya, pejabat senior Departemen Pertahanan AS mengatakan pada Senin (1/6), unit tempur AS akan pindah ke wilayah Washington.

Sementara Facebook Inc menangguhkan akun-akun yang terkait dengan kelompok-kelompok nasionalis kulit putih yang menganjurkan membawa senjata dalam gelombang protes anti-rasis, menyusul kematian George Floyd saat ditahan polisi Minneapolis.

Perusahaan media sosial asal AS tersebut, Selasa (2/6), menyatakan, mereka juga menghapus akun palsu yang mengklaim kesetiaan kepada Antifa dalam rangka mendiskreditkan gerakan anti-fasis.

Penganut Antifa mengatakan, mereka fokus membela orang dari serangan pihak berwenang atau warga, tetapi difitnah oleh Presiden Donald Trump yang tanpa mengutip bukti menyatakan kelompok ini adalah penghasut kekerasan anti-polisi.

Beberapa akun nasionalis kulit putih yang dihapus terkait dengan Proud Boys, yang sebelumnya Facebook klasifikasikan sebagai kelompok berbahaya. Akun yang lain memiliki koneksi ke grup bernama American Guard.

Facebook menegaskan, mereka bertindak berdasarkan perilaku, bukan politik dari konten apa pun. Dan, jejaring sosial ini tidak menyebut Antifa sebagai kelompok berbahaya.

"Akun Antifa yang menyesatkan dihapus karena "perilaku tidak autentik," karena mereka mengaku sesuatu yang bukan mereka," kata Facebook dalam pernyataan seperti dilansir Reuters.

PM Kanada kehabisan kata-kata

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau sempat kehabisan kata-kata ketika diminta pandangannya mengenai situasi yang terjadi di Amerika Serikat.

Bahkan, ia sempat terdiam 20 detik sebelum menanggapi pertanyaan tentang Presiden AS Donald Trump mengancam untuk menggunakan militer untuk meredam gelombang aksi unjuk rasa atas kematian warga kulit hitam George Floyd oleh polisi.

Baca: Sambil Genggam Erat Tangan Putri Semata Wayangnya, Isteri George Floyd Menangis, Saya Ingin Keadilan

"Kita semua melihat dalam kengerian dan kekhawatiran apa yang terjadi di Amerika Serikat," kata Perdana Menteri Kanada pada Selasa (2/6/2020) waktu setempat, setelah sempat terdiam 20 detik, saat ditanya wartawan, seperti dilansir Guardian, Rabu (3/6/2020).

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved