Virus Corona
Donald Trump Sebut AS Sudah Lewati Puncak Pandemi, Kini Bersiap akan Buka Kembali Amerika
Presiden AS, Donald Trump, mengatakan Amerika Serikat sudah melewati puncak pandemi virus corona atau Covid-19.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS, Donald Trump, mengatakan Amerika Serikat sudah melewati puncak pandemi Covid-19.
Dia memperkirakan AS akan kembali dibuka pada bulan ini.
Pada konferensi pers harian di Gedung Putih, Trump mengatakan aturan baru akan diumumkan Kamis (16/4/2020), setelah rapat dengan para gubernur negara bagian.
"Kita akan menjadi anak-anak yang akan kembali, kita semua," kata Trump, dikutip dari BBC.
"Kami ingin mengembalikan negara kami," tegasnya.
Baca: Jadi Sumber Donor Terbesar, Donald Trump Malah Memotong Dana untuk WHO, Tedros Adhanom Ungkap Kecewa
Baca: Donald Trump Setop Danai WHO, Menlu Jerman: Menyalahkan Pihak Lain Bukanlah Solusi
Trump sempat berselisih dengan para gubernur negara bagian terkait waktu ideal membuka kembali AS dan bisnis.
Namun dia sekarang sadar kekuasaannya terbatas pada mengeluarkan pedoman atau aturan.
Pemerintahan Trump sejatinya sudah merilis tanggal 1 Mei yang dirasa ideal untuk mencabut penutupan wilayah AS.
Trump mengatakan beberapa negara bagian mungkin bisa membuka wilayahnya lebih awal dari itu.
Namun beberapa pakar kesehatan dan sejumlah gubernur negara bagian memperingatkan agar tidak buru-buru membuka kembali perekonomian.
Pada Selasa lalu, Dr Anthony Fauci, pakar penyakit menular menganggap 1 Mei dirasa terlalu optimis untuk beberapa wilayah di AS.
Sebab sistem pengetesan dan pelacakan yang kuat masih diperlukan bila benar negara akan dibuka kembali.
Namun Trump menyangkal bahaya pencabutan penutupan wilayah secara cepat ini.
"Ada juga kematian yang terjadi saat menjaga penutupan (negara)," ujar Trump.

Dia mengutip masalah kesehatan mental dan mengatakan hotline bunuh diri mendapat banyak aduan ketika ekonomi membeku.
Sementara itu, membahas tingkat kasus dan kematian AS akhir-akhir ini, Trump menilai sudah melewati puncak pandemi.
"Data menunjukkan bahwa secara nasional, kami telah melewati puncak kasus baru," kata Trump kepada awak pers di Rose Garden, Rabu (15/4/2020).
"Semoga itu akan terus berlanjut, dan kami akan terus membuat kemajuan besar," imbuh dia.
Koordinator gugus tugas koronavirus Gedung Putih, Deborah Birx, mengatakan telah terjadi penurunan nasional dalam kasus harian baru dalam beberapa hari terakhir.
Saat disinggung penyebab AS memiliki jumlah kasus dan kematian yang sangat signifikan dibanding negara lain, Trump menilai sejumlah negara menutupi angka aslinya.
"Apakah ada yang benar-benar percaya jumlah beberapa negara ini?" katanya merujuk China.

Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah kasus infeksi dan kematian Covid-19 terbesar di dunia.
Menurut Worldometers pada Jumat (17/4/2020), AS sudah mencatat 677.570 infeksi, berbanding jauh dari urutan kedua terbanyak, Spanyol yakni 184.948.
Sedangkan angka mortalitasnya mencapai 34.617 dibandingka angka tertinggi kedua, Italia yakni 22.170.
Jumlah pasien sembuh di AS adalah 57.508.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan China harus menunjukkan transparansi penuh pada angka virus corona di sana.
Ini disampaikan Menlu itu selama panggilan telepon dengan Yang Jiechi, mitranya di Beijing.
Pompeo berulang kali menuduh Beijing menutupi skala wabah pada awal wabah di sana, yang kemudian dibantah China.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)