Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Ilmuwan Korea Selatan: Pasien yang Sembuh dari Corona Tidak Dapat Terinfeksi Kembali

Para ilmuwan yang berasal dari Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Korea Selatan mengatakan, tidak mungkin virus corona dapat menular kembali.

Penulis: Inza Maliana
Freepik
Efek Samping Klorokuin, Obat yang Disebut Efektif Atasi Virus Corona, Jangan Konsumsi Sembarangan! 

TRIBUNNEWS.COM - Para ilmuwan yang berasal dari Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Korea Selatan mengatakan, tidak mungkin virus corona dapat menular kembali kepada pasien yang sembuh.

Menurut mereka, adanya pasien corona yang sembuh dan terinfeksi virus kembali disebabkan kesalahan pengujian.

Untuk itu, para ilmuwan itu menyebut tidak mungkin virus Covid-19 dapat kembali aktif dalam tubuh manusia.

Dikutip Tribunnews dari Sky News, CDC Korea Selatan juga telah menemukan, hasil tes untuk pasien yang diduga kambuh adalah positif corona 'palsu'.

Sebab, menurut mereka, tes dengan hasil 'palsu' itu didasarkan tidak bisanya membedakan antara jejak hidup virus dan sisa sampel virus mati yang tidak berbahaya setelah pasien sembuh.

Anggota Pusat Lingkungan dan Kesehatan Warga Asia mengenakan masker yang menggambarkan coronavirus tampil selama kampanye tindakan dalam pencegahan terhadap coronavirus COVID-19, di Seoul pada Kamis (26 Maret 2020). Presiden AS Donald Trump telah meminta alat uji virus coronavirus baru dari Korea Selatan, Moon Jae-in mengatakan pada 25 Maret, ketika Washington mendorong untuk segera membuka kembali ekonomi terbesar di dunia itu. (AFP/YONHAP)
Anggota Pusat Lingkungan dan Kesehatan Warga Asia mengenakan masker yang menggambarkan coronavirus tampil selama kampanye tindakan dalam pencegahan terhadap coronavirus COVID-19, di Seoul pada Kamis (26 Maret 2020). Presiden AS Donald Trump telah meminta alat uji virus coronavirus baru dari Korea Selatan, Moon Jae-in mengatakan pada 25 Maret, ketika Washington mendorong untuk segera membuka kembali ekonomi terbesar di dunia itu. (AFP/YONHAP) (AFP/-)

Lebih lanjut, CDC menambahkan, virus corona tidak seperti virus lain (HIV atau cacar air).

Virus lain dapat menembus inti sel manusia dan tetap ada selama bertahun-tahun sebelum diaktifkan kembali.

Namun, virus corona tetap berada di luar inti sel-sel inang.

"Ini berarti itu tidak menyebabkan infeksi kronis atau kambuh," ujar Dr Oh Myoung-don, ketua komite CDC Korea Selatan.

Oleh karena itu, ia menegaskan ketidakmungkinan bagi pasien untuk kambuh.

"Di masa depan mungkin saja virus corona bermutasi dan menginfeksi orang yang sebelumnya mengatasinya, mirip dengan flu," tambahnya.

Baca: Korea Selatan Sukses Tangani Corona hingga Nol Kasus, Dilakukan Tanpa Lockdown

Wacana 'paspor imunitas'

Lebih dari 10.000 pasien yang terkonfirmasi di Korea Selatan, sebanyak 277 pasien diyakini terpapar untuk kedua kalinya.

Hal serupa juga dikabarkan, ditemukan di Cina dan Jepang.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa virus tersebut dapat bermutasi dengan sangat cepat sehingga orang tidak perlu kebal untuk menangkapnya lagi.

Namun, analisis genetik virus belum menemukan perubahan substansial, yang secara efektif akan menyamarkannya dari sistem kekebalan tubuh.

Terkait hal tersebut, beberapa negara merencanakan pengeluaran kartus imunitas, yang disebut juga paspor imunitas.

Paspor tersebut akan memungkinkan mereka yang telah sembuh dari virus corona (Covid-19) untuk kembali bekerja.

50.000  tes PCR dari Korea Selatan (Korsel) telah diterima oleh Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (19/4/2020).
50.000 tes PCR dari Korea Selatan (Korsel) telah diterima oleh Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (19/4/2020). (Dok. Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19)

Baca: Pertama Sejak Februari, Tidak Ada Kasus Covid-19 Lokal di Korea Selatan

Wacana tersebut pun membuat khawatir para dokter yang telah memperingatkan terdapat banyak hal terkait kekebalan virus corona yang masih belum diketahui.

Wacana tersebut juga mendapat kritikan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui sebuah pernyataan di laman resminya, Jumat (24/4/2020) lalu.

"Beberapa pemerintahan telah menyarankan bahwa deteksi antibodi terhadap SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, dapat dijadikan sebagai dasar untuk 'paspor imunitas' atau sertifikat bebas risiko."

"Yang memungkinkan orang-orang bepergian atau kembali bekerja dengan asumsi bahwa mereka terlindungi dari terkena infeksi kembali," seperti tertera dalam laman WHO.

Pernyataan tersebut melanjutkan, saat ini tidak ada bukti mereka yang sudah sembuh dari virus corona dan memiliki antibodi terlindungi dari infeksi kedua.

Efek Samping Klorokuin, Obat yang Disebut Efektif Atasi Virus Corona, Jangan Konsumsi Sembarangan!
Efek Samping Klorokuin, Obat yang Disebut Efektif Atasi Virus Corona, Jangan Konsumsi Sembarangan! (Freepik)

Baca: BREAKING NEWS Tentara Korea Utara dan Korea Selatan Saling Keluarkan Tembakan di Zona Demiliterisasi

WHO menuturkan, saat ini tidak ada bukti yang cukup terkait efektivitas imunitas yang dimediasi oleh antibodi untuk menjamin keakuratan "paspor imunitas" atau "sertifikat bebas risiko".

Keduanya memungkinkan mereka untuk bepergian atau kembali bekerja berdasarkan asumsi mereka aman dari terkena infeksi kembali.

Orang-orang yang memiliki hal tersebut memiliki kemungkinan untuk abai terhadap panduan kesehatan masyarat dan meningkatkan risiko penyebaran lebih lanjut.

Oleh karena itu, dalam pembaruan pedomannya, WHO memperingatkan "tidak ada bukti bahwa orang yang telah pulih dari COVID-19, memiliki antibodi dilindungi dari infeksi kedua".

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved