Virus Corona
Corona di Brasil: Rumah Sakit Sao Paulo Kewalahan hingga Kuburan Massal di Amazonas
Wali Kota Sao Paulo, Bruno Covas, Brasil mengakui bahwa sistem kesehatannya nyaris runtuh karena lonjakan pasien Covid-19 di sana.
Negara bagian Amazonas memiliki lebih dari 20.300 kasus yang dikonfirmasi pada hari Minggu, menurut angka resmi.
Layanan kesehatan di ibukota negara bagian, Manaus pun telah kewalahan dan kuburan massal digunakan untuk menguburkan korban jiwa di sana.
Presiden Brasil Tidak Setujui Karantina Wilayah
Sayangnya, kenyataan ini tidak membuat Presiden Brasil, Jair Bolsonaro menuruti permintaan karantina wilayah.
Presiden sayap kanan ini sejatinya telah menerima kritik keras dari dalam dan luar negeri karena penanganannya terhadap krisis Covid-19.
Banyak pihak menyayangkan sikap acuh dan cenderung meremehkan dari Bolsonaro.
Bahkan ketidaksukaannya pada ide karantina wilayah membuat presiden memecat menteri kesehatan dan yang terakhir mengundurkan diri.

Minggu (17/5/2020) ini saja presiden terang-terangan menentang protokol kesehatan global tentang jarak sosial.
Dia diketahui berfoto-foto dengan para pendukungnya dari anak-anak hingga ibu-ibu di Brasilia.
Padahal sehari sebelumnya, Brasil menyalib angka infeksi Spanyol dan Italia.
Alhasil kini Brasil menduduki posisi keempat jumlah infeksi Covid-19 terbesar di dunia.
Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan 7.938 kasus baru dalam 24 jam terakhir, dengan total di atas 241.000.
Baca: Ditanyai Tanggapan tentang Kematian Rakyatnya karena Corona, Presiden Brasil: Terus Kenapa?
Baca: Sejarah Hari Ini: Rivaldo, Si Kidal Berdarah Brasil Dilahirkan
Sementara itu, jumlah korban tewas di Brasil selama 24 jam adalah 485, yang berarti bahwa jumlah total kematian adalah 16.118, angka tertinggi keenam di dunia.
Hari ini Selasa (19/5/2020) tercatat sudah mencapai 255.368 total infeksi.
Adapun angka kematiannya mencapai 16.853 dan jumlah pasien sembuh sebanyak 100.459.
Para ahli kesehatan telah memperingatkan bahwa jumlah sebenarnya dari infeksi yang dikonfirmasi di negara itu mungkin jauh lebih tinggi daripada catatan resmi.
Sebagaimana negara lainnya, Brasil juga dianggap kurang melakukan tes Covid-19.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)