Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Niat Terapkan New Normal, Korea Selatan Justru Alami Lonjakan Kasus Corona Setelah Sekolah Dibuka

Korea Selatan terpaksa menutup sekolah lagi setelah lonjakan COVID-19 kasus baru menimpa negaranya setelah 50 hari tidak ada lonjakan kasus.

Penulis: Inza Maliana
Editor: bunga pradipta p
VOA/AP
Kegiatan penyemprotan disinfektan di sebuah sekolah di Korea Selatan. 

TRIBUNNEWS.COM - Korea Selatan menjadi satu di antara negara yang telah menerapkan new normal.

Dikutip Tribunnews dari Sky News, sayangnya setelah ratusan sekolah, museum dan galeri seni sudah dibuka kembali, negara tersebut justru mendapatkan lonjakan kasus.

Akhirnya, Negeri Gingseng itu terpaksa menutup kembali ratusan sekolah, museum dan galeri seni.

Bahkan, tiga hari terakhir setelah menerapkan new normal, terdapat 177 kasus Covid-19 baru yang dilaporkan.

Alhasil, lonjakan kasus tersebut memberikan ancaman yang menakutkan bagi negara lain.

Kegiatan penyemprotan disinfektan di sebuah sekolah di Korea Selatan.
Kegiatan penyemprotan disinfektan di sebuah sekolah di Korea Selatan. (VOA/AP)

Baca: Hadapi Gelombang Kedua Covid-19, Korea Selatan Kembali Lakukan Pembatasan Sosial Hingga 14 Juni 2020

Padahal, selama pandemi berlangsung, Korea Selatan menjadi satu di antara negara yang dianggap sukses menangani pandemi.

Diketahui, pada Kamis (28/5/2020), dilaporkan 79 orang telah terinfeksi virus.

Esoknya, sebanyak 58 kasus virus corona baru dilaporkan pada hari Jumat (29/5/2020).

Temuan kasus tersebut muncul di daerah metropolitan Seoul yang padat penduduk.

Lonjakan kasus ini merupakan satu di antara lonjakan besar setelah lebih dari 50 hari tidak ada lonjakan kasus.

Korea Selatan Mendeteksi Kluster Baru Covid-19, 2 Hari setelah Fasilitas Publik Kembali Normal
Korea Selatan Mendeteksi Kluster Baru Covid-19, 2 Hari setelah Fasilitas Publik Kembali Normal (AA)

Baca: Cegah Penyebaran Corona, Korea Selatan Gunakan Robot Barista, Layani Pengunjung Kafe dengan Ramah

Sebagian besar kasus baru terkait dengan pusat distribusi di Bucheon, di sebelah barat ibu kota Seoul.

Para pejabat berupaya keras untuk menekan transmisi virus yang terkait dengan gudang perusahaan e-commerce terbesar di negara itu, Coupang.

Pasalnya, mereka menuturkan fasilitas di gedung itu tidak sepenuhnya mematuhi langkah-langkah pengendalian infeksi.

Pembatasan nasional di Korea Selatan diketahui telah dicabut pada 6 Mei 2020 lalu.

Pemerintah pun telah menanggapi lonjakan kasus baru dengan menutup fasilitas umum.

Pusat uji drive-through di Seoul ini adalah satu dari puluhan di seluruh negeri
Pusat uji drive-through di Seoul ini adalah satu dari puluhan di seluruh negeri (BBC)

Baca: Virus Corona Merebak di Gudang E-commerce Korea Selatan, 3.600 Orang Diperiksa

Di antaranya seperti taman, museum dan teater yang dikelola pemerintah di wilayah metropolitan selama dua minggu ke depan untuk memperlambat penyebaran.

Lebih dari 250 sekolah yang baru dibuka kembali diperintahkan untuk ditutup kembali.

Sementara para pejabat juga menyarankan ruang permainan komputer di sekitar ibukota untuk ditutup selama periode tersebut atau bila tidak menerapkan langkah-langkah pencegahan Covid-19.

"Dua minggu dari sekarang akan sangat penting dalam mengatasi infeksi," kata Menteri Kesehatan Park Neung-hoo.

Seorang pria berbicara kepada seorang perawat selama tes virus corona di sebuah bilik pengujian di luar RS Yangji, Seoul, Selasa (17/3/2020). Sebuah rumah sakit di Korea Selatan telah memperkenalkan
Seorang pria berbicara kepada seorang perawat selama tes virus corona di sebuah bilik pengujian di luar RS Yangji, Seoul, Selasa (17/3/2020). Sebuah rumah sakit di Korea Selatan telah memperkenalkan "bilik telepon" - fasilitas pengujian coronavirus agar staf medis tidak perlu menyentuh pasien secara langsung dan mengurangi waktu disinfeksi. (AFP/Ed JONES)

Baca: Ratusan Sekolah di Korea Selatan Ditutup Lagi, Terjadi Lonjakan Infeksi Covid-19

Dia menyerukan warga di daerah metropolitan untuk menghindari pertemuan yang tidak perlu dan mendesak perusahaan agar karyawan yang sakit tidak masuk kerja.

Angka-angka baru yang diumumkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea membawa total nasional menjadi 11.402 infeksi dan 269 kematian.

Perdana Menteri Chung Sye-kyun pun meminta para pejabat untuk memeriksa kondisi kerja di gudang-gudang perusahaan e-commerce yang mengalami peningkatan pesanan selama pandemi.

Termasuk juga tempat kerja padat lainnya di mana risiko penularan infeksi tinggi.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved