Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Corona di Brasil: Rumah Sakit Sao Paulo Kewalahan hingga Kuburan Massal di Amazonas

Wali Kota Sao Paulo, Bruno Covas, Brasil mengakui bahwa sistem kesehatannya nyaris runtuh karena lonjakan pasien Covid-19 di sana.

Penulis: Ika Nur Cahyani
EVARISTO SA AFP via France24.com
Seorang veteran Perang Dunia II di Brasil berusia 99 tahun berhasil sembuh dari virus corona. 

TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Sao Paulo Brasil , Bruno Covas, mengaku sistem kesehatannya nyaris runtuh karena lonjakan pasien Covid-19 di sana.

Sao Paulo merupakan kota terbesar di Brasil dan merupakan kota metropolitan terbesar ke-7 di dunia.

Namun banyaknya permintaan pada tempat tidur untuk penderita Covid-19 membuat sistem kesehatan di kota ini kewalahan.

Bruno Covas mengatakan rumah sakit umum di kota itu telah mencapai kapasitas 90% dan bisa kehabisan ruang dalam dua minggu, sebagaimana dikutip dari BBC

Baca: Lagi-lagi karena Presiden Brasil, Menteri Kesehatan Brasil Nelson Teich Mengundurkan Diri

Lusinan Peti Mati Tiba di Pemakaman Umum Brasil
Lusinan Peti Mati Tiba di Pemakaman Umum Brasil (Tangkap Layar YouTube CGTN)

Dia menuduh warga yang melanggar aturan lockdown bagai bermain 'Russian roulette' dengan kehidupan orang-orang.

Sebagai informasi, Russian roulette adalah permainan pistol maut menggunakan pistol revolver.

Bagaimanapun juga, Sao Paulo merupakan satu daerah Brasil yang paling terpukul dengan hampir 3.000 kematian sejauh ini.

Covas mengatakan sedang berdiskusi dengan gubernur negara bagian untuk melakukan lockdown agar rumah sakit tidak kewalahan.

Gubernur negara bagian São Paulo memiliki kendali atas kepolisian sehingga dukungannya sangat penting bagi kota ini.

Covas tidak lupa meminta masyarakat agar lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Menurutnya Kota São Paulo perlu mengurangi kegiatan lebih banyak lagi demi memperlambat penularan corona.

"Sulit dipercaya bahwa beberapa orang lebih suka penduduknya menjadi sasaran roulette Rusia. Ketidakpedulian dalam menghadapi kematian tidak pantas," kata Covas.

Sao Paulo memiliki populasi sekitar 12 juta.

Ironisnya angka resmi pemerintah menunjukkan sebagian besar penduduk mengabaikan aturan jarak sosial.

Sebenarnya São Paulo bukan satu-satunya wilayah Brasil yang dilanda wabah parah.

Negara bagian Amazonas memiliki lebih dari 20.300 kasus yang dikonfirmasi pada hari Minggu, menurut angka resmi.

Layanan kesehatan di ibukota negara bagian, Manaus pun telah kewalahan dan kuburan massal digunakan untuk menguburkan korban jiwa di sana.

Presiden Brasil Tidak Setujui Karantina Wilayah

Sayangnya, kenyataan ini tidak membuat Presiden Brasil, Jair Bolsonaro menuruti permintaan karantina wilayah.

Presiden sayap kanan ini sejatinya telah menerima kritik keras dari dalam dan luar negeri karena penanganannya terhadap krisis Covid-19.

Banyak pihak menyayangkan sikap acuh dan cenderung meremehkan dari Bolsonaro.

Bahkan ketidaksukaannya pada ide karantina wilayah membuat presiden memecat menteri kesehatan dan yang terakhir mengundurkan diri.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro
Presiden Brasil Jair Bolsonaro (Kolase Tribunnews/Twitter Bolsonaro)

Minggu (17/5/2020) ini saja presiden terang-terangan menentang protokol kesehatan global tentang jarak sosial.

Dia diketahui berfoto-foto dengan para pendukungnya dari anak-anak hingga ibu-ibu di Brasilia.

Padahal sehari sebelumnya, Brasil menyalib angka infeksi Spanyol dan Italia.

Alhasil kini Brasil menduduki posisi keempat jumlah infeksi Covid-19 terbesar di dunia.

Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan 7.938 kasus baru dalam 24 jam terakhir, dengan total di atas 241.000.

Baca: Ditanyai Tanggapan tentang Kematian Rakyatnya karena Corona, Presiden Brasil: Terus Kenapa?

Baca: Sejarah Hari Ini: Rivaldo, Si Kidal Berdarah Brasil Dilahirkan

Sementara itu, jumlah korban tewas di Brasil selama 24 jam adalah 485, yang berarti bahwa jumlah total kematian adalah 16.118, angka tertinggi keenam di dunia.

Hari ini Selasa (19/5/2020) tercatat sudah mencapai 255.368 total infeksi.

Adapun angka kematiannya mencapai 16.853 dan jumlah pasien sembuh sebanyak 100.459.

Para ahli kesehatan telah memperingatkan bahwa jumlah sebenarnya dari infeksi yang dikonfirmasi di negara itu mungkin jauh lebih tinggi daripada catatan resmi.

Sebagaimana negara lainnya, Brasil juga dianggap kurang melakukan tes Covid-19.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved