Virus Corona
Corona di Brasil: Rumah Sakit Sao Paulo Kewalahan hingga Kuburan Massal di Amazonas
Wali Kota Sao Paulo, Bruno Covas, Brasil mengakui bahwa sistem kesehatannya nyaris runtuh karena lonjakan pasien Covid-19 di sana.
TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Sao Paulo Brasil , Bruno Covas, mengaku sistem kesehatannya nyaris runtuh karena lonjakan pasien Covid-19 di sana.
Sao Paulo merupakan kota terbesar di Brasil dan merupakan kota metropolitan terbesar ke-7 di dunia.
Namun banyaknya permintaan pada tempat tidur untuk penderita Covid-19 membuat sistem kesehatan di kota ini kewalahan.
Bruno Covas mengatakan rumah sakit umum di kota itu telah mencapai kapasitas 90% dan bisa kehabisan ruang dalam dua minggu, sebagaimana dikutip dari BBC.
Baca: Lagi-lagi karena Presiden Brasil, Menteri Kesehatan Brasil Nelson Teich Mengundurkan Diri

Dia menuduh warga yang melanggar aturan lockdown bagai bermain 'Russian roulette' dengan kehidupan orang-orang.
Sebagai informasi, Russian roulette adalah permainan pistol maut menggunakan pistol revolver.
Bagaimanapun juga, Sao Paulo merupakan satu daerah Brasil yang paling terpukul dengan hampir 3.000 kematian sejauh ini.
Covas mengatakan sedang berdiskusi dengan gubernur negara bagian untuk melakukan lockdown agar rumah sakit tidak kewalahan.
Gubernur negara bagian São Paulo memiliki kendali atas kepolisian sehingga dukungannya sangat penting bagi kota ini.
Covas tidak lupa meminta masyarakat agar lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
Menurutnya Kota São Paulo perlu mengurangi kegiatan lebih banyak lagi demi memperlambat penularan corona.
"Sulit dipercaya bahwa beberapa orang lebih suka penduduknya menjadi sasaran roulette Rusia. Ketidakpedulian dalam menghadapi kematian tidak pantas," kata Covas.
Sao Paulo memiliki populasi sekitar 12 juta.
Ironisnya angka resmi pemerintah menunjukkan sebagian besar penduduk mengabaikan aturan jarak sosial.
Sebenarnya São Paulo bukan satu-satunya wilayah Brasil yang dilanda wabah parah.