Virus Corona
Ilmuwan Korea Selatan: Pasien yang Sembuh dari Corona Tidak Dapat Terinfeksi Kembali
Para ilmuwan yang berasal dari Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Korea Selatan mengatakan, tidak mungkin virus corona dapat menular kembali.
Namun, analisis genetik virus belum menemukan perubahan substansial, yang secara efektif akan menyamarkannya dari sistem kekebalan tubuh.
Terkait hal tersebut, beberapa negara merencanakan pengeluaran kartus imunitas, yang disebut juga paspor imunitas.
Paspor tersebut akan memungkinkan mereka yang telah sembuh dari virus corona (Covid-19) untuk kembali bekerja.

Baca: Pertama Sejak Februari, Tidak Ada Kasus Covid-19 Lokal di Korea Selatan
Wacana tersebut pun membuat khawatir para dokter yang telah memperingatkan terdapat banyak hal terkait kekebalan virus corona yang masih belum diketahui.
Wacana tersebut juga mendapat kritikan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui sebuah pernyataan di laman resminya, Jumat (24/4/2020) lalu.
"Beberapa pemerintahan telah menyarankan bahwa deteksi antibodi terhadap SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, dapat dijadikan sebagai dasar untuk 'paspor imunitas' atau sertifikat bebas risiko."
"Yang memungkinkan orang-orang bepergian atau kembali bekerja dengan asumsi bahwa mereka terlindungi dari terkena infeksi kembali," seperti tertera dalam laman WHO.
Pernyataan tersebut melanjutkan, saat ini tidak ada bukti mereka yang sudah sembuh dari virus corona dan memiliki antibodi terlindungi dari infeksi kedua.

Baca: BREAKING NEWS Tentara Korea Utara dan Korea Selatan Saling Keluarkan Tembakan di Zona Demiliterisasi
WHO menuturkan, saat ini tidak ada bukti yang cukup terkait efektivitas imunitas yang dimediasi oleh antibodi untuk menjamin keakuratan "paspor imunitas" atau "sertifikat bebas risiko".
Keduanya memungkinkan mereka untuk bepergian atau kembali bekerja berdasarkan asumsi mereka aman dari terkena infeksi kembali.
Orang-orang yang memiliki hal tersebut memiliki kemungkinan untuk abai terhadap panduan kesehatan masyarat dan meningkatkan risiko penyebaran lebih lanjut.
Oleh karena itu, dalam pembaruan pedomannya, WHO memperingatkan "tidak ada bukti bahwa orang yang telah pulih dari COVID-19, memiliki antibodi dilindungi dari infeksi kedua".
(Tribunnews.com/Maliana)