Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

PM Jepang Dukung Lebih dari 800 Juta Dolar AS untuk Pengembangan Vaksin Corona

PM Shinzo Abe akan mengirim pesan video ke Uni Eropa dan acara-acara lain yang bertujuan mengumpulkan dana untuk pengembangan vaksin.

Editor: Dewi Agustina
Richard Susilo
Foto PM Jepang Shinzo Abe saat jumpa pers 7 April 2020 malam 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mendukung pengumpulan dana lebih dari 800 juta dolar AS untuk pengembangan vaksin Corona.

PM Shinzo Abe akan mengirim pesan video ke Uni Eropa dan acara-acara lain yang bertujuan mengumpulkan dana untuk pengembangan vaksin, Senin (4/5/2020) malam.

Pengumpulan dana dilakukan dalam dan luar negeri Jepang.

"Kerja sama internasional sangat diperlukan dalam memerangi virus corona. Untuk mengubah fase, pengembangan obat-obatan terapeutik dalam jangka pendek dan vaksin dalam jangka menengah dan panjang adalah masalah prioritas kita bersama," kata PM Shinzo Abe.

Daerah pertokoan tradisional yang selalu ramai dikunjungi di Kansai Jepang menjadi kosong dan tutup semua, Senin (4/5/2020).
Daerah pertokoan tradisional yang selalu ramai dikunjungi di Kansai Jepang menjadi kosong dan tutup semua, Senin (4/5/2020). (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Selain itu, lebih dari 800 juta dolar AS untuk pengembangan obat-obatan terapeutik dan vaksin, termasuk sekitar 234 juta dolar AS kontribusi baru melalui mekanisme kerja sama global untuk pengembangan vaksin, CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Innovation) atau Aliansi Inovasi Penanggulangan Epidemi Penyakit Inovasi.

"Kita akan berikan dukungan penuh kepada organisasi tersebut," kata Shinzo Abe.

Selain itu, penggunaan Avigan yang diharapkan efektif sebagai agen terapi untuk coronavirus baru, untuk sekitar 80 negara, diumumkan bahwa mereka telah memutuskan untuk memberikan bantuan kepada negara-negara berkembang lebih dari 1,54 miliar dolar AS.

Baca: BREAKING NEWS: Dua Pencuri Spesialis Motor di Pasuruan Jatim Ditembak Mati

Shinzo Abe juga menyerukan persatuan, dengan mengatakan, "Penyakit menular tidak memiliki batas. Komunitas internasional akan menyatukan dan kita akan selamat dari krisis ini."

Salah satu anggota CEPI adalah dokter Jepang, Ichiro Kurane dari badan nasional penanggulangan penyakit menular Jepang.

CEPI didirikan Agustus 2016 di Davos oleh pemerintah Norwegia dan India, the Bill & Melinda Gates Foundation, the Wellcome Trust, dan oleh World Economic Forum.

CEPI merupakan koalisi pemerintah-swasta yang bertujuan untuk menggagalkan epidemi dengan mempercepat pengembangan vaksin dengan kantor pusat di Kantor pusat CEPI berada di Norwegia.

Sebuah stasion di Jepang dilewati kereta api Tsukuba Express Senin (4/5/2020) jam 12.00, sementara penumpang kosong.
Sebuah stasion di Jepang dilewati kereta api Tsukuba Express Senin (4/5/2020) jam 12.00, sementara penumpang kosong. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

CEPI bertujuan dan berencana untuk mengembangkan fase-fase awal vaksin tanpa mengetahui rincian bentuk infeksi yang akan muncul, mengurangi waktu pengembangan dan penyebaran awal, sambil memungkinkan vaksin secara progresif dirancang untuk meningkatkan efektivitasnya guna mengatasi epidemi tertentu.

Rencana tersebut termasuk persiapan menghadapi kemungkinan merebaknya wabah Demam Lassa, Demam Marburg, MERS, SARS, Virus Nipah, Demam Rift Valley, Chikungunya, dan lainnya.

Baca: Didi Kempot Meninggal, Via Vallen: Semalem Nonton Videonya Ngerasa Mas Didi Pucet, Gak Seperti Biasa

CEPI didanai oleh Wellcome Trust, Yayasan Bill dan Melinda Gates, Forum Ekonomi Dunia, pemerintah Norwegia, Jerman, Jepang dan India.

Selain itu, CEPI juga menerima investasi satu tahun dari pemerintah Australia, Belgia, dan Kanada.

Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: [email protected]

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved